Episode 19 : Hadiah

Setelah kepergian Dokter tersebut, Bu Darno kembali ke kamar suaminya. Dia memandang tubuh sang suami yang masih tidak sadarkan diri.

"Ada apa denganmu, Pah?" isak Bu Darno, "Kenapa papah bisa sampai seperti ini?"

"Hiks ... Hiks ... Hiks!" tangis Bu Darno sedih.

to be continued ...

☄️☄️☄️☄️☄️

Rekomendasi novel yang sangat bagus untuk dibaca....

JUDUL : Istriku Berbeda

Bab 20

Hari ini ustadz Adnan dan istrinya yang bernama Amina, datang ke Rumah Sakit untuk menjenguk Nathan. Istri ustad Adnan adalah sahabat baik Michelle saat kuliah. Sesekali Michelle datang ke rumah Amina untuk meminta pencerahan kepada ustadz Adnan.

"Assalamualaikum?" sapa suami istri itu.

"Walaikum salam," jawab Michelle dan Nathan serentak.

"Kak Adnan, Amina. Akhirnya kalian datang!" Michelle memeluk sahabatnya bahagia. Lumayan lama juga mereka tidak bertemu.

"Aku sangat merindukanmu!" ucap Michelle tersenyum manis.

"Aku juga, Michie," jawab Amina, tidak kalah manisnya.

"Silahkan masuk!" ucap Michelle mempersilahkan masuk keduanya.

"Terima kasih banyak," jawab Amina dan suaminya.

"Apa kabar, Michie?" tanya Amina dengan sangat lembut.

"Alhamdulillah, aku baik. Kamu sendiri?" tanya Michelle, maniknya melirik ke arah perut Amina yang semakin membuncit. "Wah, Mustofa sebentar lagi akan memiliki adik! Ternyata kalian gas pol juga ya!" kekeh Michelle. Amina hanya tersipu malu. Musthofa adalah anak pertama mereka. Usianya baru satu tahun, tetapi bocah kecil itu akan segera memiliki adik.

"Ish, Kau ini!" pipi Amina memerah menahan malu, ia mencubit lengan Michelle karena sudah menggodanya.

"Ish, sakit!" pekiknya. Disambut tawa oleh semua orang.

"Alhamdulillah, kami diberikan anak lagi. Ini rezeki dari Allah," ucap Adnan. Seketika Michelle terdiam. Bohong jika dia tidak menginginkan anak. Dia sangat menginginkannya. Namun apalah daya, sampai sekarang dia belum dikaruniai anak. Amina mengerti kesedihan sahabatnya.

"Tidak apa-apa, jika Allah sudah percaya dengan kalian, pasti kalian akan segera mendapatkan momongan," tutur Amina.

"Amin," dijawab Michelle dengan penuh harapan.

"Ayo, silahkan duduk, Kak!"

"Terima kasih, Michie!"

Michelle mempersilahkan Ustadz Adnan duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur suaminya. Sedangkan para wanita keluar ruangan, meninggalkan para pria untuk mengobrol santai, Michelle mengajak Amina ke kantin RS.

"Bagaimana kondisi kamu, Nath?" tanya Adnan.

"Alhamdulillah baik, Ustadz," jawab Nathan. Adnan tersenyum manis.

"Jangan panggil ustadz. Anggap saja kita dua orang sahabat yang lama sudah saling mengenal," ujarnya, Nathan hanya tersenyum simpul.

"Supaya lebih akrab, panggil Kak Adnan saja. Seperti Michelle memanggilku," ucapnya terkekeh. Nathan juga ikut tersenyum.

"Baiklah, kalau itu maunya ustadz. Aku akan panggil ustadz dengan panggilan Kakak saja. Seperti Michie memanggil Kakak," ujarnya.

"Bagus, Aku suka. Kita jadi lebih akrab," gelaknya. Nathan hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Sebagai seorang teman, Bagaimana kalau kita berbincang hangat?" ucap Ustadz, membuat Nathan heran, "Maksud saya begini, Nath. Anggap saja kita adalah teman yang sangat akrab. Kamu berbicara dengan saya, mengobrol, sharing, berbagi beban, agar masalah kamu sedikit berkurang!" tawarnya.

Nathan menghela nafasnya panjang. Dia bingung haruskah dia bercerita kepada orang lain, atau hanya akan dia pendam saja. Dia bingung harus memulai dari mana. Dia terlalu malu untuk menceritakan aibnya. Namun, sikap Adnan yang bersahabat dan mudah akrab membuatnya nyaman.

Nathan menceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Sesekali dia menyeka air matanya dan menyesali semua perbuatannya. Adnan yang menjadi seorang pendengar yang baik, dia berusaha untuk membuat Nathan bersabar dan tabah menghadapi ujian.

"Allah sedang memberikan kamu peringatan lewat penyakit yang sekarang kamu derita, Nath. Alangkah baiknya kamu bertaubat dan meminta ampunan atas segala dosa dan kemaksiatan yang sudah kamu lakukan," tutur Adnan, "Dalam Surat Al Isra ayat 32, Allah SWT melarang kepada hamba-Nya melakukan perbuatan zina karena itu merupakan perbuatan yang keji yang dapat merusak kehormatan, hubungan rumah tangga dan dapat menyebabkan perbuatan buruk lainnya,"

"Ajaran agama Islam secara tegas melarang perbuatan dosa yang bernama zina. Sejumlah ayat maupun sabda Rasulullah SAW pun telah berulang kali mengingatkan hukuman dan ancaman zina bagi para pelakunya. Artinya: janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji." tutur Adnan dengan penuh penekanan.

Nathan yang mendengar penuturan Adnan, hatinya merasa terenyuh. Ada sesuatu yang bergejolak di dalam hatinya. Entah perasaan apa itu, Nathan tidak tahu.

"Apakah dosa Zina bisa dimaafkan, Kak?" tanya Nathan kepada Adnan.

"Tentu saja bisa. Asalkan Kau bersungguh-sungguh bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah. Insya Allah, Allah pasti memaafkanmu," tutur Adnan, "Semua orang punya kesempatan untuk kembali dan menjadi lebih baik. Maka akan saya tegaskan, Allah sangat mencintai para pelaku maksiat yang gemar bertaubat dibandingkan orang sholeh yang tidak pernah merasa bersalah," tandasnya.

Nathan menitikkan air matanya, pipi dan bajunya basah karena air mata. Entah kenapa apa yang disampaikan oleh Adnan, membuat tubuhnya bergetar hebat.

"Selama ini aku sudah berdosa. Aku bukan hanya berzina, aku juga sudah menyakiti hati istriku sendiri," isaknya, "Suami macam apa aku ini?"

"Hiks ... Hiks ... Hiks." Adnan bisa merasakan kesedihan pria didepannya.

"Sabarlah, Bro. Kamu harus bertaubat dan instrospeksi diri kamu sendiri. Berusahalah untuk berubah sebelum terlambat. Dekatkan dirimu kepada sang Pencipta. Mohon pengampunan atas kesalahan dan dosa yang sudah kamu lakukan. Hanya Allah tempat kita mengadu dengan segala keluh dan kesah hambanya!" tutur Adnan lagi.

"Terima kasih banyak, Kak. Kakak sudah bersedia mendengarkan segala keluh kesahku. Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat ini, Kak!" Adnan menepuk pundak Nathan agar dia bersabar dan bersyukur karena disituasinya sekarang ini, Michelle dengan ikhlas masih berada didekatnya.

Sudah lama juga mereka mengobrol dan saling berbincang. Hingga kedua perempuan cantik itu kembali.

"Mas, sudah sore banget. Ayo kita pulang, nanti Mustofa rewel!" ujar Amina. Adnan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata memang sudah sore. Mustofa kecil mereka titipkan dengan neneknya di rumah.

"Baiklah, Sayang," jawabnya, "Kami pulang dulu. Kalau ada kesempatan mainlah ke rumah sederhana kami,"

"Ah, Kak Adnan terlalu merendah. Oya, ini ada kue untuk si kecil Mustofa. Sampaikan salam ku untuk Mustofa dari Tantenya yang cantik," gelaknya. Semua orang di sana ikut tergelak.

"Terima kasih banyak, Michie. Jadi merepotkanmu," ucap Amina.

"Ah, tidak. Kami yang merepotkan kalian!" kekehnya.

"Apaan sih? Kami senang kok bisa kesini? Iya kan, Mas?"

"Iya, Sayang!" sahut Adnan, "Seorang muslim yang baik, jika ada muslim lainnya yang sedang sakit, alangkah baiknya jika kita menjenguknya. Hukum menjenguk orang sakit adalah sunnah. Seorang Muslim yang melakukannya akan mendapat pahala di sisi Allah Ta'ala karena menaati dan meneladani Nabi Muhammad SAW. Menjenguk orang sakit juga dapat menguatkan ukhuwah, persaudaraan, serta solidaritas sesama," tegasnya.

"Terimakasih banyak, Kak Adnan, Amina. Kalian memang saudara muslim yang baik," jawabnya.

"Baiklah, kami pulang dulu. Jika, ada kesempatan kami akan kesini lagi,"

"Baik, Kak. Terimakasih sekali lagi!"

Setelah berpamitan, suami istri itu pun keluar dari ruangan Nathan. Kini, hanya mereka berdua yang tersisa di kamar itu.

Nathan memanggil nama istrinya dengan lembut. Dia menggenggam tangan Michie dan mencium punggung tangannya. Dia terisak, air matanya membasahi punggung tangan istrinya.

"Kenapa, Mas?" tanya Michelle.

"Maafkan aku," isaknya.

"Sudahlah, Mas. Jangan berpikir macam-macam dulu. Kamu harus sembuh dulu, Mas. Kamu harus semangat dan yakin bahwa penyakit kamu bisa sembuh!" tutur istrinya.

"Maukah kamu membantuku?" tanya Nathan. Michelle terdiam sejenak, dia bingung harus menjawab apa.

"Aku tahu jawabannya. Pasti, kamu tidak mau. Apalagi setelah yang aku lakukan kepadamu. Aku memang tidak pantas mendapatkan wanita baik seperti kamu,"

"Apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan, Mas? Aku nggak ngerti!"

"Tapi, itu kenyataan Michie. Faktanya, aku memang sudah menorehkan luka terlalu dalam dihati kamu. Kamu berhak marah kepadaku. Kamu boleh memilih kebahagiaanmu !"

"Bukan, bukan itu, Mas," ucapnya.

"Lalu?"

"Jika memang kamu berubah. Dan menjadi suami yang bertanggung jawab dan imam yang baik untukku. Aku bersedia kembali denganmu, Mas!" ujarnya. Ada hawa segar yang menerpa perasaan Nathan. Ada rasa bahagia, terharu dan sedih.

"Benarkah? Jadi, kamu mau kembali kepadaku?" senangnya. Michelle menganggukkan kepalanya.

to be continued ....

Terpopuler

Comments

Syakila Salsa

Syakila Salsa

kok ngga nyambung yah sapa ni michelle

2023-01-11

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

novelnya keren👍👍

2022-07-11

1

Susilawati Rela

Susilawati Rela

tuh aki aki syok liat kuntilanak..😁😁😁

2022-07-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!