Nyai Suketi menaruh kartu domino itu di dalam kendil kecil, yang diberi sesaji serta dibakari kemenyan. Kembali Nyai Suketi membaca mantra, mulutnya nampak komat-kamit membaca sebuah mantra, tentunya dengan ritual-ritual khusus, hanya dia saja yang mengetahui bacaan mantranya. Ritual itu disebut dengan penggorengan media kartu. Selesai membaca mantra, Nyai tinggal menunggu tanah kuburan sebagai syarat selanjutnya. Kendil itu ditutup rapat dengan kain mori hingga ritual lainnya menyusul.
...Kendil adalah periuk kecil yang terbuat dari tanah dan digunakan untuk menyimpan. Ukuran kendil bervariasi sesuai dengan fungsinya. Wikipedia....
☄️☄️☄️☄️☄️
Darsih menapaki jalanan yang sepi, tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Dia berjalan menyisir tempat-tempat angker. Suara aneh terdengar, membuat bulu kuduknya berdiri. Kemudian, berganti dengan derap langkah yang berat. Membuat maniknya mengamati sekitar.
Darsih terus berjalan, menyusuri pepohonan yang rindang. Maniknya menangkap dengan jelas. Penampakan asap muncul dari pohon yang rindang disampingnya. Lalu, asap berubah menjadi makhluk kecil yang melompat dari tengah pepohonan yang sangat rindang, kemudian melompat lagi ke arah kepala, tiba-tiba menjadi makhluk besar berwarna putih.
Setelah menjadi sosok pocong yang sempurna, pocong tersebut terbang melayang tepat di atas kepala Kadarsih. Tubuh Kadarsih kembali bergetar hebat. Namun tekadnya sudah bulat, dia harus melawan rasa takutnya itu.
Darsih terus menatap ke arah makhluk itu, semakin Darsih menatapnya, bola mata makhluk itu terlihat seperti mau keluar, tidak ada alis ataupun daging kulitnya. Namun, Darsih membuang jauh rasa takut itu. Makhluk menyeramkan itu kembali masuk ke pepohonan.
Darsih kembali berjalan menuju area pemakaman. Sampai di depan makam, dia kembali diperlihatkan dengan makhluk-makhluk aneh yang lain. Namun dia tidak gentar sedikitpun. Rasa sakit hatinya sudah menutupi rasa ketakutannya sendiri.
Darsih berdiri tepat di tanah makam Mbah Jambrong. Ia mengambil sejumput tanah, yang kemudian ia bungkus dengan kain mori. Pandangannya beralih mengamati sekitarnya. Sangat sepi, itulah area pemakaman Mbah Jambrong. Tempat pemakaman ini dikeramatkan, karena memang pemakaman ini makam keramat.
Tidak mau berlama-lama di area pemakaman, Darsih memutar tubuhnya untuk bergegas pergi dari tempat itu. Dia berjalan menyusuri pemakaman, banyak hal-hal aneh yang terjadi. Tanah kuburan yang tiba-tiba mengeluarkan asap. Kemudian Ranting pohon yang bergerak sendiri, padahal tidak ada angin.
Dia melebarkan langkahnya, supaya bisa cepat sampai ke bilik Nyai. Ternyata masih ada cobaan yang harus dia hadapi. Dia bertemu sosok makhluk bertubuh tinggi, besar, kekar dan dipenuhi bulu lebat disekujur tubuhnya.
Makhluk itu berdiam diri di pohon besar yang rindang, teduh dan lembab yang gelap. Menatap tajam ke arah Darsih, dengan sorot mata memerah. Darsih melewati makhluk itu begitu saja. Darsih kembali menyusuri jalan, untuk kembali pulang.
Sampai di bilik Nyai Suketi. Darsih kembali memakai pakaiannya. Dia menyerahkan tanah kuburan itu kepada Nyai. Nyai kembali membaca mantra, dan meletakkan tanah tersebut di dalam kendil. Kendil tersebut ia tutup rapat dengan kain berwarna putih.
"Tunggulah sampai dua Minggu, kartunya bisa kau gunakan untuk memelet. Kau bisa memelet siapapun yang kau inginkan. Dan lelaki manapun yang terkena pelet mu, dia akan bertekuk lutut di hadapanmu. Bahkan, satu hari tidak bertemu denganmu. Dia seperti mayat hidup. Dia akan merasa gundah gulana tidak karuan," ucap Nyai tertawa terbahak-bahak.
"Terimakasih banyak, Nyai," ujarnya, "Dengan pelet ini, saya akan membalaskan sakit hati saya,"
☄️☄️☄️☄️☄️
Desa Sukorejo, sekarang mulai sepi jika malam menjelang. Pasalnya, mendengar desas-desus dari mulut ke mulut adanya penampakan hantunya Aminah dan Adrian tersebar luas. Dan berita itu terdengar sampai di telinga Wiranto.
"Mas, Aku jadi takut deh. Warga desa bilang, Arwah anak kamu gentayangan," ucap Mawar mendudukkan pantatnya disebelah sang suami.
"Hush, Jangan percaya! Mana ada hal seperti itu. Ini zamannya sudah canggih," sahut suaminya.
"Tapi, memang ada yang mengalaminya sendiri, Mas,"
"Mawar, Kau tidak perlu berfikir aneh-aneh. Sekarang buatkan Mas kopi! Mas terpaksa lembur nih!" ujarnya, sambil memperlihatkan pembukuan toko sembako di depan istrinya.
"Iya, aku buatkan dulu,"
Mawar melangkahkan kakinya ke dapur. Dia hendak membuatkan kopi untuk suaminya. Memanaskan air di panci kecil. Dan menuangkan bubuk kopi di cangkir berwarna putih.
Sembari menunggu airnya panas, dia duduk di dapur sambil memainkan ponsel pintarnya. Tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Mawar meraba tengkuknya, seperti ada yang meniupnya.
"Kok sepertinya ada yang meniup tengkuk aku?" gumam Mawar.
Ada suara anak kecil menangis di belakang rumah. Rasanya aneh jika malam-malam seperti ini ada anak menangis. Mawar berusaha untuk mengintip dari celah korden yang menutupi jendela dapur. Tidak ada seorangpun di sana. Hanya suara botol kosong, tertiup angin, dan menggelinding sendiri. Mawar pun kembali menutup korden tersebut.
Suara tangis seorang bocah kembali terdengar. Bahkan lebih keras dari tadi. Mawar kembali mengintipnya. Ada seorang anak kecil berdiri diluar rumah, dengan wajah hangus terbakar. Sorot matanya merah menyala. Menampakkan kemarahan.
Tubuh Mawar bergetar hebat. Kakinya tidak bisa ia gerakkan. Suaranya tercekat di tenggorokan, saat ingin memanggil suaminya.
"Kembalikan rumahku. Kembalikan rumahku," itu yang diucapkan makhluk itu.
"Se-se-setan," ucap Mawar berteriak. Dia terjatuh tidak sadarkan diri.
Wiranto mendengar teriakkan istrinya di dapur, dia langsung berlari menuju dapur. Ternyata istrinya pingsan. Dia berusaha untuk membangunkan istrinya. Dengan menepuk pelan pipi sang istri. Mawar terbangun mengerjapkan mata.
"Ada apa, Ma?" tanya Wiranto.
"Setan, Pah. Ada setan di rumah kita. Mama melihatnya sendiri, Pah," jawab Mawar. Menunjuk ke arah halaman belakang. Wiranto membuka pintu yang menghubungkan dapur dengan halaman belakang. Dia menyenteri setiap sudut halaman.
"Tidak ada apa-apa," batin Wiranto. Mengernyitkan alisnya. Dia kembali menutup pintu.
"Nggak ada apa-apa kok, Ma,"
"Tadi bener, Mama melihatnya sendiri, Pah. Mukanya serem banget. Hitam dan hangus terbakar, mengeluarkan asap dari tubuhnya. Matanya melotot ke arah Mama, Pah," terang Mawar.
"Sudah, sudah. Ini pasti Mama kelelahan. Ayo, kita tidur! Pekerjaan Papa juga sudah selesai," ajak suaminya. Wiranto memapah tubuh istrinya masuk ke kamar. Untung ke empat anaknya tidak terbangun saat mendengar teriakkan Mawar.
to be continued ....
***Note***:
...***Lintrik adalah sebuah ilmu pelet tua yang juga golongan pelet bukan kelas teri. Bahkan pelet lintrik dikategorikan sebagai satu pelet hitam yang amat ampuh untuk menundukkan target-nya. Apabila dipergunakan untuk perihal negatif, lintrik yang konon didapatkan dari kekuatan jin atau makhluk halus yang dimasukkan pada sarana pelet (biasanya media kartu Belanda atau biasa disebut domino) ketika sistem ritual berjalan bisa membawa dampak korban seperti mayat hidup kalau tidak bisa bersua bersama dengan orang yang memeletnya. Bahkan, sering membawa dampak korbannya merasakan sakit yang tak tertahankan pada kepalanya. Siang kedinginan dan kalau malam akan kepanasan***....
... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
neng ade
udh mulai sereemmm.. .. merinding baca nya ..
2023-04-19
0
Indah Maya Sari
visualx bikinn kaget thoor.. 😱
2022-08-16
0
Rose_Ni
yaelah thor,gak usah dikasih visualnya ngapa?kaget
2022-08-07
0