Episode 16 : Penghinaan Asih

Asih datang ke rumah ayahnya untuk meminta uang. Karena sudah tiga bulan lamanya, sang suami tidak bekerja. Dia bingung karena tidak memiliki uang sama sekali.

"Ayah? Ayah?" teriak Asih.

"Datang-datang kok pakai teriak sih? Apakah kamu tidak bisa memelankan nada suaramu?" tanya Darsih. Asih menatapnya sinis.

"Dimana ayahku?" ketus Asih.

"Ada, dikamar," jawab Darsih. Asih hendak menerobos masuk ke dalam. Tapi, Kadarsih melarangnya.

"Jangan bertindak kurang ajar ya! Ini adalah kamarku. Jika kau mau menemui ayahmu, Tunggu disini!" bentak Darsih. Darsih masuk ke kamarnya. Dan membacakan mantra-mantra. Seketika suaminya terbangun, dia keluar dari kamar. Darsih menggandeng tangan suaminya dengan mesra.

"Ada apa kamu kesini, Sih?" tanya Rokhim.

"Yah, Aku butuh uang. Sudah tiga bulan Mas Indra tidak bekerja. Pinjami Asih uang, Yah!" mohon Asih.

"Enak saja kamu minta uang. Sudah sering banget kamu dan suami pemalasmu itu meminjam uang dari ayah. Tapi, tidak sepeserpun kalian mengembalikannya!" marah Rokhim.

"Tapi, Yah. Kali ini saja. Asih janji jika Asih ada uang, Asih akan kembalikan!" ujarnya lagi.

"Sekali ayah bilang tidak, tidak!" ketus Rokhim membuat Asih terlonjak kaget. Sebelumnya, Rokhim tidak pernah sedikitpun menolak permintaan anaknya. Namun, setelah wanita itu datang kehidupan ayahnya ada sesuatu yang beda dari sang ayah.

"Ini pasti gara-gara wanita murahan ini. Kamu kan yang melarang ayah agar tidak memberikan uang kepadaku!" teriak Asih dengan melototkan matanya.

"Asih! Jangan keterlaluan kamu!" bentak Rokhim.

"Dasar wanita murahan. Aku tahu, kau menikah dengan ayahku karena harta kan? Kau hanyalah wanita miskin, tapi sekarang derajatmu sudah naik! Dan sekarang kau semakin besar kepala!" umpat Asih.

"Asih, hentikan tuduhan yang tidak benar itu!" teriak Rokhim.

"Tidak, Ayah. Itu memang benar. Wanita murahan ini sudah mencuci otak ayah. Dasar kau wanita murahan. Wanita miskin. Wanita tidak tahu diri!"

PLAKK ...

Sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi mulus Asih. Rasanya sangat panas dan perih. Dengan deraian air mata, Asih pergi meninggalkan rumah ayahnya. Darsih mengulas senyum di bibir manisnya.

"Bang, sekarang Abang tidur lagi ya! Tidak usah memikirkan anak durhaka itu!" Rokhim mengangguk patuh.

Darsih memasuki ruangan gelap berukuran 9x9 meter. Hanya Darsih yang boleh memasukinya. Suaminya saja, ia larang untuk masuk.

Darsih duduk bersila, di depan cinglo dengan membakar kemenyan. Mulutnya tidak berhenti komat-kamit membaca mantra. Matanya menatap tajam seraya melafalkan mantra-mantra yang ia pelajari dari Nyai Suketi.

HUSH ....

Gumpalan asap putih keluar dari cinglo, berputar seperti angin tornado di atas kepala Darsih, dengan delikkan matanya, asap itu keluar dari ruangan, dengan sendirinya membuka pintu, dan keluar entah kemana.

☄️☄️☄️☄️☄️

Asih berjalan sambil menangis. Dia tidak berhenti mengumpat wanita itu. Hatinya begitu dongkol dan jengkel, mendengar sang ayah terus membelanya.

WUSHHH ...

Saat sedang berjalan, tiba-tiba ada angin yang berhembus kencang. Angin itu membuat tubuh kurus Asih terhuyung. Dia mengamati keadaan sekitar. Tiba-tiba bulu kuduknya berdiri.

Gumpalan asap menghampirinya. Menggumpal semakin besar, dan berubah menjadi seseorang bertubuh besar, tinggi, kekar, hitam, dan sangat menyeramkan. Suara Asih tercekat, suaranya tidak keluar dari tenggorokannya. Kakinya tidak bisa digerakkan. Seakan-akan memang dia tidak diperbolehkan pergi dari tempat itu.

Makhluk menyeramkan itu menatapnya dengan tajam. Dia mendekat ke arahnya. Semakin mendekat. Cucuran keringat dingin membasahi tubuh Asih. Dia tidak kuat, dan akhirnya jatuh tidak sadarkan diri.

***Keesokkan Paginya***

Suaminya sedang tidak sehat. Terpaksa Darsih yang harus mengurus semua kontrakan milik suaminya. Dia sudah memanggil Dokter untuk memeriksakan keadaan sang suami.

Setelah meminum obat dari Dokter, Rokhim tertidur pulas. Darsih menyelimutinya dengan selimut tebal. Dia merasa tidak tega melihat sang suami sakit seperti itu. Dia teringat ucapan sang guru. Bahwa, setiap pria yang menidurinya, semua energi akan disedot habis oleh dirinya. Pria tersebut akan lemas, seperti orang sakit. Padahal kata Dokter tidak ada penyakit di tubuh suaminya.

Darsih keluar kamar, saat seseorang datang dan mengetuk pintu rumahnya. Darsih membukakan pintu itu, dan melihat Mirna dan Gito berdiri di depan pintu rumahnya.

"Mana Ayah?" ketus Mirna.

"Ayah kamu sedang tidak enak badan. Dia sedang beristirahat. Ada apa?" tanya Darsih.

"Aku hanya ingin menyampaikan, kalau Mba Asih sakit. Badannya demam, dan suaminya sudah tiga bulan tidak bekerja. Dan dia tidak bisa membawanya ke RS, karena tidak memiliki biaya," jelas Mirna.

"Oh, masalah uang. Iya, sudah. Pakai uangku dulu. Kamu tunggu disini!" Darsih masuk ke dalam, dan mengambil amplop coklat berisi uang.

"Berikan kepada suami Asih. Bawa Asih ke RS!" suruh Darsih.

"Terimakasih," jawabnya singkat. Kemudian mereka meninggalkan rumah begitu saja. Darsih tersenyum simpul.

"Makanya, jangan menghina seseorang. Orang miskin sepertiku juga punya hati dan perasaan!" monolognya sendiri.

Siang ini Darsih berencana akan mengantar seseorang untuk melihat kontrakan. Suaminya tidak bisa mengantarkannya, jadi, Darsih sendiri yang harus turun tangan. Terpaksa dia harus menyuruh orang untuk menjaga suaminya yang sedang sakit.

Namanya Fuad, seorang pemuda berusia 17 tahun. Anak dari tetangganya. Jarak rumah Fuad, dengan rumahnya sekitar sepuluh meter saja. Jadi, tidak terlalu jauh. Dengan imbalan uang, akhirnya Fuad bersedia menjaga Rokhim di rumah.

Selagi Darsih pergi, Fuad duduk di teras sambil bermain ponsel pintarnya. Dia asyik bermain game online. Tiba-tiba tenggorokannya terasa kering. Fuad pun memutuskan untuk masuk ke dalam, mengambil air minum.

Saat sedang mengambil air di kulkas. Rungunya mendengar suara-suara aneh di rumah itu. Terkadang suara orang berdehem, terus suara orang cekikikan, berubah lagi suara orang menangis.

Fuad yang memiliki jiwa penasaran tinggi. Dia berusaha untuk mencari sumber suara. Pertama dia melongok kan kepalanya di kamar milik juragan Rokhim. Tidak ada yang aneh. Batin Fuad.

Rokhim tertidur pulas dengan suara dengkuran yang halus. Fuad pun menutup kembali pintu kamar Juragan Rokhim. Suara aneh kembali terdengar, saat pintu sebuah kamar di ujung lorong rumah besar itu bergerak sendiri. Fuad mendekati kamar tersebut. Dengan perlahan dia menempelkan telinganya dipintu. Daun pintu kembali bergerak, kali ini gerakannya semakin cepat.

"Hello, Apakah ada orang di dalam?" teriak Fuad. Namun tidak terdengar jawaban dari dalam.

Daun pintu kembali bergerak, bahkan lebih cepat lagi. Karena rasa penasaran yang tinggi, Fuad pun mengambil kursi. Dia naik kursi itu, hendak mengintip dari fentilasi jendela. Ada koran bekas yang menutupi fentilasi jendela tersebut. Dia sedikit melubanginya untuk mengintip dari celah itu. Dan ...

BRAKK ..

BRUKK ...

Fuad turun dari kursi itu. Dia lari sangat kencang meninggalkan rumah juragan Rokhim. Takut, itulah sekarang yang dia rasakan. Tubuhnya bergetar hebat, sangat hebat.

to be continued ...

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

jika udh ada yg ngintip ke kamar itu berarti udh ada yg melanggar ya thor .. pasti penghuni kamar nya marah dan Fuad dlm bahaya

2023-04-19

0

Susilawati Rela

Susilawati Rela

Lat apaan si itu ?... 🤔

2022-07-07

1

🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

ngapa thor dia liet apah it

2022-07-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!