Episode 18 : Bertemu di Gubuk Kayu

Berbeda dengan Pak Darno. Hawa panas menjalari seluruh tubuhnya. Hatinya sangat gelisah dan tidak tenang. Pikirannya tertuju pada sebuah nama, yang selalu diingatnya, yang selalu ada dipikiran. Nama Darsih sudah memenuhi rongga otak, hati dan pikiran. Dia tidak bisa memejamkan mata. Darno pun mendial nomor perempuan cantik itu untuk bertemu di sebuah tempat.

TRING ...

Notifikasi pesan masuk diponselnya. Terbitlah senyum mengembang di bibir pria itu. Darno bergegas mengganti pakaiannya. Dia ingin menemui seseorang yang sangat ia rindukan.

Darno mengendarai motornya dikegelapan malam. Dia menyusuri jalanan yang sepi. Melewati perkebunan dan persawahan. Berhenti di sebuah gubuk kayu ditengah sawah.

Darno duduk menunggu kedatangan seseorang. Dia menyulut rokok, dia hisap dalam-dalam. Dan mengeluarkan lewat hidung. Satu bungkus rokok ia habiskan dalam sekejap mata.

Seorang wanita bergaun merah datang, dengan memakai selendang sebagai penutup di kepalanya. Dia tersenyum sangat manis ke arah Darno. Dan menyapanya dengan ramah. Pria itu menyambutnya tidak kalah ramah.

"Harusnya tadi aku menjemputmu!" ucap Darno.

"Tidak usah, Pak. Jika Pak Darno menjemput saya ke rumah, saya takut para tetangga ada yang melihat. Saya tidak enak, mereka bisa salah paham nanti,"

"Biarkan saja mereka. Tidak usah mendengarkan kata-kata orang," sahut Darno.

"Memangnya ada apa, Bapak menyuruh saya datang ke sini?" tanya Darsih.

"Saya merindukanmu, Sih!" ucap Darno.

"Ih, bapak bisa saja!" Darsih mencubit pelan perut pria itu.

"Masuk, yuk! Kita berbincang-bincang di dalam!" ajak Darno.

"Tapi, Bagaimana kalau ada orang yang melihat kita, Pak? Mereka bisa salah paham!"

"Nggak ada. Percaya sama saya!" Darno menggamit tangan Darsih masuk ke dalam.

Sebuah Gubuk dengan ukuran 7x9 meter. Di ruangan itu terdapat kasur busa, disampingnya ada lemari kecil yang terbuat dari kayu. Dan satu kamar mandi dengan ukuran yang minimalis.

Darsih duduk ditepi kasur busa yang tergeletak di lantai. Hati Darno berbunga -bunga. Dia sangat bahagia bisa melihat Darsih kembali. Darno pun langsung duduk di samping wanita berparas ayu itu. Seketika tercium aroma melati dari tubuh Darsih. Membuat Darno mabuk kepayang.

"Kamu cantik sekali, Darsih!" bisiknya tepat ditelinga Darsih. Darsih kegelian dengan kumis tipis Darno yang menempel di pipinya. Dia pun mendorong tubuh pria itu dengan perlahan.

"Pak Darno bisa saja,"

"Jangan panggil, Pak. Panggil aku, Mas!" pinta Darno.

"Ehm, Baiklah, Mas. Aku panggil Mas," gelaknya.

"Aku mencintaimu, Sih!" bisiknya lagi.

"Kenapa Mas mencintaiku?"

"Karena kau sangat cantik. Aku tidak pernah bisa melupakan kecantikan wajahmu!" jawab Darno.

"Apakah cuma kecantikan yang bisa membuatmu jatuh cinta kepada ku?"

"Oh, tentu tidak. Semua yang ada padamu, aku sangat menyukainya!" jawab Darno. Darsih tersenyum lebar.

"Darsih malam ini, Apakah aku boleh memilikimu?" tanya Darno pelan. Darsih nampak berfikir. Kemudian dia menganggukkan kepalanya. Seperti mendapat mainan baru, Darno berloncat- loncat seperti anak kecil. Membuat Darsih terkekeh geli.

Darno kembali duduk di samping Kadarsih. Dia menyibakkan rambut hitam Kadarsih, dan mencium tengkuknya. Tentu saja Darsih menggelinjang kegelian. Dia menikmati setiap sentuhan-sentuhan pria itu. Tidak ada penolakan dari Kadarsih, membuat Darno melakukan hal yang lebih gila. Dia menciumi bibir merah milik Darsih. Menyesap hingga dalam. Tangan nakalnya tidak berhenti menyentuh dan menggerayangi tubuh molek, putih, dan beraroma melati.

Darno semakin menyesap dan langsung menindih wanita cantik itu. Dia ingin segera menuntaskan semua hasratnya yang terpendam selama ini. Dia ingin mengulangi dan menikmati tubuh wanita di depannya.

"Lepaskan dulu pakaiannya, Mas!" pinta Darsih dengan penuh daya pikat.

Mendengar ucapan Darsih, Darno langsung melucuti semua pakaian yang menempel di tubuh. Sekarang dia sudah tidak memakai apa-apa. Senjatanya berdiri tegak, sudah siap untuk memakan mangsa. Saat hendak menindih tubuh Kadarsih, tiba-tiba ada angin besar datang, dan lampu mati. Semuanya menjadi gelap.

"Darsih?" panggil Darno.

"Darsih, Sayang?" panggilnya lagi. Terdengar suara wanita terkekeh geli.

"Darsih? Itukah kau?" panggilnya lagi.

"Sayang, Kemarilah! Jangan bercanda!" ucap Darno.

Suara perempuan itu malah terkekeh keras. Darno berusaha meraih ponselnya yang terselip di saku celana, suara itu semakin dekat ditelinganya. Dia sudah menemukan ponselnya, dan menekan tombol senter. Betapa terkejutnya Darno, Darsih berdiri di depannya, dengan posisi tubuh memunggungi. Dari arah belakang, Darno memegang pundak kadarsih.

"Darsih, jangan takut! Sebentar lagi lampu pasti menyala," ujarnya. Darno penasaran, karena tidak ada sahutan dari Darsih. Dia pun membalikkan tubuh Darsih agar menghadap ke arahnya.

"Se-se-setan!" teriak Darno. Wajah cantik itu berubah menjadi menyeramkan dengan mata melotot tajam dan suara kekehan yang memekikkan telinga.

"Kun-kun-kuntilanak!" teriak Darno. Kakinya tidak bisa digerakkan. Suara cekikikan itu semakin keras. Makhluk itu semakin mendekatinya. Dan akhirnya, Darno pingsan tidak sadarkan diri.

☄️☄️☄️☄️☄️

Keesokkan paginya, tubuh Pak Darno ditemukan warga di area pemakaman angker dengan tubuh telanjang. Warga pria membantu menutupi tubuh Pak Darno. Dan enam pria membopong tubuh Pak Darno untuk dibawa pulang. Pak RT juga membantu membawakan semua pakaian pria itu.

Dari bangun pagi, Bu Darno masih belum menemukan suaminya. Dia sangat cemas dan gelisah. Dia hanya berjalan mondar-mandir menunggu kedatangan sang suami di depan teras. Namun yang ia dapati, sekumpulan para pria membopong tubuh seseorang menuju rumahnya. Dan Pak RT dengan tergesa-gesa menghampirinya.

"Siapa itu, Pak RT?" tanya Bu Darno penasaran.

"Ini, Bu Darno. Kami menemukan Pak Darno di makam dalam keadaan pingsan," sahut Pak RT.

"Kok bisa, Pak RT?"

"Saya nggak tahu. Saya berusaha untuk membangunkannya, tapi, Pak Darno tidak bangun juga. Namun nafasnya masih ada, Bu. Dan saya yakin kalau Pak Darno hanya pingsan!" ucap Pak RT.

"Ayo bawa masuk!" suruh Bu Darno pada pria-pria itu.

Bu Darno berusaha untuk membangunkan suaminya. Namun tak kunjung bangun juga. Hingga tubuh suaminya dipindahkan ke kasur, Pak Darno masih belum bangun juga. Pak RT menyarankan agar Bu Darno memeriksakan kondisi suaminya ke Dokter.

Satu jam setelah diperiksa oleh Dokter. Dokter nampak mengernyitkan alisnya. Pasalnya dia tidak menemukan gejala yang aneh ditubuh pasiennya.

"Sebentar lagi mungkin bangun, Bu! Ibu sabar saja," tutur Dokter.

"Bagaimana kalau suami saya tidak bangun, Dok?"

"Ibu langsung bawa ke Rumah Sakit," ujarnya, "Tapi sejauh ini, Saya tidak menemukan hal aneh ditubuh suami ibu!"

"Aneh sekali, Dok!"

"Itulah sebabnya saya bingung. Ini adalah kasus yang langka bagi saya!" ucap Dokter tersebut.

"Lalu, Saya harus bagaimana, Dok?"

"Kalau dalam waktu dua puluh empat jam tidak bangun juga, bawa suami ibu ke Rumah Sakit!" suruh Dokter.

"Baiklah, Dok,"

"Kalau begitu saya permisi dulu!"

"Terimakasih banyak ya, Dok!" Dokter menganggukkan kepalanya. Bu Darno mengantarkan Dokter sampai depan pintu.

Setelah kepergian Dokter tersebut, Bu Darno kembali ke kamar suaminya. Dia memandang tubuh sang suami yang masih tidak sadarkan diri.

"Ada apa denganmu, Pah?" isak Bu Darno, "Kenapa papah bisa sampai seperti ini?"

"Hiks ... Hiks ... Hiks!" tangis Bu Darno sedih.

to be continued...

Terpopuler

Comments

akbr

akbr

dan mulai berjatuhan korban

2022-12-10

0

Peni Setyowati

Peni Setyowati

korban pertama...org pling d benci darsih

2022-09-25

0

Neni Anggraini

Neni Anggraini

tumbal dpt satu....

2022-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!