Episode 14 : Penakluk Hati

Di rumah barunya Kadarsih bisa beristirahat dengan nyaman. Rumah yang sekarang ia tempati, jauh dari pemukiman warga. Jadi, dia bisa menjalankan rencananya yang sudah ia susun rapi di otak.

Darsih berdiri di depan cermin. Ia mematut dirinya, dan menyentuh wajahnya sendiri. Seulas senyum terukir di bibir manisnya. Dia sangat mengagumi kecantikannya yang sekarang.

Darsih mengeluarkan sebuah bungkusan plastik yang ia bawa dari rumah Nyai. Sebuah kendil beserta isinya ia taruh di meja. Ia keluarkan isi kendil itu. Terbitlah senyum kebencian dibibir manisnya.

"Aku tahu siapa korban pertamaku," gumamnya sendiri.

☄️☄️☄️☄️☄️

Tok ... Tok ... Tok

"Juragan Rokhim?"

"Eh, Neng Darsih. Selamat pagi!"sapanya.

"Pagi, Juragan. Ada apa pagi-pagi Juragan kesini?" tanya Darsih agak kaget dengan kedatangan Juragan Rokhim ke rumahnya.

"Saya membelikan Neng Darsih sarapan pagi. Ayo kita sarapan bersama!" ajaknya.

"Jadi merepotkan, Juragan,"

"Tidak. Sama sekali tidak. Ayo di makan sebelum dingin. Bubur ayam ini adalah bubur ayam terenak di desa ini!"

"Benarkah?"

"Tentu. Ayo makanlah!" Rokhim menyodorkan bubur ayam di depan Darsih. Mereka pun menikmati sarapannya dengan lahap.

"Enak nggak bubur ayamnya?"

"Enak, Juragan," sahutnya.

"Setiap hari aku akan membawakan mu bubur ayam seperti ini,"

"Aduh, Jangan setiap hari juga dong, Juragan. Nanti saya bisa bosan," gelak Darsih.

"Neng Darsih bisa saja?" tawa juragan Rokhim.

"Kemana istri, Juragan?" tanya Darsih disela makannya.

"Ehm, Istri saya sudah meninggal," jawabnya.

"Lah, anak-anak, Juragan?"

"Mereka sudah memiliki keluarga sendiri. Dan Aku sendirian di rumah," jawabnya.

"Jadi, Juragan seorang duda?"

"Iya. Jika kamu mau menjadi istriku juga aku nggak nolak kok!" kekehnya.

"Juragan bisa saja!"

"Kalau kamu sendiri?" Rokhim balik bertanya.

"Saya seorang janda, Juragan,"

"Oh," jawab Rokhim ber'oh ria, "Apakah kau punya anak?"

"Punya. Tapi, mereka sudah meninggal," jawab Darsih sedih.

"Jangan bersedih. Kan ada Aku,"

"Terimakasih banyak, Juragan,"

"Bagaimana mereka meninggal? Apakah karena sakit?" Darsih sedikit terhenyak.

"Iya, sudah. Kamu pasti sedih. Aku nggak akan bertanya lagi,"

"Ngomong-ngomong jangan panggil Juragan dong. Panggil saja Mas atau Abang gitu! Biar terdengar enak gitu ditelinga," kekeh Rokhim.

"Baiklah. Darsih panggil Abang saja ya!"

"Itu jauh lebih baik," jawabnya sangat senang.

"Oya, Bang. Apakah Abang tahu dimana saya bisa mendapatkan pekerjaan dikampung ini?"

"Kamu mau kerja?"

"He'em,"

"Kenapa harus kerja? Kamu kan cantik, nggak perlulah kerja!"

"Ih, Abang ini! Saya membutuhkan uang untuk menghidupi diri saya. Jika nggak kerja, saya dapat uang darimana?"

"Itu gampang. Kawin saja dengan Abang!" goda Rokhim, "Semua kebutuhanmu akan Abang cukupi!"

"Abang suka ngaco!" gelak Darsih.

"Saya serius, Darsih!" Darsih terhenyak dengan penawaran yang diberikan oleh Juragan Rokhim.

"Jika aku menikah dengannya. Dengan mudah aku memasuki perkampungan itu. Aku akan membersihkan namaku lewat juragan Rokhim," batin Darsih dengan mengulas senyum.

Satu Minggu sudah berlalu. Hubungan antara Kadarsih dan Juragan Rokhim semakin dekat dan mesra. Dan itu sedang menjadi buah bibir warga desa Sukasari. Apalagi Juragan Rokhim yang sering menginap di rumah Darsih, membuat perbincangan hangat dikalangan ibu-ibu.

Perbincangan hangat itu sampai ditelinga Asih, anak pertama Rokhim. Duda anak itu memiliki tiga orang anak. Dua anak perempuan, dan satu anak laki-laki. Anak pertama bernama Asih. Anak kedua bernama Mirna, dan anak laki-lakinya bernama Gito. Mereka semua sudah menikah dan memiliki rumah sendiri-sendiri.

Rencananya Rokhim mengumpulkan ke-tiga anaknya untuk memperkenalkan mereka dengan Darsih. Rokhim ingin mengutarakan maksudnya kepada ke-tiga anaknya, bahwa Ia ingin segera menikahi Darsih. Asih yang sudah mengetahui hubungan terlarang ayahnya, merasa tidak senang jika sang ayah akan menikahi wanita itu. Apalagi wanita yang akan dinikahinya seumuran dengan dirinya.

"Pokoknya Asih nggak setuju kalau ayah menikah lagi! Titik!" ucap Asih.

"Kamu nggak bisa melarang ayah, Sih! Ini adalah hidup ayah!"

"Okey. Jika memang itu hidup Ayah. Tapi, Tolong dong, Yah. Cari yang seumuran dengan Ayah! Masa Ayah akan menikahi wanita yang seumuran dengan Asih!" marah Asih.

"Lho memangnya kenapa jika Ayah menikah dengan wanita yang seumuran dengan kamu? Toh ini hidup ayah! Pokoknya tidak ada yang bisa melarang Ayah!" ucap Rokhim kepada ketiga anaknya. Mirna dan Gito hanya bisa menelan ludah tanpa berkata apa-apa.

"Malu dong, Yah. Apa kata orang nanti?"

"Lho, Memangnya Ayah minta makan kepada mereka? Kenapa kamu harus ngurusin omongan orang sih?" kesal Rokhim.

"Terserahlah, Ayahlah!"

Satu jam kemudian, Darsih datang ke rumah Rokhim. Rokhim menyambut kedatangan Darsih dengan kebahagiaan. Berbeda dengan anak-anak Rokhim sendiri. Mereka nampak tidak senang dengan kedatangan wanita berparas cantik itu.

"Selamat datang!"

"Terimakasih, Bang!"

"Ayo, Silahkan masuk!" ajak Rokhim kepada Darsih. Darsih menggamit lengan Rokhim tanpa rasa sungkan.

"Asih, Mirna, Gito. Perkenalkan ini calon ibu kalian. Namanya Darsih!"

Darsih mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan ke-tiga anak Rokhim. Raut muka mereka nampak tidak bersahabat. Namun Darsih tidak perduli. Bagi Darsih menaklukkan Rokhim, itu sudah cukup baginya.

"Silahkan duduk!"

"Terimakasih, Bang!"

"Bukankah kamu janda yang diusir dari desa Sukarejo?" tanya Asih.

"Asih, jaga bicaramu!" marah Rokhim.

"Ah, tidak apa-apa, Bang. Biar aku jawab!" ucap Darsih dengan lembut.

"Iya, aku seorang janda. Dan aku tidak terusir. Aku difitnah dan mereka mengusirku," ujarnya.

"Ah, itu sama saja!"

"Asih, bisakah kau lebih sopan dengan calon ibumu?" kesal Rokhim.

"Memangnya kenapa?"

"Sudah, Bang. Tidak apa-apa. Pelan-pelan Asih pasti akan menerimaku, Bang," tutur Darsih dengan lembut.

"Dasar munafik!" cebik Asih.

"Mulutmu sangat pedas! Aku bisa membuat suamimu bertekuk lutut di depanku. Tapi, tidak akan aku lakukan, sebelum niatku terlaksana!" batin Darsih.

to be continued ....

Ayo dong kasih Author suntikan semangat dengan like, favorit, rate bintang lima, komentar, bunga, vote dan kopi. Siapa yang memberikan dukungan paling banyak, nanti ada giveaway lho ....

Siap-siap deg-degan ........

Kalau begitu, Yuk, buruan Author tunggu dengan like, rate bintang, bunga dan kopinya .......

Kasih dukungan paling banyak ada giveaway lho.... siap-siap!!!!!!!!

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

KADARSIH ( Pelet Pengasihan Lintrik)

Terpopuler

Comments

Murni Banty

Murni Banty

sangat menarik alurnya

2023-06-01

0

Patrish

Patrish

ini Othor kenapa ya... nulis kaya' gini..apa kena pelet juga🤔🤔🤔🤔🤔

2023-02-05

0

Yuli

Yuli

amju terus pantang mundur darsih.. sikat abis 🤣🤣🤣

2023-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!