Pembicaraan 2 sohib

Ghina menghempaskan dirinya di ranjangnya, menatap langit-langit...

Om Edward tahu gak kalau saya sering memandangmu dari kejauhan kalau ada acara keluarga, kadang saya suka berkhayal bisa menjadi istrimu Om. Tapi itu hanya khayalan saja, tidak berharap menjadi kenyataan. Karena saya tahu, wanita yang selalu ada di sampingmu. Dan sadar saya hanyalah anak kecil yang tidak pantas menjadi istrimu Om.

Siang ini pertama kalinya Om ajak saya ke resto. Om tahukah hatiku berdebar, apalagi berduaan dan puas menatap wajah tampan Om tanpa bersembunyi lagi.

Tapi sungguh sayang, saya kecewa atas kejujuran Om. Semoga pernikahan Om dan mbak Kiren dapat restu dari Opa.

Ghina mulai tertidur setelah memikirkan kejadian tadi siang di resto.

“Pah, sebaiknya kita jangan memaksakan Ghina untuk menikah dengan Edward,” rajuk Mama Sarah.

“Papa sudah terlanjur janji dengan Om Thalib, menyerahkan Ghina sebagai menantu mereka.”

“Papa kan tahu, Ghina akan terluka dengan pernikahan dia nanti. Akan dimadu oleh Edward tanpa sepengetahuan kita dan orang tuanya.”

“Ghina akan mampu menghadapinya Mah.” bujuk Papa Zakaria, walau sebenarnya hatinya meragu.

“Awas jangan sampai terjadi apa-apa dengan Ghina, Papa harus bertanggung jawab!” ketus Mama Sarah kecewa dengan pendirian suaminya.

Papa Zakaria terdiam.

.

.

Pagi di hari Senin ...

Ghina sudah rapi dengan seragam SMU, begitu juga dengan adiknya Rio yang masih duduk di bangku SMP.

“Sarapan dulu Ghina sebelum berangkat,” titah Mama Sarah.

Buru-buru Ghina mengambil beberapa lembar roti dan mengolesinya dengan selai kacang kesukaan dia.

“Mam ... berangkat dulu ya,” ucap Ghina sambil memakan sarapannya.

“Ya, hati-hati di jalan.”

.

.

Semenjak Ghina selesai ujian nasional, sekolahnya agak santai. Hanya mengumpulkan beberapa tugas yang belum selesai, lalu tinggal ngobrol-ngobrol dengan temannya di kelas sambil menunggu waktu pulang sekolah.

“Ghin ... muka loe dari tadi ditekuk aja?” tanya Rika.

“Gue lagi bete.”

“Bete kenapa?”

“Gue dijodohi sama bokap, mau dikawinin ama saudaranya.”

“Wah bokap loe serasa tinggal di jaman dahulu aja, pakai di jodohin segala anaknya!”

“Kalau di jodohi sama saudara bokap loe, berarti calon laki loe udah tuir dong,” goda Rika.

“Siake loe, ya belum tua-tua banget sih, baru umur 33 tahun kayaknya.”

“Wah itu sama aja tuir, kawin sama om-om!”

“Aahhh percuma gue curhat sama loe.”

“Sorry jangan ngambek dulu. Trus loe terima gak perjodohannya?”

“Justru itu Rika, bokap gue kemarin terima lamarannya. Dan sebulan lagi gue akan dinikahkan. Gila gak tuh!”

“Waduh, secepat itu!”

“Hem ..., ” gumam Ghina.

“Dan yang lebih gilanya lagi, calon laki gue bakal menikahi kekasihnya juga.”

“Apaaaa!” Kedua bola mata Rika hampir keluar.

Ghina pun lanjut menceritakan semua kejadian di resto.

“Ghina, gue sarani loe kabur ke mana kek, biar tidak jadi menikah. Secara usia kayak kita masih muda, dan kita tidak tinggal di kampung. Kita nih tinggal di ibukota.”

“Duh tumben sohib gue bijak banget.”

“Ah jadi serba salah.” Rika menggaruk kepalanya.

“Gue juga bingung, kalau gue kabur. Bingung mau pergi ke mana, lagi pula gue masih sayang sama bokap nyokap gue.”

“Berdoa aja deh Ghin, semoga ada jalan keluarnya. Dah sekarang mending kita jajan ke kantin.” ajak Rika.

“Yuklah!”

Ghina dan Rika bergandengan tangan jalan menuju kantin sekolahnya.

Drett ... Drett ...

Ponsel Ghina yang berada di dalam kantong roknya berdering.

Drett ... Drett

Dirogohnya ponsel dari kantong, “siapa sih yang telepon, gak tahu lagi jam sekolah,” gerutu Ghina sambil melihat layar di ponselnya.

“Kok gak dijawab teleponnya?” tanya Rika.

“Gak kenal nomornya, paling orang nyasar.” Ghina kembali menyantap basonya.

Derrt ... Derrt

Ponselnya kembali berdering dengan nomor yang sama, bukannya dijawab teleponnya justru di matikan ponselnya.

“Nah beres, gak ada yang ganggu gue makan baso.” kembali dia menyuap baksonya.

“Siapa tahu penting tuh telepon.”

“Ya ... kalau penting, tuh orang bakal sms atau wa Rik,” jawab santai Ghina sambil menikmati basonya.

.

.

KRING ... KRING ... KRING

Suara bel sekolah tanda pulang sudah berbunyi. Siswa Siswi mulai berhamburan keluar dari kelas menuju gerbang sekolah.

“Ghina, beneran gak mau bareng pulang ama gue?” tanya Rika.

“Iya ... gue naik angkot aja,” jawab Ghina.

“Ya udah gue duluan ya, mobil jemputan gue udah datang. Bye ... sampai ketemu besok bestie ... muaach,” ucap Rika sambil kecup jauh.

“Bye bye my bestie ... muach,” jawab Ghina balas kecup jauh.

Ghina lanjut melangkahkan kakinya menuju halte dekat sekolahnya.

TIIN ... TIIN

Suara klakson membuat Ghina terkaget, sampai terhenti langkahnya. Melihat mobil mewah yang berhenti dibelakangnya.

Lelaki muda dengan berjas rapi keluar dari pintu pengemudi. “Permisi Non Ghina, silakan masuk sudah ditunggu Tuan Besar!” ujar pria tersebut.

“Bapak kok tahu nama saya? Tuan Besar siapa?” Ghina masih tanda tanya. Melihat pria tersebut membukakan pintu mobil bagian tengah.

Karena tidak ada jawaban juga, Ghina mengacuhkan permintaan pria tersebut, malah kembali berjalan menuju halte.

“GHINA ...!” Suara bariton pria tampan sedikit berteriak. Ghina menghentikan langkah kakinya, mendengar namanya di panggil, lalu membalikkan badannya.

“Om Edward!!” seru Ghina masih bengong ditempatnya.

Buat apa Om Edward ke sekolah ? Kok bisa tahu gue sekolah di sini/

Edward terlihat melangkah ke arah Ghina, sedangkan gadis itu pelan-pelan berjalan mundur lalu berbalik badan ... kemudian berlari.

Buru-buru Ghina berlari, ditengoknya sebentar ke belakang ternyata Edward ikut berlari mengejarnya.

Melihat ada angkot yang berhenti di halte, Ghina langsung masuk tanpa melihat jurusannya kemana.

“Bang cepetan jalan mobilnya, ada orang jahat kejar saya!” pinta Ghina masih ngos-ngosan kepada sopir angkot.

“Mana neng, orang jahatnya?” tanya sopir angkot ikutan melongok keluar jendela.

“Tuh Bang, orangnya sudah mau mendekat ..!” Ghina menunjuk Edward yang mulai mendekat.

Sopir angkot langsung tancap gas, dan Edward tidak bisa menyusulnya.

“SIALAN ... pakai kabur!” gerutu Edward dengan napas yang ngos-ngosan.

“Makasih banyak ya Bang,” ucap Ghina.

“Sama-sama Neng.”

Ghina juga sedikit lega, ternyata angkot yang dia tumpangi menuju rumahnya.

Akhirnya Ghina sampai dengan selamat sampai rumah, tanpa harus bertemu dengan Om Edward.

“Assalamualaikum,” sapa Ghina saat masuk ke dalam rumahnya.

“Waalaikumsalam, loh kok kamu udah pulang Nak?” tanya Mama Sarah.

“Lah kan memang pulang jam segini mah,” jawab Ghina, sedikit aneh dengar pertanyaan mamanya.

“Tadi papa telepon mama katanya kamu pulang terlambat karena mau diajak makan siang sama Edward dan jemput kamu di sekolah,” jelasnya Mama Sarah.

“Gak ada yang jemput Ghina kok di sekolah. Ah paling itu alasan Om Edward aja mam, padahal makan siang bareng mbak Kiren,” jawab asal Ghina.

“Dah ... Ghina mau ganti baju dulu, habis itu mau bikin pesanan kue buat Bu Tayo,” Ghina menuju kamarnya.

.

.

bersambung

Jangan lupa supportnya Kakak Readers, biar tambah semangat. Terima kasih 😘

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

ghina harus cari cara jgn nikah sama Edward

2024-04-15

1

Elsa Hetty Sidabutar

Elsa Hetty Sidabutar

duh si gina..... gemesin

2024-04-22

0

🍁Angela❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angela❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

hhhhhh 😅😅 pinter juga

2024-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Lamaran yang tak terduga
2 Makan Siang
3 Pembicaraan 2 sohib
4 Tamu di rumah dan di sekolah
5 Datang lagi ke sekolah
6 Mansion Thalib
7 Makan Malam
8 Buat apa datang?
9 Pindah ke Mall lain
10 Wanita berkebaya
11 Karena wajah cantik!
12 Memilih pergi ...
13 Pergi dari rumah
14 Masih kabur......
15 Ditemukan
16 Kelamaan berendem
17 Malu
18 Dicariin ...
19 Kabur lagi....
20 Kembali ke rumah
21 Memajukan tanggal pernikahan
22 Pemotretan
23 Ghina Shock
24 Foto Prawedding
25 Terpaksa atau dipaksa ?
26 Berkata jujur
27 Wanita Penari
28 Menuju Hari H
29 Pernikahan
30 Tergoda
31 Sarapan Pagi
32 Welcome to the jungle
33 Perkara telepon
34 Kabar gembira
35 Me Time
36 Suasana pengantin baru
37 Malam Pertama
38 Mulai pertengkaran
39 Pertengkaran Hebat
40 Uang nafkah
41 Terluka
42 Rumah sakit
43 Siuman
44 Menantang Om Edward
45 Takkan berhenti menantang ...
46 Opa dan Oma tahu!
47 Om Edward VS Dokter Irvan
48 Hati yang memanas
49 Kepergok
50 Rahasia Kiren
51 Bunga Tulip
52 Kesempatan ...
53 Pernyataan Suka
54 Pelayan
55 Beli Handphone
56 Awal keributan
57 Melawannya
58 Bercerita tentang rasa
59 Akan menjemput Ghina
60 Mencari yang belum pergi
61 Menemukan Ghina
62 Kedatangan Opa Thalib dan Oma Ratna
63 Mimpi Buruk
64 Dia benar-benar pergi
65 Hati yang hancur
66 Hanya tinggal kenangan
67 Sarapan Pagi
68 Datang ke rumah sakit
69 Jangan coba lawan Ghina
70 Mengejarnya
71 Telepon
72 Persiapan
73 It's hard to say goodbye
74 Gadis Kecil
75 Welcome Yogyakarta
76 Berkunjung ke kampus
77 Rahasia mulai terkuak
78 Menahan emosi
79 Secangkir kopi
80 Hatimu Hatiku
81 Datang ke mansion utama....
82 Histeris
83 Nasehat Ferdi
84 Mencari bukti
85 Rumah Ghina
86 Rumah Ghina
87 Memohon
88 Surat!!!
89 Mulai usaha
90 Edward VS Kiren
91 Talak
92 Terluka
93 Henti Jantung
94 Kritis
95 Mengabari
96 Bukalah matamu
97 Aku mendengarmu
98 Bangunnya Singa Betina
99 Detak jantung berhenti
100 Berpisah
101 Hidup harus tetap berjalan
102 Calon bidadari surga
103 Makan malam bersama
104 Benci
105 Pembicaraan antara Ibu dan Anak
106 Toko Kue Gina's
107 Tak ingin bercerai
108 Pacar Mbak Ghina
109 Bertemu kembali
110 Masalah Laporan
111 Bertemu untuk bertengkar
112 Rapat Manajer
113 Ghina istri Edward
114 Perhatian Edward
115 Ungkapan hati
116 Di gerebek
117 Menolak permintaan Opa
118 Antar Ghina pulang
119 Merawat Ghina - 1
120 Merawat Ghina - 2
121 Merawat Ghina - 3
122 Aku takut
123 Kabar Pak Bowo dan Bu Sari
124 Kisah Buket Bunga Tulip
125 Pagi yang manis...
126 Kabar mengejutkan
127 Kejutan dari Opa Thalib
128 Test DNA
129 Sayang/Baby/Honey
130 Masalah tidur
131 Kedatangan Rafael
132 Akibat ciuman
133 Minta maaf
134 Membuka lembaran baru
135 Minta restu Papa Zakaria
136 Merestui
137 Akad Nikah
138 Bicara dari hati ke hati
139 Kenalan sama si Jon
140 Ada yang datang
141 Akibat kedatangan Rafael
142 Saling memaafkan
143 Cemburu
144 OM OM
145 Bahagia itu sederhana
146 Hubby
147 Mencintai suamiku
148 Berkunjung ke toko kue Gina's
149 Ketika sensasi itu datang
150 Malam pertama
151 Masih malam pertama
152 Mandi
153 Bantuin Istri
154 Mencari pengganti
155 Pacaran
156 Nonton di bioskop
157 Double Date
158 Menagih janji
159 Bikin anak
160 Dapat kabar
161 Berpisah dengan sahabat
162 Selamat Tinggal Kota Yogyakarta
163 Selamat datang di Jakarta
164 Pindah mansion
165 Promo Novel Kekasih Taruhan Tuan Bangsawan
166 Aroma bawang goreng
167 Kado untuk Oma Ratna dan Opa Thalib
168 Perkara rujak
169 Cilok
170 Feeling Istri
171 Kejutan indah
172 Menuju lahiran
173 Welcome Baby Twin
174 Intermezzo
175 Intermezzo : Dijual Ayahku Dibeli Bosku
176 NOVEL FORGETTING YOU
177 Info novel terbaru : Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh
178 Info Novel Terbaru : Salahkah Aku Mencintaimu?
179 Info Novel : Sahabatku, Penggoda Suamiku
180 Info novel terbaru Mommy Ghina
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Lamaran yang tak terduga
2
Makan Siang
3
Pembicaraan 2 sohib
4
Tamu di rumah dan di sekolah
5
Datang lagi ke sekolah
6
Mansion Thalib
7
Makan Malam
8
Buat apa datang?
9
Pindah ke Mall lain
10
Wanita berkebaya
11
Karena wajah cantik!
12
Memilih pergi ...
13
Pergi dari rumah
14
Masih kabur......
15
Ditemukan
16
Kelamaan berendem
17
Malu
18
Dicariin ...
19
Kabur lagi....
20
Kembali ke rumah
21
Memajukan tanggal pernikahan
22
Pemotretan
23
Ghina Shock
24
Foto Prawedding
25
Terpaksa atau dipaksa ?
26
Berkata jujur
27
Wanita Penari
28
Menuju Hari H
29
Pernikahan
30
Tergoda
31
Sarapan Pagi
32
Welcome to the jungle
33
Perkara telepon
34
Kabar gembira
35
Me Time
36
Suasana pengantin baru
37
Malam Pertama
38
Mulai pertengkaran
39
Pertengkaran Hebat
40
Uang nafkah
41
Terluka
42
Rumah sakit
43
Siuman
44
Menantang Om Edward
45
Takkan berhenti menantang ...
46
Opa dan Oma tahu!
47
Om Edward VS Dokter Irvan
48
Hati yang memanas
49
Kepergok
50
Rahasia Kiren
51
Bunga Tulip
52
Kesempatan ...
53
Pernyataan Suka
54
Pelayan
55
Beli Handphone
56
Awal keributan
57
Melawannya
58
Bercerita tentang rasa
59
Akan menjemput Ghina
60
Mencari yang belum pergi
61
Menemukan Ghina
62
Kedatangan Opa Thalib dan Oma Ratna
63
Mimpi Buruk
64
Dia benar-benar pergi
65
Hati yang hancur
66
Hanya tinggal kenangan
67
Sarapan Pagi
68
Datang ke rumah sakit
69
Jangan coba lawan Ghina
70
Mengejarnya
71
Telepon
72
Persiapan
73
It's hard to say goodbye
74
Gadis Kecil
75
Welcome Yogyakarta
76
Berkunjung ke kampus
77
Rahasia mulai terkuak
78
Menahan emosi
79
Secangkir kopi
80
Hatimu Hatiku
81
Datang ke mansion utama....
82
Histeris
83
Nasehat Ferdi
84
Mencari bukti
85
Rumah Ghina
86
Rumah Ghina
87
Memohon
88
Surat!!!
89
Mulai usaha
90
Edward VS Kiren
91
Talak
92
Terluka
93
Henti Jantung
94
Kritis
95
Mengabari
96
Bukalah matamu
97
Aku mendengarmu
98
Bangunnya Singa Betina
99
Detak jantung berhenti
100
Berpisah
101
Hidup harus tetap berjalan
102
Calon bidadari surga
103
Makan malam bersama
104
Benci
105
Pembicaraan antara Ibu dan Anak
106
Toko Kue Gina's
107
Tak ingin bercerai
108
Pacar Mbak Ghina
109
Bertemu kembali
110
Masalah Laporan
111
Bertemu untuk bertengkar
112
Rapat Manajer
113
Ghina istri Edward
114
Perhatian Edward
115
Ungkapan hati
116
Di gerebek
117
Menolak permintaan Opa
118
Antar Ghina pulang
119
Merawat Ghina - 1
120
Merawat Ghina - 2
121
Merawat Ghina - 3
122
Aku takut
123
Kabar Pak Bowo dan Bu Sari
124
Kisah Buket Bunga Tulip
125
Pagi yang manis...
126
Kabar mengejutkan
127
Kejutan dari Opa Thalib
128
Test DNA
129
Sayang/Baby/Honey
130
Masalah tidur
131
Kedatangan Rafael
132
Akibat ciuman
133
Minta maaf
134
Membuka lembaran baru
135
Minta restu Papa Zakaria
136
Merestui
137
Akad Nikah
138
Bicara dari hati ke hati
139
Kenalan sama si Jon
140
Ada yang datang
141
Akibat kedatangan Rafael
142
Saling memaafkan
143
Cemburu
144
OM OM
145
Bahagia itu sederhana
146
Hubby
147
Mencintai suamiku
148
Berkunjung ke toko kue Gina's
149
Ketika sensasi itu datang
150
Malam pertama
151
Masih malam pertama
152
Mandi
153
Bantuin Istri
154
Mencari pengganti
155
Pacaran
156
Nonton di bioskop
157
Double Date
158
Menagih janji
159
Bikin anak
160
Dapat kabar
161
Berpisah dengan sahabat
162
Selamat Tinggal Kota Yogyakarta
163
Selamat datang di Jakarta
164
Pindah mansion
165
Promo Novel Kekasih Taruhan Tuan Bangsawan
166
Aroma bawang goreng
167
Kado untuk Oma Ratna dan Opa Thalib
168
Perkara rujak
169
Cilok
170
Feeling Istri
171
Kejutan indah
172
Menuju lahiran
173
Welcome Baby Twin
174
Intermezzo
175
Intermezzo : Dijual Ayahku Dibeli Bosku
176
NOVEL FORGETTING YOU
177
Info novel terbaru : Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh
178
Info Novel Terbaru : Salahkah Aku Mencintaimu?
179
Info Novel : Sahabatku, Penggoda Suamiku
180
Info novel terbaru Mommy Ghina

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!