Disebuah gedung perkantoran
"Bu, tamunya sudah datang ! " Kata seorang Sekretaris kepada atasannya.
"Suruh masuk !" Perintah seorang wanita muda yang sedang membolak balik sebuah film di meja kerjanya. Wanita muda itu yang tak lain adalah seorang Presdir di Perusahaan tersebut .
"Tok ...tok "
"Permisi Bu Kamila ." Suara lembut seorang wanita terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan itu.
"Eh... Asha ,masuk Sha ." Ucap wanita yang bernama Kamila." Ayo... silakan duduk. " Lanjutnya sambil berjalan menuju sofa.
Tamu yang bernama Asha duduk di sofa yang berseberangan dengan Kamila.
" Maaf Bu Kamila saya mengganggu, tapi saya tadi janjinya sama Kak Rey.Saya tidak tau kalau ini kantornya Bu Kamila.
" Panggil Kamila saja Sha, jangan formal begitu. " Ucap Kamila lembut.
"Panggil Mbak aja kalau begitu, tidak sopan rasanya. " Jawab Asha.
"Ya udah terserah kamu aja. Asha sebenarnya yang jawab pesan kamu itu aku, bukan Rey.Karena...maaf, Rey tidak mau menjawabnya. " Ungkap Kamila dengan wajah tak tega.
Mendengar pernyataan Kamila ,hati Asha terasa di tusuk ribuan jarum. Dia hanya menahan sesak di dadanya sambil meremas kesepuluh jemarinya .
"Sekali lagi maaf Asha ,aku tidak ada maksud apa apa tapi itulah kenyataannya. Aku sudah mengingatkan Rey tapi dia malah marah sama aku. " Kamila menjelaskan dengan lembut.
"Tidak apa apa Mbak ,tapi apa alasannya. Aku ingin bertemu dengan Kak Rey,Mbak.Tolong bantu aku ..." Ucap Asha lirih memohon dengan mata berkaca kaca.
" Sebenarnya aku ingin membantu mu, cuma aku takut dengan mertua kita Sha. Semua ini ada sangkut pautnya dengan Mama Moni ." Ucap Kamila.
"Tapi aku ingin penjelasan dari Kak Rey ,sudah dua bulan sejak kalian menikah Kak Rey tidak pernah datang. Setidaknya menemui Resha , kondisinya semakin memburuk , Mbak. " Butiran bening itu sudah pecah di pipi Asha.
Kamila melirik jam tangannya, ada kegelisahan tersiar di wajah cantik itu. Kemudian dia menarik napas dalam sebelum berkata.
" Sha, bagaimana kalau aku aja yang kasi kamu uang untuk berobat Resha,karena..."Ucapannya terhenti seperti tidak yakin.
"Kenapa Mbak ?"
"Karena kalau kamu terima uang dari Rey artinya kamu harus siap kehilangan Resha untuk selamanya. " Ucap Kamila meneruskan perkataannya.
"Apa maksud Mbak !! " Ucap Asha sedikit membentak.
"Tenang Sha ,bukan aku tapi Rey dan keluarganya. Dengarkan aku Sha... aku sebenarnya kasihan padamu. Pernikahan kami adalah pernikahan bisnis walaupun aku memang mencintai Rey.Tapi aku masih punya nurani, tidak mungkin aku merebut seorang suami dari istrinya. " Ungkap Kamila memelas.
Sementara Asha hanya bisa menangis tersedu sambil menekan dadanya yang sesak.
"Sekarang begini aja Sha, aku tidak mau dituduh bohong. Rey akan ke sini sebentar lagi untuk makan siang ,kamu bisa dengar sendiri nanti. Tapi kamu tidak boleh muncul dihadapkan Rey .Kalau mereka sampai tahu kalau kamu sudah mengetahui kebenarannya, aku yakin mereka akan bertindak cepat. "
"Bagaimana , kamu mau membuktikan omongan ku ?" Tanya Kamila yang tidak sabar melihat kebungkaman Asha.
"Baiklah Mbak. " ucap Asha pasrah.
"Ini minumlah dulu ." Ucap Kamila sambil menyodorkan segelas air putih yang baru saja diambilnya.
Asha mengambilnya dan langsung meminumnya. Air matanya masih saja turun apalagi mengingat anak semata wayangnya yang akan direbut darinya.
Saat ini yang bisa Asha lakukan adalah mengikuti alur yang ada. Dia ingin tahu kebenarannya dari mulut Rey. Supaya dia tahu apa langkah yang harus diambilnya nanti.
" Sekarang masuklah keruangan itu, jangan keluar walau apapun yang kamu dengar dan yang kamu lihat.Kalau Rey tahu kamu di sini aku tidak bisa menolong kamu lagi. Kamu pahamkan maksudku.? "
Asha hanya mengangguk tanda mengiyakan, sambil berjalan kerah pintu yang ditunjuk oleh Kamila. Setelah masuk dan menutup pintu ruangan itu, barulah Asha sadar ternyata ruangan itu seperti ruang pribadi yang dipasangi kaca satu arah. Bisa melihat keluar tapi tidak bisa melihat kedalam.
Tidak beberapa lama muncullah sosok yang sangat Asha rindukan. Laki laki pertama yang mengajarkannya tentang cinta. Yang selalu berkata manis dan selalu memperlakukannya penuh kasih sayang.
Tapi jalan hidupnya sedang bermain main saat ini. Takdir sedang mengujinya begitu berat. Saat ini Asha kehilangan pegangannya. Dan kini hanya menunggu satu pukulan lagi maka Asha benar benar terhempas ke dasar tergelap dalam hidupnya.
Rindu yang teramat dalam menuntun kakinya ke arah pintu, namun sejenak terhenti ketika Asha melihat pemandangan menyakitkan di depannya.
Rey datang sambil merentangkan tangannya ke arah Kamila yang berlari kecil masuk kepelukan Rey.
"Sibuk sekali istriku ini sampai dia tidak melihat suaminya datang. " Ucap Rey yang jelas terdengar dari dalam ruangan tempat Asha berdiri.
Entah teknologi apa yang ada di ruangan ini, Asha tidak tahu dan tidak memikirkannya .Yang pasti semua percakapan di luar sana dapat didengar oleh Asha.
Air mata itu bak hujan yang tak terbendung. Asha membekap mulutnya menahan isakannya. Tubuh yang gemetaran itu luruh ke lantai karena tidak mampu lagi menahan diri.
"Sayang, maaf aku tidak melihat kamu datang. " Kamila berkata dengan suara lembut dan manja.
"Ayo kita makan ini udah waktunya kamu istirahat, Sugar ." Ucap Rey yang sedang melingkarkan tangannya di pinggang Kamila sambil mengecup bibirnya.
Wow...Sugar ! panggilan yang sangat manis. Tapi tidak untuk Asha setiap kata yang diucapkan Rey seperti peluru menembus dadanya.
"Kita makan disini aja ya, kerjaan ku banyak. Aku sudah pesan kok, sebentar lagi pasti datang. " Rengek Kamila manja.
Akhirnya Rey dan Kamila melangkah dan duduk di sofa sambil berpelukan. Asha terus menatap Rey dengan air mata . Sampai seseorang masuk membawa makan siang mereka.
Adegan mesra kedua insan itu tidak berhenti walaupun sambil menikmati makanannya .Saling suap menyuapkan, hingga mereka saling ******* bibir seperti orang yang kehausan.
Asha yang tidak kuat lagi hanya bisa terisak dan membenamkan kepalanya kelututnya.Tergugu seorang diri dalam keadaan rapuh .
Selesai makan Kamila mengemas sisa makan mereka dan membersihkan meja dengan cekatan lalu memberikan segelas jus jeruk kepada Rey. Dan mereka kembali duduk di sofa sambil berangkulan.
"Sayang, kamu tidak mau pulang ke rumah Asha? " Ucap Kamila memulai pembicaraan. Seketika Asha mengangkat kepalanya.
"Enggak, kenapa. Kamu bosan pada ku ? "Tanya Rey balik.
"Bukan begitu sayang, walau bagaimana pun dia tetap masih istrimu , kan ?"
"Kalau kamu sudah membuat ku puas, untuk apalagi aku ke sana " Ucap Rey sambil membelai pipi Kamila mesra.
"Apa kamu tidak merindukannya ? "
"Tidak Sugar ,malah aku tidak ingat lagi padanya sejak kamu ada disisiku. Kamu seperti air yang datang disaat aku kehausan. Dan aku tidak butuh yang lainnya." Rey yang berkata tidak menyadari ada hati yang tercabik di balik dinding kaca.
Asha tidak sanggup menahan ratapannya. Suara yang begitu menyayat hati bagi yang bisa mendengarnya. Tapi sayangnya ruangan itu kedap suara. Hanya Asha yang tahu betapa dahsyat tangisannya.
Dan di luar sana terlihat tangan Rey sudah tidak bisa dikondisikan lagi .Menyentuh tempat yang kini jadi favoritnya. Asha menatap nanar dengan sakit tak berperi.
"Sayang, kita di kantor ." Ucap Kamila menahan tangan Rey berpetualang.
"Tidak apa apa Sugar ,aku tak bisa menahan kalau sudah di dekatmu. Ini yang tidak aku rasakan ketika dengan Asha. Kamu seperti candu Sugar. Aku tidak bisa berhenti. " Rey sudah berhasil membuka blazer Kamila menyisakan Tank top yang memperlihatkan perut ratanya .
"Sebentar aku tutup pintu dulu. " Kamila berjalan kearah meja, meraih remot dan kembali ke sofa. Rey langsung menarik Kamila duduk dipangkuannya dengan posisi mengangkang.
"Sayang, kamu tidak ada puasnya ya " Ucap Kamila yang sudah setengah polos. Dan hanya di balas gelengan oleh Rey karena mulutnya penuh dengan mainan favoritnya.
"Kalau tau begini ngapain kamu dulu menolak ku. "
Seketika Rey menghentikan mulutnya tapi tidak tangannya.
"Karena aku terpikat kembang perawan. " jawabnya asal.
"Enak dong perawan. " Ucap Kamila pura pura sewot.
"Enaknya cuma sekali coblos, setelah itu biasa aja. Malahan kamu lebih enak , semakin hari tambah enak. Aku selalu puas dengan mu bisa berkali kali dan rasanya mau lagi dan lagi. Kenapa kamu bisa senikmat itu ...mhm ?" Rey tak henti memuja dan terus menjelajah.
"Aku perawatan sayang, tubuhku ini mahal karena selalu di servis berkala, tau " Kamila berkata sambil menikmati sentuhan Rey yang memabukan.
Jangan di tanya kondisi Asha sekarang ,tak hanya mata yang panas, hati dan telinganya sudah terbakar.
Tidak terdengar lagi percakapan yang ada hanya des***n dan rac***n dari mulut mereka berdua. Tidak ada lagi pakaian yang melekat di tubuh keduanya. Saling menyentuh dan saling memuaskan sehingga benar benar menyatu satu sama lain.
Asha meremas dan memukul dadanya ,berharap bisa mengurangi sesak yang menghimpit. Air mata yang menganak sungai sudah membengkakkan matanya.
Entah sudah berapa lama Asha meratapi nasibnya di balik dinding kaca itu. Dan tersadar ketika kedua insan yang asik bercinta tadi sudah rapi kembali. Sepertinya baru selesai mandi. Dan kini mereka kembali duduk di sofa yang penuh dengan keringat percintaan itu.
"Sayang aku jadi ingat anak mu, ayo kita temui pasti dia merindukan mu sekarang. "
"Aku tidak mau ketemu ibunya ,nanti dia merengek aku malas meladeninya."
"Tapi dia lagi sakit sayang. Siapa tau mereka butuh uang untuk berobat. "
" Aku ada transfer kok walau tidak banyak. Kamukan tau kalau Mama masih membekukan semua kartu ku sampai kamu hamil. "
"Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan anakmu. "
"Aku ingin membawanya bersama ku, aku sudah bicarakan dengan Mama. "
"Terus ibunya... ?
"Akan aku hempaskan saja, yang aku butuhkan saat ini hanya kamu dan Resha ,Sugar. " Rey bicara sambil mengusap pipi hingga bibir Kamila yang sedang tersenyum manis pada Rey.
"Apa kamu tega, Sayang. Dia wanita baik dan cantik lagi. "
"Baik ,tapi membuat aku miskin buat apa. Kamu tidak tau bagaimana rasanya tidak punya uang. Aku terbiasa memakai mobil mewah harus mengendarai sepeda motor. Tinggal di rumah sederhana tanpa fasilitas yang cukup. " Rey menjeda sambil mengingat dua tahun bersama Asha.
"Bercinta saja harus menahan diri biar tidak kedengaran mertua. "
"Ha.. ha... ha.. " Tiba tiba di Kamila tertawa terbahak. " Aduh kasiannya ." Ucapnya sambil membelai wajah Rey . Rey hanya membalas dengan wajah pura pura kesal.
"Tapi Asha itu cantik kamu enggak sayang membuangnya. " Kamila terus memancing Rey.
"Cantikkan kamu Sugar. Dilihat dari mana saja menang kamu. Bagian depan kamu padat dan besar apalagi belakangnya, bulat menggiurkan Baby... " Rey lalu melihat bibir lembut Kamila.
"Ish kamu ini sayang, selalu aja mesum.
"Itu kenyataan Sugar ,aku tak pernah sepuas ini dengannya.Walaupun cantik tapi tidak pandai merawat diri dan menyenangkan suami buat apa. "
"Apa dia mau melepaskan kamu dan anakmu, Yang ?"
"Dia tinggal pilih mau anaknya mati atau menyerahkannya pada ku. Dengan uang semua gampang. Nanti kita kasi Asha uang pasti dia tidak menolaknya. Apalagi ibunya enggak bakalan nolak. " Ucap Rey penuh percaya diri.
Setelah puas berbicara akhirnya Rey pergi dengan ******* kembali bibir lembut Kamila tanda perpisahan. Dan Asha jangan ditanya kondisinya. Hancur sehancur hancurnya. Sehingga tak sanggup lagi buat berkata.
Kamila masuk ke ruangan tempat Asha berada. Melihat Asha yang bersimbah air mata dan terduduk tak berdaya.
"Sha... aku minta maaf."
Asha hanya mengacungkan telapak tangannya ,tanda menyuruh berhenti. Asha berdiri berlahan dan nyaris jatuh. Kamila yang melihat ingin membantu , tapi tidak jadi karena ditahan Asha.
"Aku antar pulang ya ,kamu tidak dalam kondisi baik untuk pulang sendiri. " Kamila memberi perhatian. Tapi cuma ditanggapi dengan gelengan oleh Asha.
Asha terus melangkah keluar dari ruangan terkutuk itu dengan pelan dan tertatih. Ketika sampai pintu Asha dihentikan oleh Kamila .
"Sha ini... ambillah, dan kamu pasti butuhkan. "
Asha menatap Kamila tajam tanpa berkata sepatah pun.
"Ambillah... dan pergilah jauh, mereka banyak uang. Akan mudah bagi mereka merebut Resha darimu. "
Asha merebut cek bernilai seratus juta itu .Kamila menyunggingkan senyum puas tanpa Asha sadari .Tapi seketika terhenyak ketika Asha merobek kertas itu menjadi potongan potongan kecil, kemudian menghamburkannya ke atas. Lalu pergi meninggalkan Kamila yang terpaku.
Kamila meraih HP di sakunya, kemudian menelpon seseorang.
"Semua sudah beres, Ma....
Umi aminah terlonjak kaget, ketika mendengar suara pintu yang didorong kasar. Matanya terbelalak melihat sosok yang tiba tiba muncul dari balik pintu.
Asha muncul dengan sempoyongan dengan mata yang merah dan bengkak. Melihat anaknya nyaris terhempas Umi Aminah segera menyusul dengan langkah lebar.
Tepat di depan Umi Aminah, Asha terhuyung sambil memeluk kaki ibunya. Dengan tangis yang semakin menjadi dan suara yang keras, melepaskan isak yang dari tadi tertahan.
Umi Aminah di dalam kebingungan, hanya bisa merosotkan tubuhnya, sejajar dengan Asha. Mendekap tubuh rapuh dan itu ke dalam dekapannya .
Seribu pertanyaan ingin diungkapkannya, namun tertahan oleh suara tangisan yang menyayat hati. Umi Aminah jelas paham bahwa anaknya dalam keadaan rapuh saat ini.
Dia tahu pasti anaknya dalam masalah sekarang. Entah itu tentang cucunya yang sekarat ,entah tentang menantunya yang telah menikah lagi. Umi Aminah mengetahui semuanya.
Dari awal pernikahan tanpa restu ini dia sudah berfirasat tidak baik. Tapi dia tidak ingin menghalangi kebahagiaan anak satu satunya ini. Dimana Reynal Amris adalah pewaris utama Perusahaan terkemuka. Pemilik Hotel dan Resort yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tapi ketika melihat binar mata Asha yang meminta izin buat menikah, Umi Aminah tidak sanggup berkata tidak. Dan ketika melihat kesungguhan Rey mengucapkan janji akan mencintai dan menjaga Asha sepenuh hatinya Umi Aminah pun akhirnya setuju.
Umi Aminah sudah merasakan kalau pernikahan anaknya telah hancur tepat dua bulan lalu. Ketika menantunya minta izin menikah lagi karena masalah biaya pengobatan cucunya yang sangat banyak.
Umi Aminah tidak dapat berkata apa apa karena dia sendiri tidak sanggup membantu. Dan firasat seorang ibu sungguh tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena sejak dua bulan lebih sang menantu keluar dari rumah ini, dia tak pernah kembali.
Beberapa kali ditelpon tidak pernah diangkat, pesan pun tidak pernah dibalas. Hanya ada tiga kali mentransfer uang ke rekening Asha. Itupun hanya berjumlah dua juta rupiah.
Untuk obat Resha anaknya saja tidak cukup, dan akhirnya Asha terpaksa menjual beberapa perhiasan emasnya. Sekarang hanya tersisa cincin kawinnya saja ,Asha tidak mau menjualnya karena itu bukti cinta Rey untuk Asha.
Makanya Asha minta izin pada Umi Aminah untuk menemui Rey karena keadaan benar benar terjepit.
Melihat kondisi Asha sekarang Umi Aminah sudah dapat menduga bahwa Asha tidak mendapatkan harapannya. Atau mungkin Asha telah mendapatkan kenyataan pahit yang harus ditanggungnya.
Setelah suara tangis itu mereda, Umi Aminah merenggangkan pelukannya. Merangkul anaknya supaya berdiri dan menuntunnya ke sofa di ruang tengah. Setelah Asha duduk barulah Umi Aminah pergi ke dapur dan kembali dengan membawa segelas air putih.
Asha menerima gelas itu dan meminumnya sampai tandas tak bersisa. Gelas kembali diambil oleh Umi Aminah meletakkan di meja dan kembali duduk di samping Asha.
Duduk menghadap anaknya, lalu menggenggam jemari Asha yang terasa dingin. Asha yang mengerti kalau ibunya menunggu penjelasannya, mulai berbicara setelah menarik napas dalam .
" Umi ,ayo kita pergi dari sini. Asha mau menjauh dari kota ini. Asha tidak ingin berpisah dari Resha ,Umi..." Asha bicara dengan air mata yang kembali berderai.
"Ada apa sayang sama ayo cerita pelan pelan sama Umi, biar Umi paham dan bisa berpikir. " Ucap Umi Aminah dengan lembut sambil menghapus air mata Asha.
"Kak Rey tidak akan kembali kesini Umi ,dia telah memilih istri barunya. Dan dia ingin merebut Resha dari kita ."
"Apa kamu mendengar sendiri dari Rey ?"
Asha cuma mengangguk mengiyakan. Asha tidak menceritakan semua yang dia lihat dan dia dengar. Umi Aminah tidak perlu tahu keburukan Rey, biar dia simpan saja semuanya ,begitulah menurut Asha.
" Apa kamu yakin ingin pergi ? " Tanya Umi Aminah meyakinkan Asha.
"Iya Umi , Asha tidak bisa hidup tanpa Resha .Mereka banyak uang, dengan uang mereka bisa melakukan apa pun.Mereka pasti akan menyingkirkan kita nantinya. " Asha kembali terisak.
Umi Aminah langsung memeluk Asha erat. Dia sebenarnya juga hancur saat ini. Siapa yang tidak sakit melihat anak kesayangannya terpuruk begitu dalam diusia terlalu muda. Umi Aminah terpaksa menguatkan hatinya demi Asha.
Umi Aminah juga hanya memiliki Asha di dunia ini. Seperti Asha juga hanya memiliki Umi Aminah dan Resha.
Setelah berpikir sejenak dan menarik napas dalam, Umi Aminah kembali melepaskan pelukannya.
" Baiklah, sekarang kamu makan dulu, Umi yakin kamu belum makan siang ,kan ? " Ucapnya sambil membimbing Asha ke meja makan.
"Makanlah ,Resha butuh maminya yang sehat dan kuat. Kedepannya kita butuh kekuatan untuk terus hidup, jangan memikirkan hal yang tidak berguna lagi. Menangislah untuk hari ini saja ,tidak untuk besok " Ucap Umi Aminah menasihati dan menguatkan Asha.
"Beri Umi waktu satu malam ini untuk berpikir ,biar bisa menentukan langkah yang tepat " Lanjut Umi Aminah sambil mengambilkan makanan untuk Asha.Kemudian meletakkan di depan Asha lengkap dengan lauk pauk dan segelas air putih.
" Jangan lama lama Umi Asha takut terlambat. " Ucap Asha cemas.
" Tidak... hanya satu malam, bersabar dan banyaklah berdoa. Dan satu lagi mulai sekarang belajarlah untuk kuat, kamu punya Resha yang harus kamu lindungi. Jangan cengeng lagi. "
"Baik Umi, terimakasih... Asha bersyukur punya Umi, kalau tidak ....." Asha kembali meneteskan cairan beningnya.
" Sudah... baru dibilangin jangan cengeng. Sekarang habiskan makannya, terus istirahat dan susui Resha .Sudah terlalu lama ditinggal Maminya tadi. " Ucap Umi Aminah sembari mengelus rambut Asha dengan sayang.
" Umi mau ke rumah Bu Nurul sebentar, jangan lupa kunci pintu sebelum ke kamar , ya ! " Ucap Umi Aminah sambil berlalu.
Setelah makan dan mengunci pintu Asha melangkah ke kamar. Mengistirahatkan badan dan pikirannya. Karena untuk patah hati juga butuh tenaga. Asha berusaha melupakan peristiwa menyakitkan tadi. " Tidak usah memikirkan hal yang tidak berguna " Asha mensugesti dirinya.
*****
Keesokan harinya setelah sarapan Asha menemani Resha main di ruang tengah. Balita satu tahun yang tadinya sehat dan gembul kini terlihat pucat dan kurus. Sejak lima bulan terakhir Resha Putri Amris dinyatakan mengidap kelainan jantung.
Dunia Asha terasa hancur kala itu. Berharap suaminya mencarikan solusi untuk pengobatan anaknya, malah Rey datang minta izin menikah dengan mantan tunangannya agar keluarga Rey mau mengembalikan Jabatan dan Fasilitasnya .
Asha terpaksa menerima demi Resha .Tidak mungkin Asha mempertahankan egonya dengan mempertaruhkan nyawa anaknya.Tapi jangankan bisa mengobati anaknya, memperdulikan saja tidak.
Yaa...sudah lah semua sudah terjadi. Asha hanya ingin anaknya sehat dan selalu bersamanya. Melihat ketidakpedulian Rey saat ini Asha takut Rey akan menyia nyiakan Resha suatu saat nanti.
Asha memilih untuk pergi dan percaya Resha akan baik baik saja bersamanya. Bersama orang orang yang sayang dan memperdulikannya.
Asha tidak melihat Umi Aminah dari tadi. Asha sudah gelisah dan selalu melihat ke arah pintu ,berharap Umi Aminah akan muncul Disana. Di tengah kegelisahan nya tiba tiba pintu terbuka.
"Umi... ! Dari mana Umi. Asha nyari Umi dari tadi. " Ungkap Asha menyatakan kekhawatiran nya.
"Wah cucu Umi sudah wangi yaa, sini Umi cium dulu. " Umi Aminah malah mendekati Resha dan menciumi pipi cucunya sambil menggendongnya. Kemudian duduk di sofa.
"Duduklah Umi mau bicara. " Ucap Umi Aminah serius . Asha mengikuti perintah Umi Aminah tanpa bertanya ataupun membantah.
"Sha, Umi sudah jual rumah ini sama Bu Nurul, karena tergesa gesa Bu Nurul hanya mampu membeli seratus tujuh puluh juta. Menurut Umi itu cukup buat kita pergi dari sini. " Umi Aminah menjelaskan.
"Rumahnya sudah di perbesar oleh Kak Rey ,apa tidak terlalu murah Umi. Setidaknya harganya sudah dua ratus lima puluh juta. " Ucap Asha yang kembali teringat Rey.Yang telah merubah rumah dua kamar ini menjadi tiga kamar.
Rumah itu dirombak sedemikian rupa, sehingga rumah biasa ini menjadi seperti tipe Cluster ,yang mempunyai ruangan yang lengkap. Kamar utama dibuatkan kamar mandinya.Semua itu dilakukan Rey setelah menikahi Asha.
" Kita tidak punya waktu untuk menunggu, Sha... atau kamu mau kehilangan Resha ? Jawab Umi Aminah tegas. Umi Aminah tahu kalau Asha berat karena rumah ini kenangan Rey.
Tapi apa boleh buat, mereka tidak punya pilihan lagi. Pergi atau mengalah pada nasib.
Akhirnya Asha hanya bisa menerima. "Baiklah Umi, kemana kita pergi habis ini ,Umi ? "
"Alasan Umi menjual rumah ini ke Bu Nurul , karena beliau orangnya amanah dan bisa dipercaya. Bu Nurul memiliki rumah kecil di Bandung, pinggiran kota. Beliau mau menyewakannya untuk kita. "
"Jadi kita pindah ke Bandung. "
" Iya, apa kamu setuju ? Rey tidak akan menyangka kita kesana ,karena dia tahunya Umi orang Cirebon. Dan Umi sudah ceritakan kondisi kita sama Bu Nurul dan meminta beliau untuk tutup mulut pada siapapun. "
Asha mengganggu angguk tanda mengerti maksud dan tujuan Umi Aminah.
"Sekarang Asha bersiap kita berangkat nanti malam. Bawa pakaian dan beberapa perabotan yang penting penting. Kebetulan saudara Bu Nurul punya mobil pick up, jadi Umi sewa agar kita bisa bawa beberapa barang. "
"Baik Umi, Asha ikut kata Umi saja yang penting Resha tetap sama kita. "
Asha dan Umi Aminah berkemas seadanya. Membawa barang yang sekiranya perlu dan tidak terlalu berat dan besar. Dan Akhirnya sebelum waktu Ashar semua telah tersusun di ruang tamu. Tinggal menunggu malam tiba mereka akan pergi tanpa jejak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Menunggu adalah hal yang paling membosankan. Begitu juga Asha ingin rasanya memutar waktu lebih cepat. Agar dia bisa bebas dari rasa takut dan Khawatir yang berlebihan.
Sejenak dia teringat sesuatu. Kakinya melangkah menuju garasi tergesa gesa. Sesampainya di sana mata Asha menangkap sebuah sepeda motor matic milik Rey. Seketika Asha mengusap cincin yang ada di jari manisnya.
Asha kembali ke dalam rumah menemui Umi Aminah. Sambil berjalan Asha menatap jam dinding di ruang tengah. Masih jam empat lewat lima belas menit.
"Umi, bolehkah Asha ketemu Cantika. Setidaknya pamit dan Asha ingin menjual cincin ini. "
"Tapi jangan lama, dan suruh Cantika tutup mulut. Karena Umi yakin Rey pasti mencarinya kalau dia telah menyadari kepergian kita. "
" Umi jangan khawatir Cantika, bisa dipercaya. Dia sahabat Asha sejak SMP. Umi juga tau pribadinya, kan. "
"Iya, Umi tahu, cuma mengingatkan saja, pergilah nanti keburu malam. Ingat kembali sebelum magrib. "
"Baik Umi. "
Asha pergi mengendarai motor matic milik Rey.Tidak lupa dengan surat suratnya yang kebetulan atas nama Asha. Asha janjian ketemu Cantika di taman dekat sebuah mall. Hanya butuh dua puluh menit Asha sampai di taman itu.
"Cantika, kamu sudah lama ?" Sapa Asha yang melihat temannya sudah menunggu.
"Belum kok Sha ,paling lima menitan." Cantika merasa heran ketika melihat wajah Asha yang sendu dan mata bengkak. "Sha... ada apa ? "
Asha langsung memeluk Cantika dengan erat sambil tersedu. Cantika sudah terbiasa melihat Asha menangis padanya sejak lima bulan terakhir ini. Tapi kali ini Asha terlihat berbeda.
"Ada apa ceritakan... !" Ucapnya sambil menuntun Asha ke bangku taman.
"Dia telah mencampakkan ku. Dia bilang aku hanya obsesinya untuk mencicipi perawan .Cantika.... dia.. dia jahat sekali ." Asha terisak tertahan.
"Apa Kak Rey bilang sendiri ?"
"Iya, aku dengar langsung dari mulutnya. Dan yang paling menyakitkan dia bilang aku tidak pandai merawat diri dan tidak bisa memuaskannya ..hu... hu...! Kamu tahu Cantika dia juga mengatakan aku membuat dia miskin. "
Akhirnya Asha menceritakan semua yang didengar dan dilihatnya dengan terbata bata. Cantika yang mendengar pun tidak sanggup menahan air matanya.
Cantika adalah saksi mata perjalanan cinta Asha dan Rey.Dia menyaksikan tulusnya cinta Asha buat Rey dan besarnya pengorbanan Rey untuk Asha.
Mendengar semua ini Cantika merasa tidak percaya tapi nyata. Karena Cantika percaya Asha tidak mungkin mengarang saat ini. Apalagi kondisi Asha yang jauh dari kata baik.
Tiba tiba Asha tersentak mengingat waktu yang mepet.
" Can, aku pergi sama Umi nanti malam kamu tolong rahasiakan, walau apapun yang terjadi. Jangan hubungi no lama ku ,nanti aku yang hubungi kamu duluan. "
" Ya baiklah lakukan apa yang terbaik untuk mu. Dan lepaskan masalalu mu disini. Berbahagialah Asha."
"Oke , bisa aku minta tolong jualkan motor ini. Aku tidak sempat lagi untuk melakukannya. "
"Bisa Sha, nanti aku jualkan ,terus uangnya ?"
"Simpan saja dulu, kapan aku butuh aku minta. Oh iya carilah alasan yang masuk akal jika Kak Rey mencari mu. "
" Baik Sha, jangan khawatir. "
"Sekarang antar aku ke Mall, aku mau jual ini. Aku tidak mau kenangan ini menyakitiku ." Ucap Asha sendu.
"Baiklah, Ayo... waktu mu hanya sedikit jangan pakai untuk menangisi orang yang tidak memikirkan kamu ." Ucap Cantika menyemangati Asha.
Mereka berjalan beriringan ke parkiran . Tanpa mereka sadari sebuah mobil Sport terparkir di seberang jalan. Dan seseorang sedang mengamati Asha dari kejauhan. Ada kerinduan di matanya ,tetapi ego dan nafsunya membutakan.
Rey tidak sengaja melihat motornya di parkiran. Dia yakin ada Asha di situ. Dan Rey memilih melihat istrinya di kejauhan. Rey melihat mata bengkak itu, dan melihat Cantika Rey paham istrinya pasti sedang berkeluh kesah.
"Maafkan aku ,menyakiti mu terlalu dalam. Tapi aku tidak sanggup hidup seperti dulu lagi. Aku harus melepaskan mu untuk mengembalikan hidup ku yang dulu. " Rey mengusap sudut matanya yang basah.
Setelah motor Asha tidak lagi terlihat barulah Rey pergi dari tempat itu. Andai Rey tahu itu adalah untuk terakhir kali dia melihat Asha. Tapi Rey mungkin sudah tidak peduli lagi.
Setelah ke Mall menjual cincin berlian nya Asha diantar Cantika kembali ke rumah. Mereka saling berpelukan dan terisak berdua. Perpisahan yang terjadi untuk pertama kali sejak mereka bersahabat. Setelah bersalaman dengan Umi Aminah dan memeluk si cantik Resha ,Cantika akhirnya pergi.
*****
Sepanjang jalan menuju Bandung Asha hanya diam dalam lamunan. Resha tertidur di dalam dekapannya. Sementara Umi Aminah duduk sambil sesekali tertidur bersandar ke pintu mobil.
Asha mengenang masalalunya yang begitu indah pada awalnya. Perkenalan pertama Asha dan Rey di sekolah Asha.
Sewaktu sekolah Asha mengadakan seminar tentang Wirausaha ,Asha dipercaya sebagai MC waktu itu sementara Rey adalah Pembicara nya sebagai Pengusaha muda kala itu.
Rey yang tertarik dengan kecerdasan Asha juga keceriaannya yang bisa menghangatkan suasana. Gadis cantik dan pintar sesuai tipe yang Rey suka. Mereka berkenalan di belakang panggung .
Setelah perkenalan itu mereka kian dekat dan akhirnya berpacaran. Asha yang tidak pernah dekat dengan laki laki merasa Rey adalah yang terbaik. Rey yang romantis, perhatian, lembut dan menghargainya. Membuat Asha terbuai dengan cintanya.
Tepat saat menerima ijazahnya Rey datang ke sekolah menjemput Asha. Mengajak Asha ketemu Umi Aminah minta izin untuk menikahi Asha. Dengan alasan dia mencintai Asha sepenuh hatinya dan tidak mau berpisah sebab orang tuanya memaksanya menikah dengan anak teman Mama Rey.
Dengan berbagai alasan akhirnya Umi Aminah mengizinkan mereka menikah tanpa dihadiri keluarga Rey ,dan seketika itu Rey tidak diakui sebagai keturunan Amris. Semua mobilnya ditarik, kartu debet dan kreditnya di bekukan.
Beruntung Rey memiliki jam tangan dan cincin yang harganya fantastis yang dibelinya dari hasil kerjanya. Setelah dijual Rey memiliki uang duaratus juta.
Dengan uang itu Rey merenovasi rumah peninggalan ayah Asha. Sisanya membeli beberapa perabotan dan Cincin kawin untuk Asha .Saat itu Rey berkata, " Ini bukti cinta Kak Rey sama kamu Sha jangan pernah kamu jual atau hilangkan kecuali kamu tidak mencintai Kak Rey lagi. "
Cincin seharga duapuluh lima juta rupiah, yang Rey beli dengan sisa uang yang dia punya setelah membeli motor atas nama Asha.
Hidup Asha dan Rey begitu bahagia walaupun Rey hanya bekerja sebagai Staf bisa di sebuah Perusahaan . Dengan gaji pas pasan Rey dan Asha mampu melewatinya. Hingga mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik dan sehat.
Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama ketika Resha sering demam dan sesak napas. Setelah melakukan beberapa tes akhirnya Dokter mengatakan kalau Resha mengidap kelainan jantung.
Resha harus melakukan operasi untuk bisa sehat seperti sedia kala. Untuk sementara masih bisa dibantu dengan obat obatan asalkan menjaganya secara intensif. Dengan beberapa aturan dan pantangan.
Mereka harus bolak balik ke rumah sakit dengan biaya yang tidak sedikit .Ditengah kekalutan itu Kamila datang menawarkan bantuan.
Kamila adalah mantan pacar Rey ketika kuliah di Singapura. Setelah mengenal Asha ,Rey memutuskan hubungan dengan Kamila.
Setelah beberapa bulan mereka putus tiba tiba Mama Rey memaksa Rey menikah dengan Kamila.Dengan alasan untuk kemajuan Perusahaan. Rey yang telah jatuh cinta kepada Asha ,tidak menerima dan menikahi Asha tanpa seizin keluarganya.
Entah bagaimana ceritanya hingga tercetuslah rencana pernikahan yang mereka setujui berdua. Tapi Rey tidak mau bercerai dari Asha.
Rey minta izin untuk menikah dengan Kamila awalnya dengan perjanjian saling menguntungkan. Rey mendapatkan kedudukannya dan Kamila bisa mendapatkan kerjasama dengan Perusahaan orang tua Rey.
Tapi nasib berkata lain , janji Rey hanya janji kosong. Asha masih ingat ketika Rey minta izin ingin menikahi Kamila.
Flashback on
"Sha yang... Kak Rey janji hanya kamu dihati kakak selamanya. Kamila hanya membantu kita, agar Kak Rey kembali mendapatkan haknya Kak Rey. Percayalah Sha, kami tidak akan berhubungan suami istri. Karena hubungan kami hanya saling menguntungkan saja. "
"Apa Kak Rey masih mencintainya ?"
"Cinta Kak Rey buat kamu seorang Sha. Percayalah ! Setidaknya lakukan ini demi anak kita Sha yang. Resha butuh pengorbanan kita.
Flashback off
Akhirnya dengan alasan anak Asha merelakan suaminya menikah lagi. Rey yang berjanji akan pulang setelah bulan madu palsu versi Rey ,tidak pernah menampakan batang hidungnya.
Jangankan datang, pesan Asha pun tidak pernah dibalas oleh Rey. Seolah Rey amnesia dan tidak ingat bahwa dia memiliki anak dan istri.
Hingga suatu ketika pesan Asha dijawab, Rey meminta ketemu di suatu tempat yang ternyata adalah kantor Kamila.Dan saat itulah kejadian naas itu terjadi. Dimana hancurnya hati Asha dan tak berbentuk lagi.
Ashara Ayudia, gadis manis yang ceria, cerdas dan manja. Gadis yang membuat Rey melepaskan nama besar dan harta keluarganya. Gadis cantik bak bunga yang baru saja mekar ,yang menghiasi hari hari Rey dengan penuh warna.
Kini keceriaan itu sirna seketika, bunga itupun telah hancur tertiup badai. Gadis manja itu kini bermandi air mata. Masa muda yang dia korbankan atas nama cinta hanya dibalas dengan luka.
Tiga jam perjalanan terlewati dalam lamunan oleh Asha. Akhirnya mereka sampai disebuah rumah sederhana menjelang dini hari.
Setelah menurunkan semua barang barang bawaan ,mereka memilih untuk istirahat tanpa merapikan terlebih dahulu . Dengan mengelar kasur lantai yang sengaja dibawa sebagai persiapan.
Asha hanya berharap semoga kepahitan ini berbuah manis dan kesakitannya membawa kebahagiaan.
SEMOGA......
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!