Sakit yang berbalas

Udara dingin terasa menusuk pagi hari ini. Menyadarkan Asha bahwa kini mereka tidak lagi terbangun di tempat yang sama. Ya, ini Bandung bukan jakarta.

Terasa berat untuk membuka mata, tapi selain karena dingin juga karena lelah dan kurang tidur. Sejak kejadian yang menikam jantungnya itu Asha hanya tidur beberapa jam saja.

Tapi tidak ada waktu buat bermalas malas sekarang. Asha harus bangkit dan membangun mimpi baru bersama Resha dan Umi Aminah tentunya. Karena mimpinya yang lama terlalu buruk untuk dilanjutkan.

Pagi ini Asha harus mencari Dokter baru untuk Resha . Asha tidak ingin terjadi hal hal yang tidak diinginkan dengan Resha .

Setelah sarapan bersama, Asha dan Umi Aminah merapikan rumah . Beruntung rumah yang disewakan Bu Nurul ini tidak terlalu luas dan terawat .Jadi mereka tidak butuh waktu lama untuk berbenah.

Asha membuat teh hangat dan membawanya ke ruang tamu yang masih kosong. Hanya sebuah karpet yang dibentang untuk sekedar tempat bersantai dan beristirahat.

Umi Aminah rebahan sambil mengawasi Resha yang main dengan bola bola plastiknya.Umi Aminah terlihat lelah dan mengantuk . Apalagi habis dari perjalanan jauh dan berbenah .

"Umi , ini tehnya diminum dulu biar agak segar. Habis itu Uni tidur aja dulu, nanti Ashar , Asha bangunin ." Ucap Asha sambil menyodorkan segelas teh hangat pada Umi Aminah.

"Terima kasih , tau aja Umi lagi pengen ." Umi Aminah duduk dan meminum tehnya .

"Umi , Asha udah cari Dokter lewat Hp tadi pagi. Dokter Tengku Wirawan namanya. Tapi tempat prakteknya agak jauh, sekitar sepuluh kilometer dari sini. Sepertinya Asha butuh motor deh Mi. " Ungkap Asha.

"Kita tidak hanya butuh motor Sha, belilah ranjang buat kamu dan Resha.Di sini dingin tidak bagus buat Resha tidur di lantai walaupun beralas kasur lantai. "

"Sebaiknya Asha buat list barang yang kita butuhkan ya Mi , nanti Umi koreksi. Sekarang Umi istirahat dulu, Asha juga mau tidurkan Resha sebentar lagi. "

"Baiklah , badan Umi memang lelah minta dilurusin. Umi ke kamar dulu ya." Umi berjalan menuju kamar yang kedua.

Rumah itu terdiri dari dua kamar tidur, ruang tamu ,ruang tengah dan dapur. Dan hanya memiliki satu kamar mandi di dekat dapur. Tapi Asha merasa cukup karena mereka hanya tinggal bertiga saja.

Asha hanya ingin agar Resha baik baik saja dan selalu bahagia walaupun tanpa kehadiran Papinya. Asha harus yakin pada dirinya sendiri bahwa dia bisa hidup bahagia tanpa Rey. Tak ada waktu buat menangisi orang yang tidak memikirkan mu .

"Ayo Asha kamu pasti bisa ! " Ucap Asha untuk memompa semangat nya.

*****

Seminggu berlalu...

Asha baru saja kembali dari Klinik Jantung Sehat milik Dokter Tengku Wirawan. Dokter bilang paruh baya itu menyuruh Asha datang untuk mengambil hasil tes Resha.

Hasilnya tetap sama dengan hasil tes yang di Jakarta. Kelainan pada pembuluh darah dari jantung ke paru paru dalam istilah kedokteran disebut TAB ( Transposisi Arteri Besar)

Sejauh ini masih bisa diatasi dengan obat obatan yang merilekskan kerja jantung. Tapi dengan syarat harus menjaga agar tidak boleh lelah, berenang, berlari dan aktivitas yang memacu kerja jantung.

Dokter Wira juga mewanti wanti agar Asha cepat tanggap dengan kondisi Resha dalam keadaan tertentu. Seperti demam, perubahan warna kulit, atau sesak napas . Tidak boleh terlambat dalam menangani pasien penderita jantung. Karena terlambat sedikit saja nyawa taruhannya.

Langkah terakhir yang dalam menangani kelainan jantung pada Resha adalah operasi. Tapi sebelum itu masih ada langkah lain yang bisa dilakukan sebelum operasi yaitu pemasangan alat pacu jantung dan Kateterisasi .

Asha terduduk lemas di karpet ruang tamu. Semua penjelasan Dokter Wira masih terngiang di kepalanya. Asha bisa bayangkan betapa beratnya perjuangan nya untuk membuat Resha tetap bernapas.

Kadang Asha masih saja mengingat Rey yang begitu tega terhadap Resha. Rey yang katanya berkorban demi Resha ternyata menikmati pengorbanan itu dan melupakan Resha. Hidupnya memang sungguh ironis.

*****

Kondisi kesehatan Resha menurun beberapa hari ini. Tadi malam Resha panas dan mengigau. Tanpa berpikir panjang Asha langsung membawa Resha Ke Klinik.

Setelah mendapat penanganan kini Resha harus dirawat beberapa hari kedepan .Sekarang Umi Aminah yang menunggui Resha , sementara Asha ada di ruangan Dokter Wira .

" Asha ,saya sudah mencocokkan hasil tes yang di sini dengan yang dari Jakarta. Hasilnya tetap sama. Dan analisanya juga sama. Melihat kondisi Putri sepertinya kita butuh memasang keteter jantung untuk nya. " Asha masih terdiam membatu.

"Maaf sebelumnya, boleh saya bertanya hal pribadi ? " Pertanyaan Doktet Wira membuat Asha mendongakkan kepalanya yang dari tadi menunduk.

"Boleh Dokter ." Jawab nya.

" Dimana Ayah Putri ? , sudah beberapa kali kalian kesini saya belum pernah bertemu ayahnya. "

"Ada Dokter , diluar kota. " Jawab Asha sekenanya .

" Kamu tau kenapa saya bertanya ? " Asha hanya mengeleng saja.

" Asha , biaya untuk anak kelainan jantung itu butuh biaya banyak dan mental orang tua yang kuat. Juga saling mendukung antara ibu dan ayah si anak. Saya melihat kamu tidak dalam kondisi psikis yang baik , maaf jika saya salah. "

Dokter Wira adalah dokter yang sudah senior. Dia sangat memahami kondisi keluarga pasien penyakit jantung. Menghadapi berbagai macam jenis manusia setiap harinya, membuat dia paham betul keadaan Asha saat ini.

Bukan maksud Dokter Wira untuk ikut campur, tapi kesembuhan pasien juga tergantung dari kesiapan keluarga tentunya. Terlebih pasien anak, kondisi psikis orang tua juga harus dipertanyakan.

Asha hanya terdiam sambil meremas tangannya, menahan air mata yang hampir jatuh. Dokter Wira menyadari kerapuhan Asha saat ini. wanita di depannya ini seusia dengan putrinya. Tapi putrinya masih kekanak kanakan , manja dan sangat tidak mandiri.

Berbeda dengan Asha ,wanita muda ini harus dipaksa untuk dewasa .Dengan beban yang berat di usia yang seharusnya dihabiskan untuk bersama teman temannya ke Mall atau sekedar nonton ke Bioskop.

Tiba tiba Dokter Wira merasa kasihan melihat wajah yang tidak berdaya itu.

"Baiklah Asha ,mungkin lain kali kamu bisa cerita sama saya, anggap saja saya adalah ayah kamu, atau paman kamu. "

"Boleh saya panggil Om saja Dok ? Tanya Asha .Mendengar itu Dokter Wira pun tersenyum.

" Tentu saja, sangat boleh. Baiklah sekarang kita bicara tentang Resha. Seperti yang Om katakan tadi Resha butuh keteter jantung. Apa kamu bersedia. ?"

" Lakukan yang terbaik untuk Resha ,Om aku ingin dia kembali sehat. " Air mata itu mulai berjatuhan.

" Oke, kita lakukan secepatnya. " Ucap Dokter Wira.

"Berapa estimasi biayanya, Om ? " Tanya Asha.

"Sekitar dua puluh sampai tiga puluh juta. Apa kamu bisa ? Kalau Om...

"Asha bisa Om, jangan Khawatir . Lakukan saja secepatnya. " Potong Asha cepat.

"Oke, besok kita lakukan tindakan. "

*****

Di salah satu Bank milik negara, Rey terduduk di salah satu kursi tunggu. Rey baru saja mendapatkan informasi bahwa nomor rekening Bank milik Asha telah ditutup.

Baru saja Rey ingin mentransfer uang sepuluh juta yang didapatnya dari Mamanya. Ternyata ditolak oleh sistem ,ternyata rekening Bank milik Asha sudah ditutup.

Rey tiba tiba gelisah, entah kenapa jantung Rey berdebar tak biasa.

"Ada apa ini, kenapa perasaan ku jadi tidak enak. Apa Resha baik baik saja ?Gumam Rey seorang diri.

"Sha, apa kamu tidak butuh uang, atau kamu sangat marah padaku ? Kenapa aku tiba tiba rindu dengan mu, Sha yang... " Rey tidak tahu kalau Asha telah pergi dan kenapa pergi.

Walaupun Rey telah memantapkan hatinya untuk memilih Kamila , tapi Rey tidak bisa membuang Asha dari hatinya. Rey memang mau merebut Resha dari Asha sesuai keinginan Mamanya, tapi Rey tetap akan menafkahi Asha.Begitulah rencananya.

Dalam kegelisahan Rey mencoba menghubungi Asha , namun berkali kali tak kunjung tersambung. Hanya suara operator yang menyatakan nomor Asha tidak aktif.

"Apa maksudnya ini ! " Rey mulai terlihat emosi dan membanting HP nya ke jok mobil. " Ashaaaa... " Rey berteriak lirih.

Akhirnya Rey memutuskan mendatangi Asha ke rumahnya. Rumah kenangan Rey dan Asha. Yang mereka rombak sesuai selera Asha. Dengan warna cat kesukaan Asha.

Sesampainya di depan rumah yang terlihat sepi, Rey pun turun dari mobil mewahnya. Setelah mengetuk pintu beberapa kali tak kunjung di buka , Rey memutuskan hendak pergi. Nanti dia akan kembali lagi niatnya.

Tapi terhenti ketika melihat Bu Nurul tetangga sebelah rumah Asha mendekat.

"Nak Rey rupanya, wah mobilnya bagus banget. Ternyata benar toh kalau Nak Rey ini orang kaya. " Bu Nurul nyerocos tanpa dosa.

"Eh maaf Bu, rumah kok kosong ya, pada kemana ya Bu ? Tanya Rey tanpa menanggapi ucapan Bu Nurul.

"Loh... Nak Rey tidak tau toh ,rumahnya udah dijual. Kan Resha waktu itu kritis ,Umi Aminah dan Asha sudah kehabisan harta buat dijual. Jadi yaa... satu satunya cuma rumah ini yang tinggal. " Ucap Bu Nurul sedikit melebih lebihkan. Habis Bu Nurul kesal dengan pria yang di depannya ini.

" Sekarang bagaimana kondisi anak saya Bu ? Kemana mereka pindah ? " Rasa bersalah menampar Rey sekarang.

" Terakhir ketemu sih belum membaik, tapi mudah mudahan sekarang udah baik ya. Biar tidak sia sia pengorbanan Asha. Tapi saya tidak tau kemana pindahnya ,katanya ke kampung .Saya juga tidak tau kampungnya. " Lagi lagi Bu Nurul ini berbohong.

Rey hanya terpaku, syok lebih tepatnya. Sehingga dia tak bisa berkata lagi.

"Sebelum pergi katanya Asha sudah menemui Nak Rey, apa tidak ketemu ?" Dan hanya gelengan yang bisa Rey lakukan.

" Sayang sekali kalau begitu, emangnya Nak Rey tinggal dimana kok tidak tau. Lagian Nak Rey kaya kenapa Asha susah susah nyari uang untuk Resha sampai jual rumah ?" Kenak kan lho , begitulah pikir Bu Nurul.

" Maaf bu, saya permisi ! " Rey sudah tidak kuat. Hatinya perih, dadanya sesak. Matanya pun mulai memanas. Rey langsung masuk ke mobil dan memacu mobilnya kencang tak tentu arah.

Rey hanya ingin jauh dari sini sekarang. Rasa bersalahnya menghujam jantungnya bertubi tubi. Dalam pikiran nya hanya Asha dan Resha saja saat ini.

"Kemana kalian..., Maafkan Papi ,Nak... maaf. " Sha... kamu dimana...Sha yang... !"

Sha yang adalah panggilan sayang Rey buat Asha yang artinya Asha sayang . Sekarang hanya jadi kenangan.

Karena nafsu dan harta Rey telah menghancurkan rumah tangganya sendiri. Menghancurkan hati orang orang yang dicintainya. Ternyata kehilangan mereka cukup membuat Rey sehancur ini. Bagaimana dengan Asha...

...----------------...

Terpopuler

Comments

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

makan tuh harta, hrsnya kamu cerdas Rey andai kamun punya prinsip pasti gk bakalan gini, kl kamu gk jadi ahli waris mau buat apa rltuh harta emakmu

2024-05-03

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

karena kamu juga sudah menyakiti hati Aisha terlalu dalam di luar kamu mengabaikan dia dan putri kalian

2024-05-02

0

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

bkn papi...tp sapi

2024-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Retak seribu
2 Pergi
3 Meninggalkan luka
4 Sakit yang berbalas
5 Awal pengkhianatan Rey
6 Asha Dimana...?
7 Setengah dari kebenaran
8 Bertemu kembali
9 kisah yang serupa
10 Kecewa
11 Penyesalan Roman
12 Bertemu ( Asha & Roman )
13 Perdebatan pertama
14 Jangan menyakitinya
15 Gagal ginjal ?
16 Pergilah Nia...
17 Bertemu masa lalu
18 Galaunya Roman
19 Donor ginjal !!
20 Hasil test Umi Aminah
21 Pengorbanan dan balasan
22 Butik Bunda
23 Entahlah.....
24 Jadilah istrinya...
25 Hari yang mendebarkan
26 Tiga lelaki galau
27 Resha sadar
28 Menikah lagi ??
29 Kebersamaan
30 Harga diri yang terluka
31 Mengambil keputusan
32 Pilihan untuk Nia
33 Komitmen dan chemistry
34 Kedatangan Nia
35 Suara Suara Sumbang
36 Salah paham
37 Kata penuh duri
38 Malam panjang
39 Resepsi
40 Bertemu masa lalu
41 Malam yang menegangkan
42 Cerita tentang Asha
43 Terlambat Rey
44 Keputusan
45 Dua wanita kesepian
46 Cemburu
47 Tentang rasa
48 Kata cinta
49 Asha kenapa...?
50 Asha kenapa 2
51 Kemarahan
52 Tiga hati yang terluka
53 Melukainya
54 Asha yang malang
55 Penyesalan
56 Tak ingin melihatnya
57 Menanti jalan kembali
58 Ingin melupakannya
59 Rindu yang tersisa
60 Selalu ada untukmu
61 Semangat
62 Mobil untuk Asha
63 Mertua vs Menantu
64 Supir jahil
65 Beri satu kesempatan
66 Lepaskanlah...
67 Masih menunggumu
68 Merindukanmu
69 Rencana Babymoon
70 Antara Asha dan Nia
71 Kisah Budi dan Farida
72 Berakhir sudah
73 Nasehat untuk Rey
74 Kesalahan Roman
75 Cantika yang malang
76 Kekesalan Cantika
77 Hari terakhir di Jepang
78 Rasa Rey untuk Resha
79 Cinta yang tak bisa dimiliki
80 ROMANSHA CORP
81 Salah alamat
82 Kehilangan sesuatu yang berharga
83 Menolak tanggung jawab
84 Papa untuk Resha
85 Kamila dan Serly...???
86 Cerita Serly
87 Jebakan Rey
88 Kamila oh Kamila
89 Menikah...?
90 Titik terang
91 Baby twins
92 Awal langkah Yuda
93 Sang Pengagum Rahasia
94 Bertemu Yuda
95 Kesal tapi Nyaman
96 Perasaan Yuda
97 Lamaran Dadakan
98 Akhirnya... menikah !!
99 From Author
100 Making love...?
101 Sisi lain Cantika
102 Rahasia Hati
103 Papa Yuda
104 Surat dari Author
105 Drama Asha
106 Insecure
107 Saling bicara
108 I love You so much
109 Yuda yang malang
110 Akhirnya...
111 Yuda untuk Cantika
112 Akhir yang bahagia
113 Liontin ( Petaka Cinta Cantika)
114 Promosi...!!
115 Promo novel baru !!!
116 Promo novel baru
117 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Retak seribu
2
Pergi
3
Meninggalkan luka
4
Sakit yang berbalas
5
Awal pengkhianatan Rey
6
Asha Dimana...?
7
Setengah dari kebenaran
8
Bertemu kembali
9
kisah yang serupa
10
Kecewa
11
Penyesalan Roman
12
Bertemu ( Asha & Roman )
13
Perdebatan pertama
14
Jangan menyakitinya
15
Gagal ginjal ?
16
Pergilah Nia...
17
Bertemu masa lalu
18
Galaunya Roman
19
Donor ginjal !!
20
Hasil test Umi Aminah
21
Pengorbanan dan balasan
22
Butik Bunda
23
Entahlah.....
24
Jadilah istrinya...
25
Hari yang mendebarkan
26
Tiga lelaki galau
27
Resha sadar
28
Menikah lagi ??
29
Kebersamaan
30
Harga diri yang terluka
31
Mengambil keputusan
32
Pilihan untuk Nia
33
Komitmen dan chemistry
34
Kedatangan Nia
35
Suara Suara Sumbang
36
Salah paham
37
Kata penuh duri
38
Malam panjang
39
Resepsi
40
Bertemu masa lalu
41
Malam yang menegangkan
42
Cerita tentang Asha
43
Terlambat Rey
44
Keputusan
45
Dua wanita kesepian
46
Cemburu
47
Tentang rasa
48
Kata cinta
49
Asha kenapa...?
50
Asha kenapa 2
51
Kemarahan
52
Tiga hati yang terluka
53
Melukainya
54
Asha yang malang
55
Penyesalan
56
Tak ingin melihatnya
57
Menanti jalan kembali
58
Ingin melupakannya
59
Rindu yang tersisa
60
Selalu ada untukmu
61
Semangat
62
Mobil untuk Asha
63
Mertua vs Menantu
64
Supir jahil
65
Beri satu kesempatan
66
Lepaskanlah...
67
Masih menunggumu
68
Merindukanmu
69
Rencana Babymoon
70
Antara Asha dan Nia
71
Kisah Budi dan Farida
72
Berakhir sudah
73
Nasehat untuk Rey
74
Kesalahan Roman
75
Cantika yang malang
76
Kekesalan Cantika
77
Hari terakhir di Jepang
78
Rasa Rey untuk Resha
79
Cinta yang tak bisa dimiliki
80
ROMANSHA CORP
81
Salah alamat
82
Kehilangan sesuatu yang berharga
83
Menolak tanggung jawab
84
Papa untuk Resha
85
Kamila dan Serly...???
86
Cerita Serly
87
Jebakan Rey
88
Kamila oh Kamila
89
Menikah...?
90
Titik terang
91
Baby twins
92
Awal langkah Yuda
93
Sang Pengagum Rahasia
94
Bertemu Yuda
95
Kesal tapi Nyaman
96
Perasaan Yuda
97
Lamaran Dadakan
98
Akhirnya... menikah !!
99
From Author
100
Making love...?
101
Sisi lain Cantika
102
Rahasia Hati
103
Papa Yuda
104
Surat dari Author
105
Drama Asha
106
Insecure
107
Saling bicara
108
I love You so much
109
Yuda yang malang
110
Akhirnya...
111
Yuda untuk Cantika
112
Akhir yang bahagia
113
Liontin ( Petaka Cinta Cantika)
114
Promosi...!!
115
Promo novel baru !!!
116
Promo novel baru
117
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!