Penyesalan Roman

Tidak terasa mobil Toyota Fortuner 2.8 VRZ itu telah sampai di depan pagar tinggi rumah Ibu Farida. Dengan sekali klakson saja penjaga bergegas membuka pintu pagar.

Para pekerja di rumah itu sangat mengenal mobil anak majikan mereka itu. Setelah mobil melintas para penjaga menundukkan sedikit kepala mereka sekedar memberi hormat sang majikan. Pemilik mobil berwarna putih itupun membalas dengan suara klakson.

Ibu Farida juga mendengar suara mobil memasuki halaman rumah. Tanpa melihat Ibu Farida sudah mengetahui jika anak kesayangannya datang.

" Tok... tok... tok "

" Masuk ! "

" Ibuk, maaf mengganggu. Cuma mau ngasi tahu kalau Mas Roman datang ,Buk " Ucap seorang pembantu rumah Ibu Farida.

" Ya, sudah buatkan minum dan tawari makan. " Jawab Ibu Farida acuh tanpa melepaskan matanya dari buku yang dibacanya.

" Baik, Buk saya permisi. " Balas Mbak Anik ,lalu menutup pintu ruang baca pribadi itu. Belum sempat tertutup rapat Ibu Farida kembali memanggil Mbak Anik.

" Anik ! "

" Ya, Buk. Ada yang Ibuk butuhkan ? " Sahut Mbak Anik.

" Tidak ! Kalau Roman bertanya katakan aku lagi istirahat , jangan diganggu dulu. " Perintah Ibu Farida.

"Baik, Buk. " Mbak Anik kembali menutup pintu. Setelah menarik napas dalam barulah dia melangkah meninggalkan ruang baca.

Mbak Anik tahu betul masalah antara ibu dan anak itu. Cukup lama mengikuti Ibu Farida membuatnya ikut prihatin dengan renggangnya ikatan mereka. Padahal Mbak Anik tahu betul bagaimana sayangnya Ibu Farida terhadap Roman dan begitu juga sebaliknya.

Tapi sebagai bawahan Mbak Anik hanya bisa diam saja. Tidak mungkin dia ikut campur dalam urusan pribadi majikannya. Tapi tetap saja Mbak Anik merasa tidak tega melihat Ibu Farida yang hidup kesepian.

Roman yang baru masuk ke dalam rumah menatap setiap sudut ruangan sambil berjalan menyusurinya. Namun sosok yang dicarinya tidak dia temui. Sesaat matanya menangkap foto orang terkasihnya di dinding ruang tengah. Sejenak dia terpaku dengan tatapan nanar penuh rindu.

Foto Ibu Farida dengan kebaya duduk di kursi berwarna emas dengan berlapis kain bludru warna merah marun . Dengan tatapan teduh dan senyum yang menyejukkan hati.

Roman merasa nyeri di hatinya, mengingat perbuatannya terhadap sang Bunda beberapa tahun belakangan ini. Menyakiti hati orang yang menyayangi dengan sepenuh hati dengan tuduhan yang kejam.

Tanpa mencari kebenarannya, dia lebih mempercayai ucapan wanita yang baru dikenalnya beberapa tahun saja. Yang kini dia ketahui telah menipunya mentah mentah.

Roman menarik napas kasar dan menghembuskan dengan kasar. Tiba tiba hatinya terasa ngilu mengingat bagaimana perasaan sang Bunda selama ini. Dia adalah satu satunya harapan Bundanya. Dengan tega mengabaikan pintu surganya itu.

" Anak macam apa aku, dan kini hukumanku telah dimulai. Rasa sakit ku hanya secuil dibanding rasa sakit yang ku lukis dihati pahlawan hidupku, ya Allah ampuni aku. " Gumamnya di dalam hatinya.

Roman tersentak mendengar langkah kaki di tangga. Senyumnya yang tadi merekah langsung meredup ketika menyadari bukan Bundanya yang datang menyambutnya seperti dulu. Melainkan Mbak Anik yang baru kembali dari ruang baca.

" Mbak , Bunda mana ? Pasti lagi di kamar. " Tanpa menunggu jawaban dari Mbak Anik Roman melangkah menuju tangga. Namun langkah itu terhenti oleh teriakan Mbak Anik.

" Mas Roman, Ibuk lagi istirahat tadi berpesan jangan diganggu dulu. Nanti pas makan malam pasti keluar sendiri." Melihat raut wajah kecewa anak majikannya Mbak Anik merasa bersalah. Tapi apa boleh buat, dia hanya menyampaikan pesan.

" Mas Roman mau saya bikinin minum apa ? Mau makan, biar saya siapkan? " Mbak Anik mencoba mengalihkan agar Roman tidak banyak bertanya.

" Tidak usah, Mbak . Aku ke kamar saja, mau istirahat. " Roman pun berbalik menuju kamarnya dengan lesu.

Sementara Mbak Anik hanya bisa mengeleng geleng saja.

" Semoga mereka segera berbaikan seperti dulu. Sejak ada Mbak Nia rumah ini berubah jadi kuburan. " Gerutu Mbak Anik sambil kembali ke dapur.

Roman membaringkan tubuhnya di ranjang dengan kaki terjulur ke lantai. Kembali mengingat terakhir kali dia kembali ke rumah ini yang disambut hangat oleh sang Bunda. Sudah tiga tahun yang lalu dan sejak luka yang dia goreskan tak ada lagi sambutan hangat itu.

Seperti Roman yang tak pernah lagi bersikap hangat terhadap sang Bunda. Dan sejak tiga tahun lalu Roman sendiri tidak pernah menelepon Bundanya sekedar menanyakan kabar. Roman hanya datang dan tak banyak bicara dan kemudian pergi begitu saja.

Semua itu bermula dari Roman, andai saja Roman mencari tahu kebenarannya dan tidak menyakiti Bundanya dengan tuduhan yang tidak berdasar. Dan andai saja Roman tidak mengikuti permintaan Nia untuk tinggal berjauhan dengan Bunda. Dan andai saja Roman masih bersikap layaknya anak yang baik.

Tapi semua hanya andaikan saja. Terlambat untuk menyadari kekeliruan ini menyebabkan penyesalan yang menyesakan dadanya. Bundanya pasti kesepian selama ini, sementara dia bersenang senang dan tertawa bahagia dengan orang yang membodohinya.

Sementara Roman hanyut dalam penyesalan, Ibu Farida larut dalam air mata. Hati ibu mana yang tidak terluka ketika anaknya tidak mempercayai nya dan lebih memilih menjauhinya. Anak yang selalu tersenyum padanya, yang selalu bercerita tentang apapun padanya berubah dingin dan tidak mempedulikanya.

Jika itu terjadi seminggu dua minggu masih bisa dia maklumi, tapi semua sudah bertahun tahun lamanya. Tidak sedikitpun anak kesayangannya itu menyadari kesalahannya.

Ibu Farida masih saja menunggu Roman untuk datang dengan senyum dan canda seperti biasanya. Tapi penantiannya sia sia. Bahkan ketika Roman membelikan sang istri rumah super mewah tidak sekalipun dia mengajak Ibu Farida sekedar berkunjung.

Bukan karena iri pada menantunya, hanya merasa tidak dianggap oleh orang yang paling dia sayangi .Sangat menyakitkan ketika kasih sayangnya tidak lagi dibutuhkan. Begitu sedih ketika melihat anak kesayangannya datang tapi tidak lagi menjumpainya sekedar menanyakan keadaannya.

Sebenarnya Ibu Farida ingin sekali menyambut sang buah hatinya .Membuatkan makanan kesukaan anaknya seperti biasa tapi rasa takut untuk dikecewakan lagi membuatnya menahan semua itu.

Ibu Farida sengaja membatasi dirinya agar tidak jatuh terlalu dalam ,agar tidak sakit terlalu perih. Apalagi kesehatannya yang menurun belakangan ini mendorongnya untuk lebih menjaga perasaannya. Karena Ibu Farida tidak mau Drop lagi seperti waktu itu. Menahan rasa sakit seorang diri.

Beruntung Ibu Farida bisa bertemu dan mengenal Asha. Rasa sepi dan sakitnya jauh berkurang. Keteguhan dan ketabahan Asha memikat hatinya. Menimbulkan rasa sayang yang tak biasa. Seperti kasih sayang seorang ibu dengan anaknya.

Apalagi Resha yang ternyata memiliki hubungan darah dengan anaknya. Balita itu telah mencuri hatinya dari pertemuan pertama. Hingga mampu mengobati kerinduannya akan kehadiran seorang cucu.

*****

Senja telah melukis rona jingga di ufuk barat. Matahari tak lagi menyengat di permukaan kulit. Dinginnya Kota Bandung merebak di segala sudut kota. Tapi Asha belumlah berhenti memacu roda duanya sekedar mengumpulkan rupiah.

Sore ini seperti biasa Asha mengantarkan ketringan Ibu Farida. Sesampainya di pagar penjaga langsung membukakan pagar tinggi itu. Senyuman manis Asha selalu menyapa para penjaga .Tidak hanya para penjaga saja tapi semua pekerja di rumah besar itu menyukai Asha.

" Selamat sore Pak Suryo, apa kabar hari ini. " Sapa Asha dengan ceria.

" Sore Neng Asha yang cantik. Bapak baik ,Neng .Silakan masuk Ibuk udah nungguin tuh. " Jawab Pak Suryo menunjuk ke arah teras.

" Oke, Pak. Terima kasih. " Asha langsung masuk dengan mengendarai motor matic miliknya dan berhenti tepat di depan teras.

" Sore Ibu yang cantik. Segar amat kelihatannya. Habis ketemu gebetan ya ? " Tanya Asha sambil cekikikan.

" Huss , kamu tidak sopan sama Ibuk. Eh iya kapan kamu panggil Bunda. Kalau panggil Ibuk kayak pekerja disini aja. Panggil Bunda, Sha. " Ucap Ibu Farida dengan nada merengut.

" Baiklah Bunda cantik, mulai sekarang Asha panggil Bunda deh. Ini makan malamnya Bunda, jangan lupa dihabisin. " Asha langsung menyerahkan bungkusan ketring ke Ibu Farida.

" Enggak masuk dulu, Sha. Makan sini , yuk .Temani Bunda makan biar semangat menghabiskan ini. "

" Maaf, Bun. Asha harus cepat balik, langganan ojeknya Asha udah jadwalnya pulang. " Tolak Asha dengan wajah sendu.

" Kapan kamu nginap sini, Sha. Minggu ini yaa ?! Bunda kangen Resha . "

" Oke, Asha usahain ya moga moga bisa. Bun, Asha jalan dulu yaa, takut telat kasihan langganan nunggu lama." Ucap Asha pamit.

" Baiklah, asalkan minggu ini Bunda bisa ketemu sicentilnya Bunda. " Ibu Farida tersenyum bahagia.

" Oke Bunda, asalkan Bunda bahagia Asha akan lakukan sesuai permintaan." Asha pun berlalu sambil melambaikan tangannya. Kembali menaiki motornya .Tidak lupa tersenyum manis kepada Ibu Farida , barulah dia bergerak meninggalkan Ibu Farida di teras.

Seseorang yang memantau keakraban yang tidak biasa itu dari balik gorden. Mendengarkan setiap percakapan yang terjadi antara Bundanya dengan seseorang yang tidak dia kenal.

Namun tatapannya lebih tertarik dengan bungkusan yang ada di tangan Bundanya. Roman sangat mengenal merek yang terdapat di bungkusan itu.

Berbagai pertanyaan muncul di benaknya. Apa yang sudah dia lewatkan ? .

Roman segera meninggalkan tempat persembunyian nya sebelum Bunda menyadari keberadaannya. Roman langsung masuk ke kamarnya. Tapi langkahnya terhenti di pintu kamar ketika melihat pintu kamar yang berada di depannya terbuka.

Ada pemandangan yang tidak biasa ada di kamar itu. Roman melihat banyak boneka disana . Apa ini ? Siapa pemilik kamar ini ?

Semua pertanyaan bermunculan di kepalanya. Belum lagi masalah ketring khusus milik Bunda ditambah dengan kamar yang bernuansa dominasi Pink dan penuh boneka.

" Terlalu lama kau mengabaikan Bunda, kini kau tak tau apa apa tentangnya. Teganya kau. Sementara kau tahu betul Bunda hanya memilikimu di dunia ini. Kau pecundang Roman !!! "

...****************...

💖 Selamat membaca Readers 💖

Dukung terus yaa 👍

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

apa bu Farida ada hubungan kekerabatan sama keluarga si Rey yah,,,harus nya semarah-marahnya sang putra harus tetap menghubungi ibunya sih

2024-05-02

0

Aty Gusasi

Aty Gusasi

apa mantan suaminya mertuanya asha ya

2024-05-08

0

MakBarudakh

MakBarudakh

ini yg belum paham Thor, seayah kah?

2024-04-09

4

lihat semua
Episodes
1 Retak seribu
2 Pergi
3 Meninggalkan luka
4 Sakit yang berbalas
5 Awal pengkhianatan Rey
6 Asha Dimana...?
7 Setengah dari kebenaran
8 Bertemu kembali
9 kisah yang serupa
10 Kecewa
11 Penyesalan Roman
12 Bertemu ( Asha & Roman )
13 Perdebatan pertama
14 Jangan menyakitinya
15 Gagal ginjal ?
16 Pergilah Nia...
17 Bertemu masa lalu
18 Galaunya Roman
19 Donor ginjal !!
20 Hasil test Umi Aminah
21 Pengorbanan dan balasan
22 Butik Bunda
23 Entahlah.....
24 Jadilah istrinya...
25 Hari yang mendebarkan
26 Tiga lelaki galau
27 Resha sadar
28 Menikah lagi ??
29 Kebersamaan
30 Harga diri yang terluka
31 Mengambil keputusan
32 Pilihan untuk Nia
33 Komitmen dan chemistry
34 Kedatangan Nia
35 Suara Suara Sumbang
36 Salah paham
37 Kata penuh duri
38 Malam panjang
39 Resepsi
40 Bertemu masa lalu
41 Malam yang menegangkan
42 Cerita tentang Asha
43 Terlambat Rey
44 Keputusan
45 Dua wanita kesepian
46 Cemburu
47 Tentang rasa
48 Kata cinta
49 Asha kenapa...?
50 Asha kenapa 2
51 Kemarahan
52 Tiga hati yang terluka
53 Melukainya
54 Asha yang malang
55 Penyesalan
56 Tak ingin melihatnya
57 Menanti jalan kembali
58 Ingin melupakannya
59 Rindu yang tersisa
60 Selalu ada untukmu
61 Semangat
62 Mobil untuk Asha
63 Mertua vs Menantu
64 Supir jahil
65 Beri satu kesempatan
66 Lepaskanlah...
67 Masih menunggumu
68 Merindukanmu
69 Rencana Babymoon
70 Antara Asha dan Nia
71 Kisah Budi dan Farida
72 Berakhir sudah
73 Nasehat untuk Rey
74 Kesalahan Roman
75 Cantika yang malang
76 Kekesalan Cantika
77 Hari terakhir di Jepang
78 Rasa Rey untuk Resha
79 Cinta yang tak bisa dimiliki
80 ROMANSHA CORP
81 Salah alamat
82 Kehilangan sesuatu yang berharga
83 Menolak tanggung jawab
84 Papa untuk Resha
85 Kamila dan Serly...???
86 Cerita Serly
87 Jebakan Rey
88 Kamila oh Kamila
89 Menikah...?
90 Titik terang
91 Baby twins
92 Awal langkah Yuda
93 Sang Pengagum Rahasia
94 Bertemu Yuda
95 Kesal tapi Nyaman
96 Perasaan Yuda
97 Lamaran Dadakan
98 Akhirnya... menikah !!
99 From Author
100 Making love...?
101 Sisi lain Cantika
102 Rahasia Hati
103 Papa Yuda
104 Surat dari Author
105 Drama Asha
106 Insecure
107 Saling bicara
108 I love You so much
109 Yuda yang malang
110 Akhirnya...
111 Yuda untuk Cantika
112 Akhir yang bahagia
113 Liontin ( Petaka Cinta Cantika)
114 Promosi...!!
115 Promo novel baru !!!
116 Promo novel baru
117 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Retak seribu
2
Pergi
3
Meninggalkan luka
4
Sakit yang berbalas
5
Awal pengkhianatan Rey
6
Asha Dimana...?
7
Setengah dari kebenaran
8
Bertemu kembali
9
kisah yang serupa
10
Kecewa
11
Penyesalan Roman
12
Bertemu ( Asha & Roman )
13
Perdebatan pertama
14
Jangan menyakitinya
15
Gagal ginjal ?
16
Pergilah Nia...
17
Bertemu masa lalu
18
Galaunya Roman
19
Donor ginjal !!
20
Hasil test Umi Aminah
21
Pengorbanan dan balasan
22
Butik Bunda
23
Entahlah.....
24
Jadilah istrinya...
25
Hari yang mendebarkan
26
Tiga lelaki galau
27
Resha sadar
28
Menikah lagi ??
29
Kebersamaan
30
Harga diri yang terluka
31
Mengambil keputusan
32
Pilihan untuk Nia
33
Komitmen dan chemistry
34
Kedatangan Nia
35
Suara Suara Sumbang
36
Salah paham
37
Kata penuh duri
38
Malam panjang
39
Resepsi
40
Bertemu masa lalu
41
Malam yang menegangkan
42
Cerita tentang Asha
43
Terlambat Rey
44
Keputusan
45
Dua wanita kesepian
46
Cemburu
47
Tentang rasa
48
Kata cinta
49
Asha kenapa...?
50
Asha kenapa 2
51
Kemarahan
52
Tiga hati yang terluka
53
Melukainya
54
Asha yang malang
55
Penyesalan
56
Tak ingin melihatnya
57
Menanti jalan kembali
58
Ingin melupakannya
59
Rindu yang tersisa
60
Selalu ada untukmu
61
Semangat
62
Mobil untuk Asha
63
Mertua vs Menantu
64
Supir jahil
65
Beri satu kesempatan
66
Lepaskanlah...
67
Masih menunggumu
68
Merindukanmu
69
Rencana Babymoon
70
Antara Asha dan Nia
71
Kisah Budi dan Farida
72
Berakhir sudah
73
Nasehat untuk Rey
74
Kesalahan Roman
75
Cantika yang malang
76
Kekesalan Cantika
77
Hari terakhir di Jepang
78
Rasa Rey untuk Resha
79
Cinta yang tak bisa dimiliki
80
ROMANSHA CORP
81
Salah alamat
82
Kehilangan sesuatu yang berharga
83
Menolak tanggung jawab
84
Papa untuk Resha
85
Kamila dan Serly...???
86
Cerita Serly
87
Jebakan Rey
88
Kamila oh Kamila
89
Menikah...?
90
Titik terang
91
Baby twins
92
Awal langkah Yuda
93
Sang Pengagum Rahasia
94
Bertemu Yuda
95
Kesal tapi Nyaman
96
Perasaan Yuda
97
Lamaran Dadakan
98
Akhirnya... menikah !!
99
From Author
100
Making love...?
101
Sisi lain Cantika
102
Rahasia Hati
103
Papa Yuda
104
Surat dari Author
105
Drama Asha
106
Insecure
107
Saling bicara
108
I love You so much
109
Yuda yang malang
110
Akhirnya...
111
Yuda untuk Cantika
112
Akhir yang bahagia
113
Liontin ( Petaka Cinta Cantika)
114
Promosi...!!
115
Promo novel baru !!!
116
Promo novel baru
117
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!