"Elric! Apa yang kau lakukan?!" pekik Alya sambil buru-buru menuruni tangga ketika melihat Elric yang sedang berusaha berdiri dari kursi rodanya sambil berpegangan pada tepian sofa ruang tengah.
"Aku belum berkonsultasi pada dokter apa kau sudah diizinkan untuk berjalan normal lagi atau belum," terang Alya sambil membimbing Elric yang masih sedikit tertatih dan membantunya duduk di atas sofa.
"I'm okay, Mom (aku baik-baik saja, ma)," protes Elric.
Alya duduk di samping Elric dan merapikan rambut panjang puteranya itu. "Bagaimana kakimu? Masih terasa sakit?"
"Tidak terlalu." Elric menggeleng. "Aku bosan," ucapnya kemudian.
Alya tersenyum. "Kau mau jalan-jalan? Biar aku temani," tawarnya.
"Apa memang aku harus ikut sekolah kepribadian selama satu tahun? Apa suamimu itu tidak bisa merubah keputusannya?" gerutu Elric seraya memandang Alya dengan frustrasi.
"Kenapa, Sayang? Kau tidak cocok dengan Miss Lopez?" tanya Alya seraya mengelus pipi Elric lembut.
"I think his decision is ridiculous (aku pikir keputusan papa ini konyol)," ujar Elric. "Just talk to him, Mom (bicaralah dengannya, ma)!" pintanya setengah memaksa.
"Okay, I'll talk to your dad (aku akan berbicara dengan ayahmu)," ujar Alya sambil mengelus kepala Elric.
Elric menatap wajah ibunya itu sesaat. Saat kecil, ia selalu heran dengan wajah wanita yang telah melahirkannya itu. Ia berbeda dari semua orang di sekelilingnya. Elric bahkan tidak pernah bertemu dengan keluarga ibunya hingga saat ini. Baginya, Alya seperti putri duyung yang terdampar di pantai, dan diselamatkan oleh Nathan, ayahnya.
***
Nathan memandangi gitar berwarna hitam metalik milik Elric yang tersandar di stand gitar di dalam studionya. Gitar semi futuristik yang ia hadiahkan pada puteranya saat berusia sembilan tahun itu sepertinya tidak pernah disentuh lagi dalam beberapa tahun belakangan.
"Kenapa Elric tidak pernah memainkannya lagi, ya?" tanya Nathan pada Alya yang baru saja masuk ke dalam studio.
"Maybe he needs a break (mungkin dia butuh waktu istirahat)," sahut Alya sambil berjalan mendekat pada Nathan. "Nath, aku ingin bicara denganmu," ucap Alya.
"Hmm?" Nathan menaikkan alisnya seraya memandang pada Alya yang tampak serius.
Alya meraih kedua telapak tangan Nathan lalu menggenggamnya. "Ini tentang Elric. Apa memang dia harus menunda sekolah umumnya selama satu tahun?"
"Yeah!" jawab Nathan tegas. "Ah, aku berpikir mungkin aku akan mengganti Miss Lopez dengan guru yang lebih berpengalaman."
Alya terkejut mendengar ucapan Nathan. "Bukankah kau bilang sendiri, Miss Lopez cocok karena jarak umur mereka tidak terlalu jauh dan mereka bisa menjadi seperti teman, dan itu baik untuk Elric?"
"Ya, tapi aku berpikir ulang, Elric butuh didisiplinkan lebih keras lagi. Miss Lopez terlalu muda dan aku pikir Elric tidak akan merasa segan padanya."
"Jadi kau akan mengurung Elric selama satu tahun ini?" tanya Alya khawatir.
Nathan terbahak. "Mengurung? Tentu saja tidak, Alya. Kalau kakinya sudah sembuh, dia bisa melakukan aktifitas di luar."
"Dengan pengawasan?"
"Dengan pengawasan. Dari jauh. Tergantung perubahan sikapnya. Kalau dia bisa bersikap normal dan baik, aku tidak keberatan melepasnya di dunia luar. Tapi, sebelumnya aku harus tahu, ke mana arah tujuan anak ini," terang Nathan.
Nathan menghela napasnya. Ia lalu menghempaskan badannya ke atas sofa. Ia terdiam untuk mencerna kata-kata suaminya itu. "Aku harap kita tidak melakukan kesalahan, Nath," ucapnya.
Nathan mengangkat kedua tangannya. "As a parent, at least we tried (sebagai orang tua, setidaknya kita sudah berusaha)."
***
Emma keluar dari gedung Calhoun School sambil menyusut air mata yang jatuh dari sudut matanya. Ia memutuskan untuk duduk sejenak menenangkan diri di sebuah bangku panjang di bawah pohon oak yang ada di halaman sekolah.
Ia gagal. Kerja prakteknya sebagai guru kepribadian gagal. Kepala sekolah Calhoun mengatakan, keluarga Bradley memutuskan untuk memberikan Elric guru yang lebih senior dan berpengalaman. Dan sesuai perjanjian, jika dalam satu bulan ini keluarga Bradley tidak puas dengan kinerjanya, maka Emma gagal menjadi guru tetap.
Emma memandang langit Manhattan yang gelap akibat polusi udara yang parah. Ia biarkan saja angin mengibarkan rambut panjangnya hingga sebagian menutup wajah sendunya.
Hari yang buruk untuk Emma. Kedua orang tuanya akan bercerai, ia kehilangan kesempatan mendapat pekerjaan yang kayak, dan student loan yang menghantui setiap langkahnya. Dan, Emma terpaksa harus kembali bekerja di restauran fast food Mexico untuk sementara waktu sambil ia mencari pekerjaan yang layak. Artinya, daftar keinginannya untuk menyewa apartemen sendiri harus ditunda entah sampai kapan.
Emma meraup wajahnya kasar. Satu-satunya kebaikan yang ada di balik kemalangan ini adalah, ia tidak perlu bertemu dengan si anak breng sek itu lagi. Setidaknya ia bisa menjalani hari-harinya tanpa harus selalu berusaha menahan emosinya.
Ia menghela napasnya dalam-dalam. Lalu berdiri, dan melangkah keluar dari area Calhoun School dengan semangat baru yang coba ia pupuk kembali. Toh, selama ini Emma sudah biasa dikecewakan oleh keadaan. Seharusnya ia tidak terlalu terpuruk dengan satu lagi kemalangan yang terjadi hari ini.
Sementara di Greenwich, Elric dikejutkan dengan kehadiran guru kepribadian baru. Seorang wanita paruh baya berwajah angker dengan penampilan seperti seorang penjaga perpustakaan klasik. Namanya, Mrs. Becky Sanders. Ia mirip sekali dengan Ratu Elizabeth II dari Inggris.
Satu-satunya pertanyaan yang ada dalam benaknya adalah, "Where's Emma (di mana Emma)?"
"Miss Lopez tidak bisa melanjutkan kerja prakteknya di Calhoun School." Wanita itu menjawab dengan angkuhnya.
"Kenapa?" desak Elric.
"She failed the test (tesnya gagal)."
Elric tidak bisa percaya ini. Emma harus diganti dengan guru yang lebih membosankan lagi seperti Mrs. Sanders. Elric tidak tahan lagi. Ia harus protes pada Nathan. Namun, ketika ia menyatakan keberatannya menerima wanita dengan gaya berpakaian abad kesembilan belas itu, sang ayah mengatakan, "Pilihan pertama, jalani kursus kepribadianmu, tunjukkan padaku perubahan sikapmu yang baik, maka aku akan mengizinkamu untuk beraktifitas di luar rumah. Pilihan kedua, masih tetap sama. Kalau kau menolak pilihan pertama, aku akan mengirimmu ke wilderness camp."
"End of discussion (pembicaraan selesai)!" tegas Nathan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Emi Wash
sukurin loh lebih serem dari emma kan....😀😀
2024-01-07
0
Saepul 𝐙⃝🦜
Hemmmm akhirnya merasa kehilangan ya elric sama miss lopez 🤭
2022-01-23
0
Rehana
keputusan yg berat buat elric..
2021-11-23
0