Bab 5. Sepertinya Elric Membenci Apa Saja.

"Nooo!" teriak Elric dengan keras. "F uck! Aku mati!" serunya kemudian seraya melepas headset VR dari kepalanya. Ia menggeram kesal ketika karakter yang ia mainkan dalam gamenya, mati tertembak.

Noah yang sedang duduk di atas beanbag di sudut ruangan, tergelak. Sementara Ryan dan Michael berbaring terlentang di atas ranjang sambil menghisap rokok. Keempatnya sedang berkumpul di dalam kamar Ryan.

"Mana rokokku?" tanya Elric seraya menepuk pundak Ryan, meminta sebatang rokok pada pemuda berambut pirang itu.

Ryan merogoh sakunya dan memberikan sebungkus rokok dan koreknya pada Elric. Dengan cepat Elric menyambarnya lalu menyalakannya sebatang. Ia duduk di tepi ranjang menghadap ke arah Noah yang sedang menenggak botol whiskeynya.

"Kapan rencanamu akan dilaksanakan?" tanya Elric. Ia menghembuskan asap rokok ke udara.

"Beberapa hari lagi, aku sedang memesan sesuatu," sahut Noah.

"Memesan apa?" tanya Elric penasaran.

"Surprise (kejutan)," gelak Noah.

"Pistol. Noah sedang memesan pistol," sahut Ryan membuat Noah mendecak sebal.

"Itu kejutan, Bodoh! Kenapa kau mengatakannya sekarang?!" hardik Noah pada adik lelakinya itu.

Mata Elric membulat. "Pistol sungguhan?" tanyanya tak percaya.

"Tentu saja sungguhan. Kau pikir aku akan memakai pistol mainan?" Noah memutar kedua bola matanya.

"Tapi ... apa tidak akan terlalu berbahaya?" Elric tampak ragu-ragu.

"Kalau kau takut, sebaiknya kau tidak usah ikut," tantang Noah pada Elric.

Mendengar ucapan Noah, Elric merasa pemuda itu sedang mengoloknya sebagai seorang pengecut. "Aku tidak takut," protesnya. Ia tidak mau dikatakan sebagai anak manja yang pengecut.

"Nice (bagus), El," kekeh Noah.

"Ini pasti akan menyenangkan," ujar Michael seraya beranjak dari atas ranjang.

"Akan sangat menyenangkan," sahut Noah seraya menyodorkan botol whiskeynya pada Michael.

Michael menyambutnya dengan senang hati. Ia menenggaknya, lalu memberikannya pada Elric. Remaja berambut panjang ikal itu menyambar botol dari tangan Michael dan menenggaknya. Ia merasakan badannya menghangat. Ia menyukai sensasi yang ia rasakan dalam tubuhnya. Hangat, rileks dan membuatnya merasa gembira.

"Hei, El ... kau mau belajar menghasilkan uangmu sendiri atau tidak?" tawar Noah.

Elric membulatkan matanya. "Tentu saja aku mau," sahutnya cepat. "Bagaimana?"

"Aku juga mau!" seru Ryan dan Michael bersamaan.

Noah tertawa senang. Tiga remaja itu selalu antusias dengan semua tawarannya. Terutama Elric. Ia sesungguhnya tidak mengerti dengan jalan pikiran remaja satu itu. Orang tuanya kaya raya, terkenal dan hidupnya selalu mudah. Namun ia lebih senang bergaul dengan orang-orang seperti Ryan dan juga dirinya, dan menghabiskan waktu di apartemen mereka yang sempit dan kumuh. Sampai-sampai ayah dan ibunya sudah menganggap Elric seperti anak mereka sendiri.

Elric juga sering membelikan barang-barang yang selama ini hanya ada di dalam angan-angannya. Seperti satu set VR game yang harganya selangit.

"Aku tidak suka selalu dikaitkan dengan nama besar ayahku. Aku bukan ayahku dan aku ingin hidup dengan caraku sendiri." Begitu yang selalu dikatakan Elric.

***

Pukul tujuh malam Elric pulang dengan tubuh yang sedikit sempoyongan. Bahu alkohol tercium jelas dari badannya, sehingga membuat Alya yang baru selesai membantu Lupita di dapur dan berpapasan dengannya, menghentikan langkah Elric menuju ke kamarnya.

"Dari mana, El?" tanya Alya. Ia memperhatikan penampilan puteranya yang terlihat berantakan itu. "Minum?" selidiknya.

"Sedikit." Elric menjawab pendek. "Nite, Mom (Selamat malam, ma)," ucapnya seraya bersusah payah menaiki tangga.

"Elric! Kau belum menjawab pertanyaanku. Kau dari mana?" tanya Alya. Untung saja Nathan belum pulang dari studio Hellbound. Elric mabuk, artinya itu melanggar aturan yang diterapkan oleh ayahnya itu. Tidak boleh minum minuman beralkohol sebelum umurnya cukup, kecuali wine.

"Dari rumah Michael," jawab Elric sekenanya.

"Bersihkan dirimu dan kembali ke sini untuk makan malam," perintah Alya.

"Aku tidak lapar, Mom," sahut Elric dengan malas. "Bisa jangan ganggu aku? Aku mau tidur."

Alya menggeleng seraya menarik napas dalam-dalam. Elric dua tahun belakangan ini, sejak memasuki bangku SMA, memang sedikit susah diatur. Ia pikir mungkin remaja seusianya sedang dalam masa mencerna semua yang ada di sekitarnya. Tetapi semakin ke sini, anak itu semakin menunjukkan kebandelannya. Bahkan ia seperti membenci apa saja.

Elric tidak lagi mau bermain musik, padahal Nathan begitu mengharapkan anak itu mengikuti jejaknya. Sikapnya selalu ketus dengan semua orang di rumah ini, bahkan dengan dirinya, ibunya sendiri.

Alya pernah berbicara dengan guru-guru di sekolah Elric. Mereka mengatakan, Elric baik-baik saja di sekolah. Ia tidak nakal, malah terkesan cuek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Begitupun ketika Alya bertanya tentang teman-teman yang dekat dengan Elric di sekolah, mereka mengatakan kalau Elric hanya berteman dengan Michael dan satu orang lagi yang tidak punya riwayat sebagai murid-murid nakal. Semua baik-baik saja.

"Kenapa wajahmu, Sayang?" tanya Nathan malam itu pada Alya ketika mereka sudah berada di atas ranjang dan bersiap untuk tidur.

"Hmm ... Elric," gumam Alya.

"Kenapa lagi dengan anak itu?"

"Sepertinya di sekolah dia baik-baik saja. Dia tidak nakal, tidak bergaul dengan anak nakal, tapi ... sikapnya di rumah seperti ... kau tahu, membenci semua orang yang ada di rumah ini, termasuk aku, ibunya sendiri," ungkap Alya.

"Bukankah aku sudah pernah bilang padamu, kalau dia sepertinya sangat membenciku? Kau menyuruhku untuk tidak berpikiran seperti itu, sekarang kau merasakannya sendiri, bukan?"

Alya menghela napasnya. "Ada apa sebenarnya dengan anak itu?" Ia mengelus janggutnya.

Nathan menggeleng. Ia pun ikut menghela napas dalam-dalam. "Kita sudah memberikan segalanya pada Elric. Aku bahkan membuka lebar pintu karirnya, kalau dia ingin serius dalam bermusik."

"Apa ... mungkin kita terlalu memaksanya untuk bergelut di bidang yang tidak dia sukai?" tebak Alya.

"Tidak mungkin. Elric suka musik dari kecil. Dia selalu antusias dengan semua pelajaran musik yang ia terima. Memang akhir-akhir ini dia jarang masuk studio. Mungkin, dia hanya sedang jenuh," pikir Nathan.

"Semoga saja," ucap Alya seraya menarik selimut menutupi tubuhnya.

Nathan tersenyum jahil. Ia mendekat pada Alya dan memicingkan matanya. "Atau ... kita beri Elric seorang adik agar dia tidak kesepian," ujarnya seraya menaik-naikkan alisnya.

Mata Alya membulat. Refleks tangannya menarik rambut panjang Nathan dengan keras membuat pria itu meringis. "Aku hanya mengungkapkan ideku, Alya," katanya seraya mengusap kepalanya.

"Satu anak saja sudah repot," gerutu Alya.

Nathan terkekeh. "Kalau begitu ... bagaimana kalau malam ini kita ...."

"Tidak!" potong Alya cepat seraya membalikkan badan memunggungi Nathan dan menutup badannya rapat-rapat dengan selimut.

"Alya ...."

"Tidur saja, Nathan."

"Kenapa sekarang kau sering menolakku?" keluh Nathan.

"Karena aku sudah tua," jawab Alya asal.

"Omong kosong! Kau masih barumur tiga puluh delapan tahun, Sayang. Kau sedang seksi-seksinya," kikik Nathan.

Alya memutar bola matanya. Bukan ia ingin membuat Nathan kecewa, namun di dalam kepalanya sedang penuh dengan pikiran tentang Elric. Hatinya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan anak semata wayangnya itu.

***

Terpopuler

Comments

Emi Wash

Emi Wash

kadang manusia suka begitu, dikash kaya serbas mudah tp pingin ngicipi hidup yg pas2an....

2024-01-07

0

ℝ𝔦𝔪𝔲 ƐꝈƑ⃝🧚🏻🌸🌸🌸

ℝ𝔦𝔪𝔲 ƐꝈƑ⃝🧚🏻🌸🌸🌸

waw

2022-04-21

1

Lina Maryani

Lina Maryani

tidak suka tp manfaat kan fasilitas dr orang tua...🤭

2022-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selamat Datang Di Dunia, Elric Arthur Bradley.
2 Bab 2. Si Pemberontak
3 Bab 3. Emma Lopez, Lulusan Psikologi Yang Membutuhkan Psikiater.
4 Bab 4. Elric Dan Hidungnya Yang Patah.
5 Bab 5. Sepertinya Elric Membenci Apa Saja.
6 Bab 6. Misi Dua Hari Lagi.
7 Bab 7. Dia Belum Tahu Siapa Kau, Elric.
8 Bab 8. Misi Yang Konyol
9 Bab 9. Elric, Kau Dihukum.
10 Bab 10. Siapa Mengajar Siapa.
11 Bab 11. James, Bassist Hellbound Yang Tampan.
12 Bab 12. Pendapat Elric Tentang Emma.
13 Part 13. Things To Do List
14 Bab 14. Aku Lebih Suka Melihatmu Marah.
15 Bab 15. Do You Have Crush On Her?
16 Bab 16. Where's Emma?
17 Bab 17. Numpang Lewat.
18 Bab 18. Jangan Ganggu Aku, Elric!
19 Bab 19. Hari Yang Begitu Buruk Untuk Emma.
20 Bab 20. Her Misery.
21 Bab 21. Si Bapak Baptis Tampan Yang Womanizer.
22 Bab 22. James Terlalu Tua Untukmu!
23 Bab 23. Makan Malam Yang Gagal.
24 Just Fun.
25 Bab 24. Adik Lelaki Yang Tidak Pernah Emma Miliki.
26 Bab 25. Like Father Like Son.
27 Bab 26. Ide Buruk Elric Dan James Yang Salah Berucap.
28 Bab 27. Mengajak Emma Kencan Dengan Budget Minim.
29 Bab 28. What Is Love.
30 Bab 29. Casual Dinner
31 Bab 30. Curahan Hati Emma.
32 Bab 32. Kau Mengkhawatirkanku, Emma?
33 Bab 33. Part Of My Body.
34 Bab 34. Wajahku?
35 Bab 35. He'll Be Back To Where He Belongs.
36 Bab 36. Tidak Ingin Membuang Waktu.
37 Bab 37. Kutunggu Jawabanmu.
38 Bab 38. You Are The Reason.
39 Bab 39. Malam Pertama Elric.
40 Bab 40. Outdoor Movie Theater.
41 Bab 41. Di Jantung East Harlem
42 Bab 42. The Bad Boy Of Manhattan
43 Bab 43. Yes Or No?
44 Bab 44. A Brilliant Guitar Player.
45 Bab 45. Denial.
46 Bab 46. Start The Band.
47 Bab 47. Apa Pun Untuk Emma.
48 Bab 48. Elric's Very First Concert.
49 Bab 49. Whatever That Is.
50 Bab 50. Angel Without Wings
51 Bab 51. Lalu Kenapa?
52 Bab 52. I Just Don't Know.
53 Bab 53. Thank You, Angel.
54 Bab 54. Why Is Everything So Confusing?
55 Bab 55. And The Party Begins.
56 Part 56. The Party Continues.
57 Bab 57. Kekesalan Emma.
58 Bab 58. Unknown Feeling.
59 Bab 59. Bersulang Untuk James.
60 Bab 60. When I'm Away From You.
61 Bab 61. Special Invitation.
62 Bab 62. He Will Hate Me.
63 Bab 63. I'm Sorry, Elric.
64 Bab 64. Entahlah.
65 Bab 65. I Can't Help Falling In Love With You.
66 Bab 66. Menganalisa Perasaan.
67 Bab 67. Decision.
68 Bab 68. First Date As A Lovers.
69 Bab 69. Mencoba
70 Bab 70. Siapa Yang Ikut Campur?
71 Bab 71. Pertama Dari Yang Pertama.
72 Bab 72. Gimmick Sialan.
73 Bab 73. Psssttt ....
74 Bab 74. Dinner And The Awkward Moment.
75 Bab 75. Awkward Moment (2).
76 Bab 76. Sekacau Ini?
77 Bab 77. Dilema.
78 Bab 78. Menjaga Jarak.
79 Bab 79. Merelakan.
80 Bab 80. Jika Memang Begitu.
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Selamat Datang Di Dunia, Elric Arthur Bradley.
2
Bab 2. Si Pemberontak
3
Bab 3. Emma Lopez, Lulusan Psikologi Yang Membutuhkan Psikiater.
4
Bab 4. Elric Dan Hidungnya Yang Patah.
5
Bab 5. Sepertinya Elric Membenci Apa Saja.
6
Bab 6. Misi Dua Hari Lagi.
7
Bab 7. Dia Belum Tahu Siapa Kau, Elric.
8
Bab 8. Misi Yang Konyol
9
Bab 9. Elric, Kau Dihukum.
10
Bab 10. Siapa Mengajar Siapa.
11
Bab 11. James, Bassist Hellbound Yang Tampan.
12
Bab 12. Pendapat Elric Tentang Emma.
13
Part 13. Things To Do List
14
Bab 14. Aku Lebih Suka Melihatmu Marah.
15
Bab 15. Do You Have Crush On Her?
16
Bab 16. Where's Emma?
17
Bab 17. Numpang Lewat.
18
Bab 18. Jangan Ganggu Aku, Elric!
19
Bab 19. Hari Yang Begitu Buruk Untuk Emma.
20
Bab 20. Her Misery.
21
Bab 21. Si Bapak Baptis Tampan Yang Womanizer.
22
Bab 22. James Terlalu Tua Untukmu!
23
Bab 23. Makan Malam Yang Gagal.
24
Just Fun.
25
Bab 24. Adik Lelaki Yang Tidak Pernah Emma Miliki.
26
Bab 25. Like Father Like Son.
27
Bab 26. Ide Buruk Elric Dan James Yang Salah Berucap.
28
Bab 27. Mengajak Emma Kencan Dengan Budget Minim.
29
Bab 28. What Is Love.
30
Bab 29. Casual Dinner
31
Bab 30. Curahan Hati Emma.
32
Bab 32. Kau Mengkhawatirkanku, Emma?
33
Bab 33. Part Of My Body.
34
Bab 34. Wajahku?
35
Bab 35. He'll Be Back To Where He Belongs.
36
Bab 36. Tidak Ingin Membuang Waktu.
37
Bab 37. Kutunggu Jawabanmu.
38
Bab 38. You Are The Reason.
39
Bab 39. Malam Pertama Elric.
40
Bab 40. Outdoor Movie Theater.
41
Bab 41. Di Jantung East Harlem
42
Bab 42. The Bad Boy Of Manhattan
43
Bab 43. Yes Or No?
44
Bab 44. A Brilliant Guitar Player.
45
Bab 45. Denial.
46
Bab 46. Start The Band.
47
Bab 47. Apa Pun Untuk Emma.
48
Bab 48. Elric's Very First Concert.
49
Bab 49. Whatever That Is.
50
Bab 50. Angel Without Wings
51
Bab 51. Lalu Kenapa?
52
Bab 52. I Just Don't Know.
53
Bab 53. Thank You, Angel.
54
Bab 54. Why Is Everything So Confusing?
55
Bab 55. And The Party Begins.
56
Part 56. The Party Continues.
57
Bab 57. Kekesalan Emma.
58
Bab 58. Unknown Feeling.
59
Bab 59. Bersulang Untuk James.
60
Bab 60. When I'm Away From You.
61
Bab 61. Special Invitation.
62
Bab 62. He Will Hate Me.
63
Bab 63. I'm Sorry, Elric.
64
Bab 64. Entahlah.
65
Bab 65. I Can't Help Falling In Love With You.
66
Bab 66. Menganalisa Perasaan.
67
Bab 67. Decision.
68
Bab 68. First Date As A Lovers.
69
Bab 69. Mencoba
70
Bab 70. Siapa Yang Ikut Campur?
71
Bab 71. Pertama Dari Yang Pertama.
72
Bab 72. Gimmick Sialan.
73
Bab 73. Psssttt ....
74
Bab 74. Dinner And The Awkward Moment.
75
Bab 75. Awkward Moment (2).
76
Bab 76. Sekacau Ini?
77
Bab 77. Dilema.
78
Bab 78. Menjaga Jarak.
79
Bab 79. Merelakan.
80
Bab 80. Jika Memang Begitu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!