Elric masuk ke dalam rumahnya dengan menutup sebagian wajahnya dengan hoodie. Ia tidak ingin orang tuanya melihat wajahnya yang berantakan. Hidungnya patah kena pukul gadis gila di East Harlem. Untung saja ibunya Noah dan Ryan segera mengobatinya. Namun, kepalanya masih terasa pusing.
"Elric!"
Ia memutar kedua bola matanya mendengar pangilan Nathan yang entah muncul dari mana. "I'm tired, Dad (aku capek, pa)," sahutnya seraya buru-buru naik ke tangga menuju kamarnya.
"Kenapa kau menutupi wajahmu?" tanya Nathan dari bawah tangga.
"Bukan apa-apa," sahutnya kembali. Ia melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Namun sialnya, ia berpapasan dengan Alya yang hendak turun.
"Astaga! Elric! Kenapa wajahmu? Kenapa memar begitu? Hidungmu kenapa? Astaga! Nathan!"
Voila. Alya panik dan mengundang perhatian Nathan yang tadinya hendak membiarkan Elric masuk ke dalam kamarnya tanpa menginterogasinya.
"What happened (apa yang terjadi)?" Wajah Nathan tempak serius menatap Elric yang kini duduk di hadapannya sebagai pesakitan.
"Aku jatuh," jawab Elric asal.
"Jatuh, ya? Di mana? Kenapa memarnya terlihat seperti bekas dipukul seseorang?" selidik Nathan yang tidak percaya pada jawaban Elric.
"Elric, Sayang ... katakan apa yang terjadi." Alya yang duduk di sebelah Nathan menimpali.
"I fell, Mom (aku jatuh, ma)!" tegas Elric. "Can I go to bed now (bisa aku pergi tidur sekarang)?"
"Tidak sampai kau ceritakan apa yang terjadi!" Nathan meninggikan suaranya.
Elric memandang pada Nathan dengan sebal. "Apa kau tidak punya hal penting lain yang bisa kau lakukan?" sindir Elric seraya beranjak dari duduknya. "Lagi pula, ini hanya hidung patah, dan aku sudah bilang aku jatuh. Kalian tidak usah berlebihan!" sungutnya sambil melangkah menaiki tangga.
Nathan memijit kepalanya. "Ada apa dengan anak itu?" gumamnya frustrasi.
"Mungkin yang dikatakan Elric benar, Nath ... mungkin memang dia terjatuh tidak sengaja," hibur Alya seraya mengelus punggung Nathan lembut.
Nathan menghela napasnya berkali-kali. Ia menoleh pada Alya. "Seingatku dulu waktu seumuran Elric, aku tidak sekeras kepala ini," ujarnya membuat Alya terbahak.
***
HUNTER SCIENCE HIGH SCOOL, MANHATTAN.
Michael dan Ryan tergelak ketika Elric selesai mengungkapkan kekesalan hatinya tentang kejadian kemarin sore yang masih menyisakan memar di wajahnya. Ketiganya sedang duduk-duduk di rooftop sekolah sambil menikmati beberapa kaleng bir dan juga rokok.
"Gadis gila!" maki Elric mengakhiri ungkapan hatinya.
"Namanya Emma Lopez, dia tinggal di gedung sebelah apartemenku. Dia baru lulus kuliah tahun ini," terang Ryan. "Cantik, tapi galak," kekehnya kemudian.
"Tapi pukulannya cukup keras untuk gadis sekurus itu," ujar Michael seraya memencet hidung Elric. Tak ayal, Elric berteriak kesakitan dan refleks memukul ujung kepala Michael.
"Ini semua gara-gara Noah," gerutu Elric sambil meringis menahan pegal di hidungnya. "Tapi aku akan membuat perhitungan dengan gadis gila itu. Kalau aku bertemu dengannya lagi, dia juga harus merasakan hidungnya patah."
Mata Ryan membulat. "Kau bercanda. Kau bisa terkena masalah karena memukul wanita," protesnya.
"Kau tidak dengar apa yang dia bilang kemarin? Dia seorang feminist. Dia penganut idieologi kesetaraan gender. Ya sudah, berarti aku tidak akan menganggapnya sebagai wanita," erang Elric.
"Mungkin kalau kau bertemu dengannya lagi, hidungmu yang akan patah untuk kedua kalinya," ucap Michael sambil tergelak.
Elric menggeram. "Breng sek kau!" makinya. Ia membuka satu kaleng bir dan menenggaknya hingga habis setengah.
"Hei, Noah punya rencana seru, kalian mau ikut?" tanya Ryan seraya memandang Elric dan Michael secara bergantian.
"Rencana apa?" tanya Michael penasaran.
"Kemari." Ryan memberi isyarat pada Elric dan Michael untuk mendekat padanya.
"Jadi begini ...."
Elric dan Michael mendengarkan penjelasan Ryan dengan seksama. Wajah kedua remaja itu tampak serius. Namun sejurus kemudian keduanya tersenyum miring. Sepertinya mereka menyukai rencana seru yang dibeberkan oleh Ryan itu.
"Aku ikut!" seru Elric.
"Aku juga," timpal Michael.
Ryan mengangguk-angguk. "Ini akan sangat menyenangkan."
***
To be continued ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Emi Wash
paan tuh....
2024-01-07
1
Lina Maryani
kenakalan remaja...
2022-04-14
2
Saepul 𝐙⃝🦜
Yadalah yadalah mau balas dendam ckckck
2022-01-22
0