10. Televisi

"Mas Raihan!" seruku yang langsung menghampiri suami yang baru saja turun dari mobil.

Hampir saja aku akan memeluk, tapi dengan sigap dia menahan badanku.

"Kenapa?" tanyaku heran.

"Mas, ke kamar mandi dulu," tukasnya singkat, sambil berlalu.

Tak lupa saat berpapasan dengan Bryan, mas Raihan melempar senyumnya lebih dulu. Sembari berucap,"Silahkan masuk, Mas."

Yang langsung diindahkan oleh Bryan. Ketiga laki-laki itu pun memasuki rumah, meninggalkan aku yang masih mematung di tempat seorang diri.

Mas Raihan kenapa? Dia seperti menghindariku.

Ah, mungkin hanya perasaanku saja.

Mengabaikan prasangka yang mencokol dalam hati, segera kulangkahkan kaki mengikuti ketiganya memasuki rumah. Karena terlalu lama berada di luar malam-malam begini membuat bulu kudukku merinding. Seolah ada seseorang yang sedang memperhatikanku dari kegelapan sana.

Aku langsung ke arah dapur, hendak membuat teh hangat untuk tamu, juga mas Raihan yang saat ini masih berada di dalam kamar mandi.

Kami berpapasan di pintu dapur. Kupandangi terus wajahnya dengan intens. Siapa tahu 'kan dia hantu yang menyamar.

"Kenapa, Dek? Kok, liatin Mas kayak gitu banget?" tanyanya merasa aneh .

"Ini Mas Raihan beneran 'kan?" Aku balik bertanya, sembari mencolek-colek pipinya.

"Kamu apa-apaan, sih." Mas Raihan meraih tanganku, kemudian mendaratkan ciuman di kening, sebelum berlalu menghampiri Bryan di ruang tamu.

Hal itu sukses membuatku kelabakan. Setiap hal manis yang dia lakukan tak pernah gagal membuatku termehek-mehek.

...----------------...

Aku memilih menonton TV di kamar, setelah mengantar beberapa suguhan pada tamu kami. Tak tahu kenapa Bryan itu sering memiliki urusan dengan suamiku.

Perasaan aneh selalu hadir dalam hati tatkala pandangan matanya yang fokus menatapku. Apa dia ada masalah denganku? Aku pun tak merasa memiliki salah dengannya.

Klik.

Aku menyalahkan televisi untuk mengusir bosan.

"Astaghfirullah!" pekikku, saat tayangan televisi langsung menampilkan adegan sadis makhluk hitam yang sedang memangsa seseorang. Dimana mangsanya adalah seorang bocah laki-laki.

Makhluk hitam itu memegang kepala dengan tangan kanannya yang besar, lalu badannya di tangan kiri. Kemudian menariknya berlainan arah.

Cratt!

Suara yang ditimbulkan begitu nyaring. Seperti nyata terdengar di telinga. Kepala dan badan bocah itu seketika terpisah dengan darah yang sudah menyembur ke segala arah.

Sudah dipastikan, bocah itu langsung tewas dengan kepala yang sudah menggelinding di tanah. Hal itu mengingatkanku pada kepala bocah tempo hari.

Refleks tanganku langsung membekap mulut yang sudah terbuka lebar, hendak berteriak. Ingin sekali aku menutup mata. Tak tega melihat hal sesadis itu.

Namun seperti ada yang mengganjal, hingga membuatnya susah terpejam. Alih-alih terpejam, kelopak mataku malah semakin melebar saja.

Tubuhku sudah lemas seluruhnya, tak mampu bergerak walau hanya sekedar mematikan siaran televisi biadab itu.

"Dek?"

"Dek!!"

Sentuhan hangat di pundak, membuatku tersentak. Langsung kurengkuh saja badan kekar mas Raihan yang entah sejak kapan sudah ada di sampingku.

"Kamu nangis?" tanyanya, terdengar khawatir.

Tak ingat lagi sejak kapan air mataku mengalir. Kedua pipiku sudah basah. Hanya ingin menangis untuk saat ini.

Jerit kesakitan, darah yang berceceran, juga wajah dari pemilik kepala terus berputar-putar di otakku.

Aku sebenarnya kenapa?

Kejadian semacam ini tak pernah kualami sebelumnya. Yakin sekali, jika ada yang tidak beres dengan mataku ini. Pun dengan tempat yang aku tinggali saat ini.

Mas Raihan mengelus pelan punggungku yang bergetar. Sentuhan lembutnya membuat hatiku semakin tenang. Hingga aku sudah mampu menetralisir ketakutan dalam diri.

"Kamu kenapa, Dek?" Mas Raihan melonggarkan dekapannya.

Memperhatikan wajahku yang sembab, mimik tanda tanya terukir jelas di wajahnya. Tanganku pun terjulur menunjuk arah televisi. Dan itu membuat kerutan di dahi mas Raihan terlihat lebih jelas.

"Apa, Dek?"

"Tayang TV-nya serem banget, Mas," rengekku. Tak mengalihkan pandangan sama sekali dari mas Raihan.

Dia menoleh, namun raut mukanya masih tampak sama saja, " Kamu ngelindur? Habis mimpi buruk?"

Tentu saja aku melongo.

Apa dia tidak melihat tayangan menyeramkan itu?

"Aku saja belum tidur. Masa iya, ada orang mimpi duluan sebelum tidur. Mas ini giman—" uraianku berhenti, ketika reflek menolehkan kepala untuk melihat layar TV.

"Loh? Kok mati?" sambungku, bingung.

"Dari tadi TV-nya mati, Dek," sahut mas Raihan, enteng.

"T-tapi ... Remotnya aku bawa, Mas. Tidak mungkin TV-nya mati sendiri. Apa rusak, ya?"

"Sudahlah, paling kamu kecapekan, jadi ngehalunya kemana-mana. Mas juga lelah. Tidur, yuk?"

"Tapi, Mas? Mataku gak mungkin salah lihat. Dan aku juga gak lagi menghalu. Semua yang aku lihat nyata, Mas. Sepertinya ada yang tidak beres dengan rumah ini. Bagaimana kalau besok—"

Belum selesai aku berkicau, dengkuran halus sontak mengalihkan atensiku. Kuhela nafas berat saat tahu ternyata mas Raihan sudah tidur duluan. Bisa-bisa nya dia tertidur begitu cepat.

Dikiranya aku ini radio rusak apa? Lagi serius-seriusnya cerita malah ditinggal tidur. Huh!

Segera merangkak, kudekati mas Raihan. Lalu menempatkan diri di samping, menyembunyikan tubuh di bawah selimut sambil mendekapnya. Aku merasakan sepasang mata sedang mengintai kami.

Kenapa mereka terus menerorku? Bahkan suami dan anakku tidak pernah mendapat gangguan sama sekali. Apa yang mereka inginkan sebenarnya?

Berbagai pertanyaan terlintas dalam benak, hingga aku menuju alam bawah sadar pun, pertanyaan itu tak kunjung menemukan jawabannya.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

disarankan bacanya siang hari biar tidak ngena ngenu😂😀😁

2022-10-05

0

Bisikan_H@ti

Bisikan_H@ti

Ya Allah... hnya Divia yang selalu di ganggu entu makhluk 😥😥😥

2022-07-27

1

lazy

lazy

sadis bener

2022-06-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!