7. Bocah?

Ceklek.

"Kyaaa ... !"

Secepat kilat aku berlari ke ruang depan setelah berteriak sekuat tenaga. Melihat gadis kecil mengenakan gaun putih yang lusuh, wajahnya penuh luka dan mengelupas, tengah mentapku dengan tatapan memelas di dalam kamar mandi.

Anak siapa itu? Main ke rumah orang sembarangan. Setidaknya kalau mau pinjam kamar mandi bilang-bilang dulu kek. Apa dia korban KDRT?

"Mas!!"

Brugh.

"Akh!"

Dahiku membentur sesuatu yang keras karena sempat meleng saat berlari tadi. Eh? Apa yang kupegang ini? Keras tapi nyaman, juga wangi parfum yang langsung menyeruak ke dalam hidung begitu memabukkan.

"Dek? Kamu kenapa?" Suara mas Raihan dari belakang.

Aku membuka mata, lantas mendongak. Sepasang mata menatap intens tepat ke dalam netraku. Mata kami bertemu beberapa saat.

"Astaghfirullah ... Maaf."

Buru-buru menyingkir dari tempat nyaman itu. Saat menyadari sesuatu yang aku tabrak tadi tak lain adalah Bryan. Dan aku dengan tak tahu diri malah terlena dalam pelukannya meski hanya sesaat.

"Kamu kenapa?" tanya mas Raihan lagi.

"Anu ... Itu .... "

"Kalau begitu, saya permisi dulu," pamit Bryan yang langsung diiyakan suamiku.

Aku yang masih dalam mode kaget tersenyum sekilas ke arahnya lalu menatap mas Raihan dengan wajah pucat.

"Kamu kenapa, Dek? Sakit?" Mas Raihan meletakkan punggung tangannya di dahiku.

"Enggak, Mas. Anu ... Itu tadi ada .... " Tanganku menunjuk-nunjuk arah kamar mandi.

"Anu? Apanya?"

"Ada anak kecil di kamar mandi. Mana wajahnya serem. Hiii .... " Bulu kudukku meremang kembali saat menceritakannya. Terbayang wajah seram bocah itu.

"Anak kecil? Tidak ada anak yang masuk ke sini dari tadi. Kamu salah lihat mungkin."

"Gak mungkin, Mas. Ayo ke sana kalau tidak percaya." Kudorong badan kekar suamiku agar berjalan lebih dulu.

"Mana?" tanya mas Raihan saat kami sudah sampai di depan kamar mandi.

Aku melongokkan kepala ke dalam, sedangkan mas Raihan sudah ada di dalam kamar mandi untuk mengecek setiap sudutnya.

"Tadi ada kok, Mas. Mungkin sudah keluar," tebakku.

"Terus kalau udah keluar, lewat mana?"

Aku menoleh kesana-kemari, mengecek semua pintu yang ada di sana. Lah, iya ya?

Semua pintu terkunci dari dalam. Tak mungkin juga lewat jendela, letaknya terlalu tinggi. Tidak mungkin juga anak itu bisa keluar tanpa melewati pintu depan.

Terdengar dengusan berat dari suamiku.

"Sepertinya kamu terlalu banyak nonton film horor," cibir mas Raihan.

"Mas, aku serius."

"Sudahlah. Mas mau pergi sebentar."

"Mau kemana?"

"Ke rumah Didit. Mau nanya kelanjutan proyek minggu depan."

"Ikut," cicitku dengan nada manja.

Mas Raihan membelai suraiku lembut.

"Mas bukan mau main, Sayang. Ini urusan bisnis. Masa iya, kamu mau ikut."

Penolakan itu kusambut dengan memanyunkan bibir, kedua tangan sudah dilipat di depan dada, sambil menghentakkan sebelah kaki.

"Nanti malem, deh, kita mabar lagi."

Aku menggeleng.

"Satu ronde?" tawarnya.

Masih kujawab dengan gelengan.

"Dua?" Mas Raihan masih berusaha menawar.

Aku diam, tak merespon.

"Tiga deh, kalau gitu."

"Martabak coklat keju, seblak, roti bakar, kebab, siomay—"

"Eits, kamu mau ngerampok Mas, hem?"

"Aw, sakit, Mas!" jeritku saat mas Raihan mencubit kedua pipiku sekaligus.

"Habis, nakal. Semua aja diminta. Sekalian sama penjualnya kalau perlu. Orang cuma ditinggal bentar doang."

"Iya, iya. Tapi seblaknya jangan lupa. Sama martabak, siomay—"

"Ya, ya, ya. Mas pergi dulu. Assalamu'alaikum." Suamiku sudah pergi duluan sebelum aku selesai mengabsen makanan kesukaan.

"Wa'alaikumussalam .... "

Aku pun kembali berkutat dengan pekerjaan rumah.

Sambil menunggu mesin cuci menyelesaikan tugasnya. Iseng aku membuka pintu belakang yang dari kemarin belum sempat dibuka itu.

Ceklek.

Aroma kemenyan yang terbawa angin langsung tercium saat pintu itu terbuka sepenuhnya. Pekarangan belakang lumayan luas juga. Bisa untuk bercocok tanam nih. Apa lagi aku hobi menanam bunga mawar.

Melangkahkan kaki menapaki halaman, manik mataku tak lepas memandang pohon bambu yang menjulang tinggi di depan sana, sedang bergoyang ditiup angin.

"Mbak?"

Terpopuler

Comments

Bisikan_H@ti

Bisikan_H@ti

Suka buat penasaran aja ni kakak..😁
"Mbak"?

2022-07-25

1

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Semangat kakak... Aku dah mampir nih, mampir jug yuk ke noveku Don't leave me my dear.. mari saling bantu dengan meninggalkan jejak😊

2022-07-21

2

atalim

atalim

harum harum gimana gitu ya

2022-06-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!