Renata berjalan tergesa-gesa keluar dari gedung pencakar langit milik Matteo.
Saat sampai di luar ia menghembuskan nafasnya. "Semoga keputusan ku tepat", ucapnya pelan sambil mengusap Wajahnya.
"Hei gadis muda kenapa kau berdiri di sana. Apa kau sakit? wajah mu sangat pucat", ucap seseorang. Dan Renata tahu siapa pemilik suara itu.
"Seketika senyuman menghiasi wajah Renata. "Paman Thomas", ucapnya sambil melangkahkan kakinya menghampiri laki-laki paruh baya itu.
"Bagaimana keran air yang aku benarkah waktu itu, apakah masih berfungsi dengan baik?"
"Kemari lihatlah sendiri".
"Paman sedang apa tengah hari begini?", tanya Renata melihat bunga-bunga indah yang ada di taman mungil itu.
"Seperti biasanya aku merawat bunga-bunga ini. Ayo kita duduk di sana", ajak Thomas menunjuk kursi taman yang atasnya di tutupi atap.
Renata melihat jarum jam menunjukkan pukul dua belas artinya memang waktunya istirahat. Atasannya Laura juga mengetahui ia pergi dengan Matteo urusan pekerjaan jadi tidak akan menimbulkan masalah.
Renata menganggukkan kepalanya. "Iya paman".
Thomas mengeluarkan box makanan dari dalam tote bag berwarna merah. "Ayo kita makan bersama. Sandwich buatan istri ku", ucap Thomas memberikan box pada Renata yang duduk di sampingnya.
"Tapi ini punya paman, bagaimana kalau paman masih lapar".
"Tenang saja, istri ku akan mengantarkan lagi makanan untuk ku. Makan lah", jawab Thomas sambil mengigit sandwich yang di tangannya.
"Terimakasih paman", ucap Renata sambil mengambil sandwich tersebut.
"Ada apa kau beberapa kali datang ke perusahaan ini?", tanya Thomas.
Terlihat Renata menghela nafas nya. "Urusan pekerjaan saja paman. Aku bekerja di cafe tuan Matteo", jawab Renata menatap lurus ke depan.
"Paman sendiri apa sudah lama menjadi tukang kebun di sini?"
"Selamat siang tu..."
"Apa kau membawa pupuk yang aku butuhkan Edward?", potong Thomas sambil memberi isyarat pada asisten nya itu.
"Tentu saja Thomas, aku membawa pupuk organik pesanan mu. Aku taruh di sini saja", jawab Edward kemudian melambaikan tangannya pada Thomas dan Renata.
Renata menatap sekilas laki-laki yang di panggil Edward itu. Ia kembali mengigit sandwich di tangannya.
"Sudah seumur hidup ku mengabdikan diri di perusahaan ini", ucap Thomas menjawab pertanyaan Renata beberapa saat yang lalu.
"Oh ya, berarti paman sangat mengenal tuan Matteo?".
"Begitu lah. Aku mengenal semua keluarganya", jawab Thomas.
"Tuan Matteo sangat baik, nona Angelica juga baik dan cantik. Mereka pasangan serasi".
"Tapi sayang belum memiliki keturunan", jawab Thomas bernada sarkas.
Renata melototkan matanya menatap laki-laki itu. "Paman, jangan bicara seperti itu bagaimana kalau ada yang mendengar mu", sela Renata melihat sekeliling kalau-kalau ada orang lain.
"Bukankah memang begitu kenyataannya? Kau harus jujur, Renata. Kalau memang begitu kenyataannya jangan takut untuk mengucapkan nya", balas Thomas.
"Lebih baik aku kembali ke cafe, lama-lama bicara dengan paman bisa membuatku dalam masalah besar", Ketus Renata sambil mencebikkan bibirnya dengan wajah di tekuk.
"Ingat kata-kata ku gadis muda, jangan pernah mau tertindas oleh siapapun. Termasuk atasan mu sendiri".
Renata tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
"Bye paman Thomas. Terimakasih makan siangnya, sangat lezat. Sampaikan salam ku untuk istri mu ia pasti wanita idaman", ucap Renata tersenyum sambil beranjak dari tempat duduknya dan berjalan cepat-cepat meninggalkan Thomas yang menatap gadis itu dari belakang.
"Renata, kalau jam istirahat mu sering-sering lah menemani ku makan siang. Istriku akan membuatkan. makan siang yang banyak untuk kita", ucap Thomas setengah berteriak.
"Baik paman", jawab Renata sambil melambaikan tangannya.
"Gadis baik. Andai saja aku memiliki putra yang lainnya, gadis seperti itulah yang aku inginkan untuk anak ku", gumam Thomas.
*
Tok
Tok
"Masuk!"
"Maaf mengganggu anda tuan, tuan besar dan nyonya meminta anda dan istri anda datang ke mansion mereka malam ini", ujar Evans memberitahu Matteo yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan nya.
Matteo melihat jam tangannya sudah menjelang senja. Matteo merenggangkan kedua tangannya. Laki-laki itu bangkit dari tempat duduknya dan memasang jas kerjanya.
"Aku akan menemui daddy dan mommy sekarang atau kalau tidak mereka akan kemari sekarang juga. Kau pulanglah Evans".
"Baik tuan", jawab Evans.
"Huhh, ada apa daddy dan mom memintaku menemuinya?", gumam Matteo sambil melangkahkan kaki menuju mobilnya.
...***...
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Femmy Femmy
Renata kenal baik sama ayahnya Mattew 😁
2025-01-25
0
Leng Loy
Pasti minta cucu lah apalagi
2024-11-18
0
Femmy Femmy
sandiwara papanya matheo🤣
2025-01-25
0