"Renata, hentikan pekerjaan mu sekarang juga. Aku yang akan melanjutkannya. Nona Laura membutuhkan mu sekarang", ujar salah satu teman laki-laki Renata.
"Baik Jonathan, aku segera ke sana", jawab Renata sambil mencuci tangan nya.
Renata yang sedang berada di pantry segera keluar untuk menemui Laura di depan. Seperti biasanya jam sekarang cafe ramai pengunjung yang ingin menikmati menu breakfast ala Italia food. Bahkan ada sebagian yang sudah melakukan reverse dari kemarin untuk mendapatkan tempat duduk dengan view taman kota Toronto yang sangat indah di pagi hari.
Dari nama cafe itu saja sudah di ketahui menu yang di jual seperti apa. Nama Tuscany cafe diambil dari nama kota asal Zaneta mommy Matteo berasal. Zaneta sendiri selain dikenal sebagai pengusaha yang mengelola perkebunan dan pabrik wine milik orang tuanya sangat menyukai dunia kuliner sebelum menikah dengan suaminya Thomas Anderson. Sementara Thomas sendiri berasal dari desa kecil di kota Vancouver Kanada.
Thomas dilahirkan dari keluarga menengah atas begitu juga dengan Zaneta. Jadi bisa dibayangkan kekayaan yang akan di turunkan kepada Matteo putra tunggal mereka. Maka dari itu Thomas dan Zaneta mendesak putranya segera memiliki keturunan sebagai penerus bisnis mereka.
"Nona Laura, apa yang bisa saya kerjakan?", tanya Renata berdiri di dekat meja kasir menemui Laura yang pastinya ikut turun tangan jika pengunjung sedang ramai begini.
"Rena, kau bantu waiters mengantarkan pesanan ke meja lima belas rooftop sekarang juga", perintah Laura tanpa menatap Renata. Wanita itu masih sibuk dengan pekerjaannya membantu kasir.
"Baik nona", jawab Renata. Dengan langkah cepat gadis itu segera menuju etalase tempat pesanan yang sudah siap untuk di antar ke pelanggan yang memesan. Terlihat waiters lainnya bergerak cepat dan cekatan demi memenuhi pesanan pelanggan.
"Rena... untuk meja lima belas rooftop", ujar Kelly dari dalam pantry.
"Ya, aku segera mengantarkan nya".
"Pagi ini sangat ramai, bahkan aku tidak bisa meluruskan kaki ku sejenak saja. Hanya di rooftop saja yang sepi pengunjung ", ujar Kelly mengeluh.
"Sabarlah sebentar lagi siang, ada waktu jeda untuk mu beristirahat", jawab Renata berlalu membawa pesanan ke rooftop lantai tiga cafe tersebut. Renata masuk ke lift khusus.
"Selamat pagi tuan pesanan anda.."
"Kenapa lama sekali, apa kau bekerja selalu lamban seperti ini, hah?"
"T-tuan Matteo?", ucap Renata sambil melebarkan matanya menatap siapa yang duduk di meja lima belas. Laki-laki itu terlihat sangat tampan menggunakan sunglasses karena ia memilih duduk di rooftop beratapkan langit dan hangat matahari pagi.
Keadaan rooftop itu sebenarnya menjual view pemandangan kota dan suasana romantis, apalagi jika di waktu malam. Karena terdapat taman bunga
Bunchberry. Bunga yang sangat indah dengan aneka warna, merupakan bunga khas Kanada. Bahkan bunganya tidak hanya di dominasi warna merah, putih, pink ada juga Bunchberry langkah yang berwarna hitam terdapat di rooftop tersebut.
"M-Maaf tuan, pengunjung pagi ini sangat ramai", jawab Renata terlihat gugup sambil menaruh makanan dan minuman yang di pesan Matteo.
Di meja lima belas hanya ada Matteo saja, tapi ia memesan makanan untuk dua orang. Sekilas Renata mengedarkan pandangannya ke sekeliling mungkin saja Angelica sedang berkeliling di sekitar taman.
"Selamat menikmati makanan anda tuan. Jika tuan membutuhkan tambahan saya siap membantu", ucap Renata sopan dan tersenyum manis seperti biasanya.
Matteo terus menatapnya lekat dari balik kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Beruntunglah ia memilih meja rooftop dan tidak ada hal aneh menggunakan kacamata hitam seperti itu.
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi", ujar Renata membalikkan badannya hendak pergi dari sana.
"Siapa yang menyuruhmu pergi, temani aku makan. Bukankah kau yang merekomendasikan makanan disini enak. Aku akan membuktikan nya sekarang", ujar Matteo sambil membuka kacamata hitamnya dan menaruhnya di meja.
Wajah Renata seketika berkerut. Tentu saja ia merasa kaget. Memang apa yang di katakan Matteo benar adanya, ia pernah berkata seperti itu seminggu yang lalu. Tapi makan berdua dengannya di tempatnya bekerja tentu saja membuatnya tidak enak. Bagaimana jika teman-teman nya melihat dirinya bersama Matteo sedang makan bersama. Uhh bisa-bisa akan menjadi pembicaraan orang.
"Maaf tuan Matteo, hm...tetapi pengunjung cafe tuan sedang ramai sekali. Saya tidak enak dengan nona Laura dan teman-teman jika tidak membantu mereka", jawab Renata memberikan alasan dengan maksud menolak secara halus Matteo.
"Siapa Laura dan teman-teman mu itu, hem? Apa mereka atasan ku?"
"Oh tidak tuan bukan begitu maksud ku. B-Baik tuan", jawab Renata patuh segera membuka kursi dan duduk di hadapan laki-laki itu.
"Temani aku makan Renata, tidak ada yang akan berani membicarakan mu karena makan bersama ku", ucap Matteo menenangkan perasaan gadis itu.
"Iya tuan Matteo", jawab Renata terdengar lembut.
Matteo tersenyum melihat wajah gadis itu. Seminggu tidak pernah bertemu ternyata Renata semakin cantik. Pakaian kerja berwarna merah kombinasi hitam itu sangat pas di tubuhnya.
"Maaf tuan, saya pikir tuan memesan makanan untuk istri tuan juga", ujar Renata melihat menu yang tersaji di depannya.
"Tidak. Aku sengaja memesankan makanan itu untuk mu", jawab Matteo menunjuk dengan dagunya.
"Makanlah!"
"Ternyata benar kata mu, makanan di sini sangat enak", ucap Matteo makan dengan lahap.
Renata tersenyum mendengarnya.
"Maaf tuan Matteo apakah saya boleh bertanya sesuatu pada anda?", ujar Renata hati-hati.
"Silakan. Kau boleh menanyakan apapun", balas Matteo menatap kedua manik biru Renata.
"Kenapa tuan tidak pernah ke cafe ini? Saya memang baru satu bulan bekerja di sini tapi teman-teman sering mengatakan pemilik cafe tidak pernah kemari. Padahal cafe tuan sangat bagus bahkan pengunjung nya selalu ramai", tanya Renata sopan sambil menatap sekilas atasannya itu.
Netra abu-abu Matteo tak berkedip menatap gadis dihadapannya, saat Renata bertanya. Jemari tangannya mengusap-usap dagunya.
"Karena aku belum bertemu orang yang mengingatkan bahwa makanan di cafe ku ini enak. Dan baru beberapa hari yang lalu aku bertemu orang yang mengatakan nya langsung kepada ku bahwa makanan di sini enak. Dan aku sangat penasaran untuk mencobanya. Ternyata dia benar. Aku sependapat dengannya.."
...***...
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Leng Loy
Modus banget Matteo
2024-11-18
0
Ummi Ime 🙈
Standar buaya buntung gombaL..😝😜
2022-08-04
1
Meili Mekel
thuor apa rena akan jadi sama matteo
2022-07-29
0