Menit berikutnya terdengar kembali ketukan di pintu. Jennifer segera membuka pintu dan nampak seorang laki-laki masuk kedalam ruangan.
"Selamat pagi Matteo...Angelica", ucap laki-laki berpenampilan parlente tersebut dengan hangat
Matteo yang sedang membalas email melalui handphone nya segera menatap kearah pintu. "Dominic? Ada apa kau datang? Sayang?", ucap Matteo menatap Angelica meminta penjelasan.
Sekilas Matteo juga menatap Renata yang duduk dengan wajah tertunduk di hadapannya.
"Sayang aku akan menjelaskan kepada mu. Aku yang meminta pengacara mu datang kemari".
"Siapa dia?", tanya Matteo menatap Renata kemudian beralih menatap istrinya.
"Di wanita yang kita cari, sayang. Kau tahu maksud ku kan?", jawab Angelica menatap suaminya.
"Huhh"
Matteo menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Menatap lekat wajah Renata yang terlihat semakin memutih dengan kedua tangan memeluk map berwarna coklat didepan dadanya.
"Kita harus bicara sayang", tegas Matteo beranjak dari tempat duduknya menuju sebuah pintu yang ada di sisi sebelah kanan ruang kerja tersebut.
Angelica mengikuti Matteo masuk ke dalam ruangan. Sementara Renata terlihat sedikit panik. Gadis itu merasakan akan sulit menghadapi tuan Matteo. Laki-laki itu sangat dingin dan tegas. Ia sedikit bicara, sekali bicara akan terucap kata-kata yang tak terbantahkan.
*
"Apa-apaan kau ini Angelica, membawa wanita asing kemari", cerca Matteo sambil berkacak pinggang menuntut penjelasan istrinya.
"Sayang dengarkan aku dulu. Wanita itu bekerja di cafe kita. Aku baru dari sana dan bertemu dengannya di ruangan Laura. Kau bisa lihat sendiri, wanita itu sehat dan masih muda. Ia cocok dengan kriteria yang kita cari, Matte".
Matteo memijat keningnya.
"Apa kau mengenal nya dengan baik? Apa kau mengetahui riwayat kesehatan nya? Kau sangat yakin pada wanita asing itu Angelica".
"Kau sendiri yang bilang baru bertemu dengannya kan", ketus Matteo terlihat kesal.
"Sayang, gadis itu memang berniat menemui ku, ia sedang dalam masalah. Ia ingin meminjam uang perusahaan untuk biaya operasi orang tua nya. Bukankah artinya dia terdesak keadaan saat ini. Kita bisa memanfaatkan gadis itu sayang".
"Tidak!
"Aku tidak setuju dengan ide mu itu, Lica. Kalau kau tetap bersikeras melanjutkannya kita bisa mencari orang lain yang jelas siapa dia. Terutama kesehatan nya. Ingat wanita yang akan kau sewa itu akan mengandung anak kita, aku tidak akan memilih wanita sembarangan untuk berhubungan dengan keluarga ku. Kau mengerti!"
Angelica terdiam. Mendengar ucapan Matteo.
"Sayang sebaiknya kita interogasi langsung gadis itu. Jika kau tidak setuju maka kita batalkan saja dan aku akan menuruti mu. Bagaimana?", ujar Angelica membujuk Matteo sambil memeluk pinggang laki-laki bertubuh atletis itu.
"Kau selalu bisa meluluhkan hatiku", bisik Matteo ditelinga Angelica.
Angelica tersenyum mendengarnya. "Tidak semuanya. Hanya hal-hal tertentu saja yang bisa aku luluhkan. Karena kau laki-laki yang sulit tuan Matteo Thomas", jawab Angelica tertawa manja.
"Alright, ayo kita interogasi wanita itu. Kalau dia sudah memiliki anak sangat sulit ia menjaga kandungannya karena waktunya akan terbagi-bagi. Aku tidak mau bekerjasama dengan wanita yang banyak masalah.
*
Renata hanya bisa berdoa dalam diamnya. "Tuhan bantulah aku, semoga tuan Matteo bersedia membantuku. Sepertinya ia yang memiliki kuasa memutuskan semuanya".
Hingga beberapa saat kemudian Terlihat pasangan suami istri itu keluar dari dalam ruangan. Angelica bergelayut manja pada lengan Matteo.
Matteo memeluk mesra pinggang istrinya, semua tak luput dari pandangan Renata. Mereka pasangan yang serasi dan saling mencintai batin Renata.
"Tinggalkan kami bersama gadis ini", perintah Matteo pada Dominic dan Jennifer.
Keduanya pun segera permisi ke luar ruangan meninggalkan Renata seorang diri bersama pasangan suami-istri tersebut.
Seketika ruangan berukuran besar dan mewah itu hening. Bahkan Renata tak bergeming seperti sedia kala.
Sementara Matteo dan Angelica duduk berdampingan. Matteo menyilangkan kakinya sementara tangan kanannya mengusap-usap dagunya sambil menatap lekat wajah cantik gadis di hadapannya yang lebih banyak menundukkan kepalanya. Sementara kedua tangannya saling bertautan diatas map yang di letakkan Renata di pahanya.
"Siapa namamu?", tanya Matteo membuka percakapan. Sementara sorot netra berwarna indah itu tak berkedip menatap Renata.
Lidah Renata terasa kelu, saking tubuhnya bergidik ketakutan membuatnya tak mampu menjawab pertanyaan ringan Matteo.
"Hei...kenapa kau diam, suamiku bertanya pada mu", ketus Angelica menatap tak suka gadis itu.
"Sayang...sepertinya kau benar, kita mencari orang lain saja. Sepertinya aku salah mengajak gadis ini menemui mu".
Ucapan tegas Angelica menyentak kan pikiran Renata.
"S-aya mohon nona maafkan saya. Saya sangat membutuhkan uang itu untuk biaya operasi mama. Ini sertifikat rumah saya. Sisanya saya akan mencicil dengan gaji dan lembur setiap hari di cafe anda. S-aya mohon nona-tuan. S-aya tidak tahu lagi harus meminta bantuan pada siapa, sementara hari ini juga saya harus membayar biaya operasi itu", ucap Renata sambil terisak. Air matanya pada akhirnya jatuh juga. Meskipun sekuat tenaga gadis itu menahannya, nyatanya kristal bening itu keluar dengan sendirinya.
Matteo menatap lekat wajah itu. Melihat gadis itu memohon seperti tadi jujur membuat hati Matteo melunak seketika. Ia melihat jemari tangan Renata menyeka air matanya. Wajah itu terlihat begitu pucat.
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan jika kami memberikan pinjaman uang yang kau inginkan itu Renata?", ketus Angelica.
Cepat-cepat Renata menggelengkan kepalanya.
"Kau harus menyewakan rahim mu untuk mengandung anak kami..."
Surrogate mother, sebagai ibu pengganti yang mengandung anak kami".
...***...
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Meili Mekel
renata kaget
2022-07-29
0
Sriyanti Anjar
lanjut thor
2022-07-24
0
Ayubie
Seru bangett ceritanya 🤗
2022-06-29
0