"Segera lakukan tindakan operasi sekarang juga. Lakukan yang terbaik untuk pasien. Masalah biaya aku yang akan membayarnya..!"
Suara bariton itu mengejutkan Renata. Seketika gadis itu mengangkat kepalanya menatap sosok laki-laki yang berdiri diambang pintu berjarak dari tempat Renata yang berjongkok di sudut ruangan.
"T-uan M-Matteo...?"
Keadaan gadis itu terlihat sangat mengenaskan, dengan posisi berjongkok memeluk lututnya terisak dengan tubuh bergetar di sudut ruangan.
Perawat membantunya berdiri. Renata tidak bisa berkata-kata lagi, hanya terdengar isakan kecil sementara jemari tangannya mengusap air matanya.
"Tuan, semua administrasi sudah di selesaikan, pasien bisa masuk ruang operasi", ucap Evans.
Sementara Renata melihat para petugas bersiap membawa mama nya ke ruang operasi.
Empat orang perawat hendak mendorong ranjang keluar kamar. Sesaat Renata meminta waktu sebentar sebelum ibunya masuk ruang operasi. Gadis itu menggenggam erat jemari tangan Sophia dan mencium lembut kening wanita yang sangat disayanginya itu. "Mama, aku mohon bertahanlah. Selama mama di operasi Rena akan berada di dekat mama", ucap Renata pelan. Sementara Sophia membalas genggaman tangan putri kesayangan nya itu sambil mengerjapkan kedua matanya untuk menenangkan putrinya.
Detik berikutnya para perawat segera mendorong tempat tidur menuju ruang operasi.
"Rena, kau harus kuat. Terus berdoa untuk keselamatan dan kelancaran operasi mama mu", ucap dokter Ana menguatkan Renata yang sudah sangat di kenalnya.
Renata menganggukkan kepalanya dengan pasti.
Tindak-tanduk orang-orang di ruangan itu tak luput dari perhatian Matteo. Laki-laki itu masih berdiri ditempatnya semula sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana menatap Renata yang terlihat syok. Bahkan gadis itu belum mengucapkan sepatah katapun padanya.
Flashback Matteo dan Angelica
"Sayang, kita harus bagaimana sekarang? Bagaimana kalau dia tidak menerima tawaran mu? Padahal ia sangat cocok dengan kriteria yang kuinginkan".
"Tenang lah Lica, ia pasti kembali", ucap Matteo sambil. Ia menunjuk map berwarna coklat milik Renata yang masih berada di atas meja sofa di ruang kerja Matteo.
Angelica tersenyum melihat map itu dan beralih pada suaminya. "Sayang aku punya ide, ini kesempatan kita. Kau kembalikan map itu pada pemiliknya sekalian lihat apa yang terjadi padanya".
"Apa-apaan kau ini, tentu saja aku tidak akan menyusul gadis itu. Kau saja yang melakukannya", ketus Matteo sambil berdiri dan menuangkan wine, meneguknya hingga tandas.
Angelica tersenyum melihat suaminya itu, Angelica melingkarkan tangannya pada pinggang Matteo.
"Dua jam lagi aku ada pemotretan sayang. Aku akan terbang ke Montreal".
"Huhh, batalkan saja. Kau terlalu sibuk dengan pekerjaan mu itu Lica. Bahkan kau terlalu sering meninggalkan suami mu sendirian", ujar Matteo sambil menyibakkan rambut pirang istrinya dan mengecup lembut leher jenjang itu.
"Berapa lama kau berada di Montreal, hem?"
"Empat hari. Ada tiga sesi pemotretan yang harus aku jalani", jawab Angelica sambil memiringkan kepalanya karena kecupan Matteo berubah menjadi sebuah tuntutan. Sementara jemari tangannya membuka satu persatu kancing kemeja ketat yang membungkus tubuh seksi Angelica.
"Masih ada waktu, aku menginginkan mu", bisik Matteo.
"Aku akan memberikan apa yang kau inginkan sayang, tapi kau harus janji akan menemui Renata. Aku yakin gadis itu pasti ke rumah sakit. Yakinkan gadis itu menerima tawaran kita sayang. Aku tidak mau kau kehilangan warisan ayah mu", bisik Angelica membalas sentuhan Matteo.
"Oke, aku akan melakukannya sesuai keinginan mu.."
Flashback end
*
Renata terlihat sangat gelisah menunggu di ruang tunggu. Dokter mengatakan lama operasi kurang-lebih enam jam. Renata melihat arloji yang melingkar di tangannya. "Masih tiga puluh menit lagi dari prakiraan waktu yang di katakan dokter", ucap Renata sambil menyandarkan punggungnya pada kursi.
Renata tak henti berdoa untuk keselamatan Sophia. Saat ini ia hanya sendirian di ruang tunggu itu, sementara tak terlihat lagi keberadaan Matteo dan laki-laki yang bersamanya.
"Apa yang harus aku lakukan setelah ini. Apa tuan Matteo akan menuntut ku untuk melakukan keinginannya. Ah sudahlah, sebaiknya nanti saja aku memikirkan masalah itu. Yang terpenting sekarang semoga mama sehat lagi", ucap Renata
Ceklek..
Renata menolehkan kepalanya pada pintu ruang operasi. Terlihat dokter Ana keluar dengan wajah lelahnya.
Renata berdiri dengan wajah harap-harap cemas. Gadis itu menguatkan dirinya menerima hasil apapun yang akan disampaikan dokter padanya.
"B-bagaimana dengan mama, dok?"
Terlihat dokter menghembuskan nafasnya. Dan terlihat seutas senyuman di wajahnya.
"Nyonya Sophia sudah melewati masa-masa sulitnya Renata. Mama mu kuat, ia sangat bersemangat untuk kesembuhannya. Nyonya Sophia selamat dan operasi nya berjalan lancar. Sekarang ia belum sadar dan masih akan berada di ruang observasi pasca operasi. Kau harus tetap berdoa ya".
Renata menghembuskan nafasnya. Spontan memeluk dokter dengan erat.
"Terimakasih Tuhan. Terimakasih dokter", ucap Renata tersenyum bahagia. Tak henti ia bersyukur.
Terlihat seorang petugas administrasi menghampiri Renata dan dokter Ana.
"Nona Renata, setelah nyonya Sophia sudah melewati masa observasi ia akan di bawa keruang rawat inap VVIP. Sekarang nona bisa beristirahat di sana".
"Hah? Tapi saya tidak memesan ruangan itu. Dari mana saya mendapatkan uang untuk membayar ruangan mahal begitu. Saya akan mengambil kelas tiga saja", jawab Renata.
"Semuanya sudah di bayar tuan Matteo Thomas, nona. Bahkan ia akan menanggung semua biaya sampai nyonya Sophia sembuh di rumah sakit ini".
"Hah?!"
Tentu saja perkataan petugas administrasi itu membuat Renata kaget. "Bagaimana cara ku membayar semuanya pada tuan Matteo, sementara aku belum memutuskan menerima tawaran mereka", batin Renata.
"Sudah Rena, jalani saja. Anggaplah ini keajaiban dari kerja keras mu selama ini. Anggaplah tuan Matteo malaikat penolong mu", ucap dokter Ana tersenyum lembut sambil mengusap punggung Renata yang masih mencerna semuanya.
...***...
To be continue
Semoga suka dengan cerita TFM. Sangat berharap VOTE dan LIKE dari kalian 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
nobita
bukan malaikat penolong.. tapi iblis berwujud malaikat...
2025-01-10
0
Meili Mekel
penasaran lanjutanx
2022-07-29
0
Sriyanti Anjar
ujungnya harta
2022-07-24
0