"Kau ikut dengan ku!", perintah Angelica.
Renata blank masih dengan pikiran dan perasaan yang bercampur aduk. Bahkan ia tidak bisa menjawab apa-apa lagi.
"Hei...apa kau tidak mendengar ku?! Tunggu apa lagi? Ayo ikut dengan ku!"
"Ehh HM... I-ya nona. Nona Angelica, bolehkah saya ke loker saya sebentar? saya akan mengambil sertifikat rumah yang sudah saya bawa", ujar Renata.
Angelica yang sudah berada di ambang pintu tanpa menolehkan kepalanya menghentikan langkah kakinya.
"Bawa dia secepatnya keruangan suami ku, Jennifer! Dan segera hubungi Dominic pengacara suamiku sekarang juga untuk datang ke ruangan Matteo"
"Dan kau jangan lama-lama dengan urusan mu itu, atau aku tidak akan pernah memberikan kesempatan ini lagi pada mu", tegas Angelica sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja itu.
Renata terdiam menatap punggung wanita yang baru saja di kenalnya, namun perasaan Renata menghangat. "Bukankah itu artinya pertanda baik?".
Yang Renata rasakan sepertinya Angelica bersedia meminjamkan uang padanya, walau pun wanita itu terlihat dingin dan sangat ketus. Namun Renata yakin pagi ini adalah hal yang terbaik dalam hidupnya.
"Segera lah urus keperluan mu. Aku menunggu mu di mobil. Kau harus cepat Renata karena nona Angelica dan suaminya sangat disiplin dengan waktu, mereka tidak akan pernah suka berurusan dengan waktu yang sia-sia, atau kau akan kehilangan pekerjaan mu jika menentang nya", ucap Jennifer memberikan clue seperti apa bos besar mereka.
"B-Baik nona Jennifer, saya akan cepat hanya mengambil sertifikat rumah saja di dalam loker ku", jawab Renata segera berlalu sedikit berlarian menjauh dari Jennifer dan Laura yang terlihat masih berbincang-bincang.
"Jenni ada apa sebenarnya? nona Angelica sangat aneh sikapnya tadi bahkan ia langsung meminta Renata menemui tuan Matteo juga".
Jennifer mengangkat satu bahunya. "Aku juga tidak tahu menahu apa yang akan dilakukan bos kita pada gadis itu".
"Jenni, Renata gadis yang baik hidupnya juga sangat berat semoga nona Angelica memperlakukannya dengan baik. Aku kasihan pada gadis itu", ujar Laura pada temannya Jennifer.
"Tenanglah kita akan segera tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Aku pergi sekarang, selamat bekerja".
"Oke, kau juga semoga pekerjaan mu lancar", jawab Laura pada Jennifer yang merupakan temannya di sekolah menengah atas dahulu.
*
"Selamat pagi nona Angelica", sapa sekertaris Matteo yang sedang bekerja di depan meja kerjanya saat melihat kedatangan istri bosnya.
"Apa suamiku ada di ruangannya Rea ?"
"Tuan Matteo sedang meeting, nona", jawab wanita yang dipanggil Rea tersebut tersenyum ramah.
"Baik, aku menunggu suamiku di ruangannya saja", ujar Angelica melangkahkan kakinya
"Iya nona".
Angelica masuk keruangan Matteo. Ia langsung menuju lemari minuman yang terletak di sudut ruangan berarsitektur mewah dengan furniture-furniture mahal berwarna gelap.
Dinding berwarna abu-abu yang hangat memberi kesan melankolis dan sangat pas dipadankan dengan warna merah. Kombinasi yang bisa memberikan energi tambahan dalam bekerja.
Angelica mengambil sebotol wine dan menuangkannya ke gelas sloki yang tertata rapi di atas meja. Wanita itu langsung menyesap nya hingga tandas.
Ceklek..
"Bawa semua berkas kerja sama dengan perusahaan Rein & Co sekarang juga keruangan ku, Evans!"
"Baik tuan, segera saya siapkan".
"Good morning honey", sapa Angelica tersenyum menatap dua laki-laki yang baru saja masuk keruangan itu tanpa melihat kehadirannya disana.
"Sayang, kenapa pagi-pagi kau kemari. Apa kau merindukan suami mu, hem?", ujar Matteo terkejut melihat kehadiran istrinya di ruangannya.
"Tentu saja aku merindukan suami ku setiap saat", balas Angelica mendekati Matteo dan melingkarkan tangannya pada leher laki-laki itu. Tanpa peduli dengan keberadaan Evans asisten suaminya, Angelica mencium mesra bibir Matteo. Keduanya berciuman intens seperti pasangan yang sedang dimabuk cinta dan sudah lama tak bertemu saja. Evans hanya bisa menggaruk kepalanya dan memilih keluar ruangan.
Setelah puas berciuman mesra, Matteo mengendurkan pelukannya. Sekilas ia melihat botol wine. "Kenapa masih pagi begini kau sudah minum, Lica?"
Angelica tersenyum bahagia mendengar pertanyaan suaminya. "Karena aku sedang merayakan sesuatu sayang. Suasana hatiku sedang senang. Ayo kita duduk dan kau harus mendengarkan apa yang akan aku sampaikan pada mu", balas Angelica sambil bergelayut manja pada lengan Matteo yang terlihat aneh melihat istrinya seperti itu.
"Kau sangat aneh, ada apa dengan mu, sayang?"
"Kau akan segera tahu", jawab Angelica tersenyum.
Tok
Tok
Tok
"Itu jawabannya sayang, kau akan segera tahu".
"Masuk!"
Matteo menggelengkan kepalanya, laki-laki itu duduk di sofa sambil melihat pesan masuk di handphone miliknya. Ia tidak perduli siapa yang datang keruangan nya saat ini.
Ceklek..
"Nona Angelica, nona Renata sudah datang", ujar Jennifer sambil membukakan pintu sedikit lebar dan mempersilakan Renata masuk.
"Oke. Silakan duduk", ucap Angelica.
Sementara Matteo tanpa mengalihkan perhatiannya pada handphone miliknya sedikitpun.
Dengan sedikit canggung Renata duduk di hadapan pucuk pimpinan tempat ia bekerja. Ini untuk yang pertama kalinya ia datang ke perusahaan yang selama ini hanya di lihatnya dari cafe tempatnya bekerja saja.
Bahkan saat pertama menginjakkan kakinya di lobby hawa dingin sudah menyusupi dirinya. Apalagi saat memasuki lantai lima puluh, Jennifer menjelaskan hanya ditempati untuk kantor pucuk pimpinan saja membuat tubuh Renata bergidik tak karuan. Terlebih ia sekarang duduk dihadapan pemilik perusahaan.
Sekilas Renata menatap laki-laki yang terlihat dewasa sangat tampan di samping Angelica. Ia yakin pasti laki-laki yang sedang fokus pada handphone itu adalah Matteo Thomas suami Angelica.
"Mereka benar-benar pasangan serasi", batin Renata.
...***...
To be continue
YUK BACA JUGA :
BRIDESMAID
PENGANTIN PENGGANTI
AIR MATA SCARLETT
SERPIHAN HATI ELLENA
MENJADI YANG KEDUA
FIRST LOVE LAST LOVE
MARRIAGE AGREEMENT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Meili Mekel
lanjut
2022-07-29
0
Uccok Pulungan
deracu
2022-07-19
0
Aninda
next
2022-06-23
0