"Renata, maaf kamu harus mendengar berita buruk ini, tapi saya tetap harus menyampaikan nya pada mu. Kau harus mengetahui kondisi ibu mu yang sebenarnya, keadaan ibu mu semakin drop Rena. Ibu mu harus segera di ambil tindakan operasi. Untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner. Hanya tindakan operasi lah yang harus di lakukan"
"Jika tidak segera di operasi, nyonya Sophia akan mengalami anfal yang terus-menerus, itu semakin membuat kondisinya tidak baik. Karena akan membuat tubuhnya semakin lemah dan bisa mengakibatkan henti jantung seketika", ucap dokter jantung yang menanganinya kasus Sophia.
Mendengar penjelasan dokter Ana, membuat Renata hanya bisa menitihkan air matanya.
Dadanya terasa sesak sekali.
Sebenarnya dokter Ana sangat berat untuk menyampaikan kondisi Sophia saat ini pada putrinya itu, mengingat gadis itu sedang berjuang mencari pinjaman uang sana-sini. Walaupun sampai saat ini belum mendapatkan nya. Namun Renata tetap harus mengetahui keadaan sang mama yang sebenarnya. Apalagi tadi Sophia tiba-tiba tak sadarkan diri.
Dengan linangan air mata, Renata berusaha tersenyum getir. "A-ku belum memiliki uang untuk membayar operasi mama, dok", jawabnya terisak.
Lagi-lagi Renata hanya bisa menahan kesedihannya seorang diri. Sekuat apapun dirinya berusaha tetap saja ia lemah. Hanya bisa berharap dari keajaiban saat mendapatkan ujian bertubi tubi. Karena hal seperti ini bukan sekali saja gadis itu alami, terlalu sering. Bahkan ia harus merelakan masa mudanya untuk berkerja keras demi merawat mamanya.
*
Renata duduk di kursi sebelah ranjang pasien. Menggenggam erat jemari tangan sang mama yang terlihat keriput digerus usia dan sakit yang terus-menerus di deritanya.
Renata menatap wajah pucat Sophia yang tergolek lemah di atas tempat tidur. Sementara alat bantu pernafasan terpasang di wajahnya. Begitu juga di bagian dadanya tertempel alat-alat untuk mengontrol kondisi sang pasien.
Renata bisa mendengar nafas Sophia tersengal-sengal. Renata tahu jika saat ini mama nya sangat kesulitan untuk bernafas. Sesak karena mengalami penyumbatan pembuluh darah.
Renata menggenggam erat tangan Sophia. "Mama maafkan Rena belum mendapatkan uang untuk operasi mama. Renata mohon bertahanlah ma".
"Bertahanlah ma, jangan pernah berpikir untuk menyerah. Temani Renata. Rena tidak memiliki siapapun selain mama di dunia ini", lirih Renata dengan suara bergetar menahan kepedihan nya melihat kondisi sang mama semakin lemah.
"R-rena...Akh
"M-ama...jangan bicara dulu, mama akan sesak lagi", ucap Renata menatap kedua mata Sophia.
Sophia berusaha menutupi sakitnya dengan memaksakan diri tersenyum. Namun Renata tahu mama nya sedang menahan kesakitan teramat sangat. Sophia hanya berusaha menutupi keadaan yang sebenarnya ia rasakan, membuat Renata tak bersedih.
"Ahh mama..."
Sekuat tenaga Renata menahan air matanya pada akhirnya ia tak mampu lagi. Melihat Sophia berusaha tersenyum semakin membuat hati Renata seperti di sayat. Dadanya sampai sesak menahan kepedihan. Dan pada akhirnya pertahanan Renata jebol juga. Buliran-buliran bening yang tadinya tertahan di pelupuk matanya akhirnya jatuh juga berlinang menyentuh wajahnya.
"M-ama maaf kan Rena belum bisa mendapatkan uang untuk operasi mama", ucapnya terisak sambil menggenggam erat jemari tangan Sophia. Sophia pun menitihkan air matanya mendengar perkataan putri kesayangan nya itu.
Sophia tahu Renata sudah berusaha agar ia segera di operasi, namun takdir lah yang menentukan segalanya. Sophia kembali berusaha tersenyum menutupi kesedihannya. Hanya balasan genggaman tangannya lah untuk menenangkan putrinya yang menangis saat ini.
"R-rena...
"K-au harus K-uat nak..Akh".
"Mah... mama kenapa", ucap Renata panik melihat Sophia memejamkan matanya. Nampak jelas wajah Sophia semakin pucat dan kesakitan. Sementara nafasnya terdengar terengah-engah dan tubuhnya bergerak gelisah.
Renata menekan tombol darurat yang terhubung dengan dokter dan perawat.
Tak lama berselang terlihat dokter dan perawat datang dan segera memeriksa kondisi pasien.
Renata menyaksikan semuanya. Gadis itu menangis sejadi-jadinya melihat kondisi Sophia. Mendadak
tubuh Renata lunglai di sudut ruangan sambil berjongkok dengan tangan terkepal erat di depan dadanya. "Help me", ucapnya pelan.
"Mama bertahan lah mah, jangan tinggalkan Rena sendirian. Ya Tuhan bantu aku sekali ini saja. Aku tidak mau kehilangan mama ku aku tidak kuat Tuhan. Semuanya tidak akan sama lagi jika tidak ada mama di samping ku", ucap Renata bergumam.
"Rena, mama mu harus segera di operasi. Kondisinya akan terus-menerus seperti ini bahkan akan drop lagi jika terlambat mengambil tindakan", ucap dokter Ana serius.
"Segera lakukan tindakan operasi sekarang juga. Lakukan yang terbaik untuk pasien. Masalah biaya aku yang akan membayarnya..!"
...***...
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Neng Alifa
kaya suamiku. sesak karena jantung
2024-08-06
0
Meili Mekel
sedih banget
2022-07-29
0
Sriyanti Anjar
aduh jd sedih
2022-07-24
0