Renata berjalan tergesa-gesa menuju lokernya. Menaruh barang-barang dan berganti pakaian dengan seragam. Renata menggelung rambutnya keatas sesuai aturan yang di berlakukan di Tuscany café tempatnya bekerja.
"Huhh, aku hampir saja terlambat, beruntung nona Laura belum memulai briefing. Kau sudah selesai bersiap Rena? Hm...kau selalu cantik seperti biasanya Rena".
"Kau selalu saja seperti ini Kelly, datang terlambat kalau bekerja", balas Renata tanpa mengalihkan perhatiannya pada teman baiknya itu.
"Iya iya kau selalu benar. Aku terlambat karena harus menghantar susu-susu segar pada pelanggan ku. Orang seperti kita ini harus banyak menerima pekerjaan, walaupun tidak akan pernah kaya", ucap Kelly tertawa.
Renata menolehkan kepalanya pada Kelly sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Aku doakan suatu hari nanti kau akan menjadi kaya raya Kelly. Jika kau sudah kaya jangan lupakan aku", seloroh Renata sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Pastinya. Aku akan mengangkat mu menjadi wakil ku kalau aku memiliki perusahaan", jawab Kelly tertawa.
Renata pun tidak bisa menahan tawanya mendengar gurauan temannya itu. Ia menarik tangan Kelly yang sedang merapikan anak-anak rambutnya.
"Renata tunggu, aku belum selesai.."
"Ah sudahlah, kau sudah rapi kok. Aku harus menemui nona Laura, Kelly"
"Ada apa kau ingin menemui atasan kita itu?"
"Aku butuh uang untuk pengobatan mama ku".
"Apa mama mu jadi dioperasi, Rena?"
Renata menganggukkan kepalanya. Keduanya berhenti berjalan. "Aku membutuhkan pinjaman uang dari pemilik cafe ini, setidaknya siang ini aku harus mendapatkan uang itu. Dokter sudah menyatakan kondisi mama ku sudah siap untuk melakukan operasi bypass", ujar Renata pelan.
Senyum bahagia seketika menghiasi wajah Kelly karena ia sangat tahu bagaimana Renata berjuang untuk kesembuhan mamanya yang keluar masuk rumah sakit karena penyakitnya.
"Rena, aku minta maaf karena hanya bisa membantumu dengan doa saja. Kau tahu sendiri keuangan ku sangat pas-pasan".
"Ya ampun Kel, aku tahu. Kau sudah sangat membantu ku selama ini sayang. Kau sahabat terbaik ku".
Kelly memeluk tubuh sahabatnya itu. "Sebaiknya kita briefing dan kau segera bicara pada nona Laura, Rena. Yang aku tahu nona Angelica pemilik cafe ini jarang sekali kesini. Kau tanyakan saja langsung pada nona Laura".
Renata menganggukkan kepalanya. Kelly lebih tahu dari nya karena ia baru beberapa minggu kerja di cafe sementara Kelly sudah lama bekerja di sini. Dan yang merekomendasikan Renata kerja di cafe juga Kelly setelah Renata resign dari pekerjaan lamanya di sebuah club malam sebagai waiters juga.
Renata memilih resign karena jam kerja malam hari hingga dini hari, membuat nya tidak bisa total menjaga mamanya yang sudah sakit-sakitan.
*
Tok
Tok
Tok
"Masuk!"
Renata membuka handle pintu ruang kerja atasannya. Terlihat wanita muda seumuran dengan Renata duduk di kursi meja kerjanya.
"Selamat pagi nona Laura. Maaf mengganggu waktu nona, bisakah saya berbicara sebentar dengan anda, nona?", Ucap Renata dengan hormat sambil membungkukkan badannya.
Laura yang terlihat sedang menulis di sebuah buku menatap Renata sekilas. "Ada apa? Bicaralah!"
"Begini nona Laura, saya sedang membutuhkan uang untuk biaya operasi jantung orang tua saya. Saya ingin mengajukan pinjaman uang", ucap Renata dengan suara pelan. Sementara kedua jemari-jemari tangannya saling meremas.
Laura menaruh pena yang sedang di genggamannya dan menghentikan pekerjaannya. Wanita itu menatap lekat wajah anak buahnya yang berdiri tepat di meja kerjanya.
"Renata, aku tahu kau bekerja sangat baik. Tapi apa kau ingat aturan yang sudah kau tandatangani sebelum bekerja di cafe ini? Kau juga masih sangat baru bekerja Rena. Aku sudah sangat baik kepada mu karena tidak menghitung waktu mu untuk menjalani masa percobaan, semua karena Kelly yang merekomendasikan mu".
Renata semakin menundukkan kepalanya dan meremas jemari tangannya. Ia menganggukkan kepalanya pelan. "Iya nona saya tahu, maafkan saya nona Laura karena sudah lancang meminta bantuan mu. T-tapi mama ku harus segera dioperasi. Saya mohon nona, pertemukan saya dengan pemilik cafe ini. Saya akan menjaminkan sertifikat rumah saya dan saya juga akan mencicil hutang saya dari gaji saya. Saya juga akan bekerja lembur setiap hari hingga tutup jam malam nona. S-aya mohon nona Laura", lirih Renata mengiba. Bahkan buliran-buliran bening menetes dengan sendirinya.
Terdengar hembusan nafas Laura. Sebenarnya ia pun merasa iba pada Renata, karyawan baru yang di nilainya sangat rajin dan disiplin. Bahkan Laura hendak memberikan laporan pada atasannya pemilik Tuscany café langsung mengenai karyawan mereka, baik yang sudah lama bekerja maupun yang baru di terima termasuk Renata.
"Rena, untuk hal seperti ini tentu saja bukan wewenang ku memutuskan. Aku akan berusaha membantu mu tetapi aku tidak bisa menjanjikan hasilnya sesuai harapan mu, Rena. Sebentar lagi aku akan menemui bos besar kita, persiapkan diri mu kau akan ikut bersama ku..."
"B-Baik nona Lau...
Ceklek
"Laura nona Angelica datang menemui mu"
"Jennifer?", ucap Laura seketika berdiri dari kursinya.
Sementara di luar terdengar derap langkah heels yang mendekat.
...***...
To be continue
Semoga suka dengan cerita ini. Ikuti kelanjutannya 🙏
Jangan lupa VOTE LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Meili Mekel
next
2022-07-29
0
Yesi Triyanto
memng sedih jd orng miskin, memng semua gak bisa diukur dr uang. tp semua butuh uang
2022-07-18
0
Soeharti Rifangi
lanjuut kak
2022-06-23
0