Cairan Merah Tumpah ke Kepala

Ketika mereka sampai di kamar, saat membuka pintu tiba-tiba ada cairan merah yang entah darimana mengguyur mereka.

"Hoekkk!, cairan apaan ini?, baunya amis banget" kata Alisha membersihkan wajahnya yang terkena cairan merah itu.

"Al, kayaknya gw tahu deh ini cairan apaan" kata Ara menatap Alisha.

"Cairan apaan sih Ra?" tanya Alisha.

"Ini darah Al, darah, coba aja cium, ini bau amis darah" ucap Ara.

"Hah?, darah?, darah siapa Ra?, jatuh darimana?, kenapa bisa pas banget jatuhnya diatas kepala kita?" tanya Alisha menatap ke atas.

"Mana gw tahu Al" ucap Ara.

"Ra lihat deh ke atas" ucap Alisha menundukkan wajahnya dan langsung menutup matanya.

"Ada apa sih Al?" tanya Ara.

"Lihat aja coba ke atas" pinta Alisha yang masih menunduk dan menutup matanya.

Perlahan Ara menatap ke atas sesuai permintaan Alisha.

Di atas nampak seorang wanita bersimbah darah dan dengan bentuk yang sangat menyeramkan sedang menatap mereka sembari tersenyum.

Seketika Ara berlari di ikuti dengan Alisha, namun saat mereka ingin membuka pintu, pintu itu tiba-tiba terkunci dari luar dan tidak bisa mereka buka.

"Mau kemana kalian?" tanya wanita menyeramkan perlahan melayang ke bawah.

Ara dan Alisha pun dengan tubuh yang bergetar menatap satu sama lain dan perlahan menatap ke belakang.

Wanita menyeramkan itu berdiri tepat di belakang mereka menundukkan kepalanya dan tersenyum ke arah mereka.

Ara dan Alisha menggedor-gedor pintu dan berteriak meminta pertolongan.

"TOLONG!, TOLONG KAMI!, TOLONG KELUARKAN KAMI DARI SINI!" teriak Alisha sembari masih terus menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Siapapun yang ada di luar tolong kami!" teriak Ara menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Mau seribu kata sekalipun kalian ucapkan, tidak akan ada orang yang akan menolong kalian, dan mengeluarkan kalian dari dalam sini" ucap wanita menyeramkan itu menyeringai.

"Lepaskan kami, kami mohon lepaskan kami, apa salah kami padamu?, sampai-sampai kamu mengurung kami seperti ini" ucap Alisha menatap wanita menyeramkan itu.

"Kalian memang tidak ada salah apapun padaku, tapi aku tidak akan pernah mengizinkan kalian untuk keluar hidup-hidup dari dalam rumah ini" ucap wanita menyeramkan itu menyeringai.

"Jika kami tidak ada salah apapun kepada kamu, mengapa kamu ingin menyakiti kami hah?, lepaskan kami, keluarkan kami dari dalam sini, aku berjanji akan melakukan apapun yang kamu inginkan, asalkan kamu mau mengeluarkan kami dari dalam sini, aku mohon" pinta Alisha.

"Al" ucap Ara menepuk pundak Alisha.

"Biarkan saja Ra" ucap Alisha menatap Ara.

"Tapi Al, apa kamu yakin?" tanya Ara.

"Iya aku yakin Ra" ucap Alisha menatap Ara.

"Ra, mending jangan deh, aku gak yakin Ra, aku gak yakin kalau dia mau mengeluarkan kita begitu saja dari dalam sini, mending kita cari cara lain aja Ra untuk keluar dari dalam sini" ucap Ara memegang tangan Alisha.

"Dengan cara apa Ra hm?, kamu mau pakai cara apa Ra?, pintunya terkunci, dia mengunci pintunya, apa kamu ingin mendobrak pintu ini?, iya Ra?, iya?, apa kamu bisa mendobrak pintu ini?, Ra, kita gak bisa dobrak pintu ini, lantas mau cari cara apalagi?, memecahkan kaca jendela begitu?, bagaimana bisa Ra?, sedangkan dia berdiri di depan kita, kita tidak akan mungkin bisa melewatinya begitu saja, itu satu-satunya cara supaya kita bisa keluar dari dalam kamar ini" ucap Alisha menatap Ara.

"Dengan bersekutu dengan syaitan?, apa itu jalan terbaiknya menurut kamu Al hm?, katakan Al?, katakan" pinta Ara memegang dan menggoyang-goyangkan pundak Alisha yang masih terdiam.

"Kenapa kamu diam Al?, Al dia hanya syaitan, dan kita manusia, derajat manusia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan syaitan, untuk apa kita takut dengannya, percayalah hanya kepada Allah SWT, dan hanya takut pada Allah SWT bukan dengan syaitan, dengan izin Allah, pasti kita bisa untuk melewatinya dan mengusirnya untuk pergi dari dalam kamar ini" ucap Ara berusaha menyadarkan Alisha.

Ara pun membaca beberapa ayat suci Al-Qur'an yang membuat wanita menyeramkan itu kesakitan dan memegangi telinganya.

"Tunggu saja pembalasan ku" teriak wanita menyeramkan itu dan seketika menghilang.

Ketika wanita menyeramkan itu menghilang, Ara segera berusaha untuk membuka pintu kamarnya dan menarik tangan Alisha mengajaknya untuk keluar dari dalam kamar itu.

Ara menarik tangan Alisha dan membawanya ke taman yang berada tak jauh dari rumahnya. Taman yang sama dengan taman yang mempertemukan mereka.

"Al, aku punya ide" ucap Ara.

"Ide apa Ra?" tanya Alisha menatap Ara.

"Bagaimana kalau kita adakan pengajian di rumah itu, pas pertama kali kamu menempati rumah itu, apa kamu pernah mengadakan pengajian di rumah itu sebelum kamu menempatinya?" tanya Ara menatap Alisha.

"Belum sih Ra, habis aku pikir kalau rumah itu gak sepenuhnya kosong, waktu itu aku beli rumah itu dari bapak-bapak tua gitu, dan dia bilang juga rumah itu sering ia rapihkan dan bersihkan, katanya juga kadang dia menginap di rumah itu Ra, makanya aku gak adakan pengajian, karena adanya bapak itu di dalam rumah itu" ucap Alisha.

"Bapak-bapak tua yang suka bawa sapu lidi itu maksud kamu?" tanya Ara menatap wajah Alisha.

"Iya Ra, emangnya kenapa?, kamu kenal sama bapak-bapak itu?" tanya Alisha menatap Ara.

"Bapak itu bukan manusia lagi Al" ucap Ara menatap Alisha dan langsung mengalihkan pandangannya.

"Hah?, maksud kamu itu apa Ra?" tanya Alisha terkejut.

"Ya maksud aku itu, bapak itu hantu Al, dia sudah lama meninggal dunia" ucap Ara.

"Hah?, seriusan kamu?, kamu tahu darimana?" tanya Alisha menatap Ara.

"Tahu dari warga setempat Al, mereka pernah bilang sama aku, kalau dulu sebelum aku menempati rumah itu, ya memang dia sering menginap di rumah itu, dia itu tunawisma Al, kata warga sini itu dulu dia menemukan kunci rumah yang terjatuh di depan pintunya, lalu ia mengambilnya dan masuk ke dalam, ia membersihkan rumah itu dengan sapu lidi yang ada disana, beberapa hari tinggal saja, warga setempat menemukan bapak itu sudah tidak bernyawa lagi duduk di atas dengan gagang lidi itu menancap di itunya" ucap Alisha.

"What?, seriusan kamu?, jadi aku beli rumah itu dari hantu dong?" tanya Alisha yang mendadak ketakutan.

"Iya Al, kita berdua sama-sama pernah membeli rumah itu dari hantu" ucap Ara.

"Tapi aku sudah berjanji pada salah satunya akan membantu mereka dengan menguburkan jasadnya secara layak" ucap Alisha.

"Lupakan janji itu Al, sebaiknya kita secepatnya pergi dari dalam rumah itu sebelum kejadian buruk menimpa kita" ucap Ara.

Alisha yang mendengar perkataan Ara pun seketika berjalan pergi meninggalkannya dan Ara pun terus mengikuti di belakangnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!