Ciuman Ansel

Amarah Ansel yang menggebu-gebu tiba-tiba padam dengan begitu saja. Kejujuran Freya membuat hati Ansel tergerak. Belum pernah Ansel bertemu dengan gadis sejujur Freya.

knock ... knock ... knock ...

"Kak, ini Amor. Buka pintunya kak, Amor bawa kotak P3K," ujar Amor mengetuk pintu kamar Freya membawa kotak P3K.

Freya menunduk menyembunyikan wajahnya, memeluk kakinya sendiri. Freya terkurung kesedihan, Freya berharap ini hanya mimpi, saat Freya membuka mata semuanya pasti sirna.

"Kak, ini Amor. Buka pintunya kak, Amor bawa kotak P3K," ujar Amor mengetuk pintu kamar Freya lagi karena tidak ada respon apapun dari dalam.

Ansel melihat Freya yang masih bergulat dengan kesedihan akhirnya meneruskan dirinya yang akan membuka pintu.

"Kak tolong obati luka kak Freya, juga tolong hibur kak Freya. Kak Freya pasti sangat sedih," ujar Amor memberikan kotak P3Knya ke Freya lalu meninggalkan Freya dengan Ansel.

Ansel menerima kotak P3K dari Amor melangkah perlahan mendekati Freya. Ansel mengelus lembut kepala Freya. Freya mendongak menatap Ansel.

satu, dua, tiga, empat ...

Ansel menghitung debaran jantungnya yang terpacu lebih cepat saat bertatapan dengan Freya.

"Ini kotak P3K, obati lukamu," ujar Ansel memalingkan wajah menyembunyikan semburat di wajahnya akibat debaran-debaran hatinya.

Freya menerima kotak P3K mulai mengobati betisnya yang memerah dan berdarah akibat pukulan ibunya, sesekali Freya memejamkan mata menahan perih karena lukanya sedang dioles alkohol. Ansel melihat kesulitan Freya, mengambil alkohol ditangan Freya dan mengoleskannya ke betis Freya.

"Awwww ... pelan ... pelan ... perih ....

biar saya saja tuan Ansel tidak perlu membantu, saya bisa sendiri," ujar Freya menolak bantuan dari Ansel.

Ansel tidak menghiraukan ucapan Freya. Ansel mengoleskan obat dengan lebih perlahan dan hati-hati mengobati Freya. Ansel juga membalut luka Freya dengan sangat rapi.

"Jika tidak ku bantu kapan selesainya ... punggungku juga perih karena ibumu ...." protes Ansel mencari alasan agar Freya mau diobati oleh dirinya padahal Ansel hanya memaksakan kehendak saja.

Freya bergidik ngeri mendengar ucapan Ansel. Karena tenggelam dalam kesedihan Freya sampai melupakan Ansel. Freya benar-benar tidak ingat kalau punggung Ansel juga terluka.

"Maaf saya lupa kalau tuan Ansel juga terluka. Coba buka baju tuan biar saya lihat," pinta Freya.

Ansel membuka perlahan kancing demi kancing yang menempel di kemejanya. Terlihat tubuh atletis Ansel yang putih dan berotot. Freya tidak sengaja melihat hal yang seharusnya tidak dilihatnya. Freya reflek menutup wajahnya dengan tangan karena malu. Sudut bibir Ansel terangkat sedikit melihat tingkah Freya yang lucu. Ansel menyingkirkan tangan Freya yang menutupi matanya. Tangan sudah tidak menutupi, namun mata Freya masih tertup.

Ansel terdiam sejenak lalu Ansel menyuruh Freya membuka mata dan mulai mengobati luka di punggungnya.

Dengan ragu-ragu perlahan Freya membuka matanya. Freya bisa melihat dengan jelas tubuh Ansel yang bagus. Tiba-tiba Freya cegukan karena kaget dan tidak bisa menahan malu melihat tubuh atletis Ansel.

"Kenapa cegukan ? seperti bayi," Ansel menggoda menatap wajah Freya, "cepat obati punggungku, obati yang benar jangan asal-asalan ... awas saja kalau lukaku jadi infeksi aku akan membuat perhitungan denganmu," ancam Ansel menutupi rasa gerogi yang mulai melanda akibat bertatapan dengan Freya.

Tangan Freya bergetar dirinya gelagapan, bukan karena tubuh Ansel yang menggoda melainkan kerena Freya takut pada Ansel. Ditambah ucapannya yang selalu tampak penuh dengan ancaman dan tidak bersahabat tapi Freya tidak bisa lari karena ini rumahnya. Manamungkin Freya meninggalkan Ansel seorang diri padahal Ansel terluka karena melindungi dirinya.

Freya mulai perlahan mengoleskan alkohol ke punggung Ansel, ternyata luka yang diderita Ansel bahkan lebih parah dari lukanya. Memang ibu Freya lebih keras memukul Ansel karena ibu Freya mengira Ansel selingkuhan anaknya yang membuat pernikahan Freya dengan Liam menjadi batal.

lucu sekali kamu Freya, melihat setengah tubuhku telanjang saja sudah jegukan ... dasar polos ... bagaimana kalau melihatku telanjang sepenuhnya, mungkin kamu bisa mimisan bahkan pingsan. Apa ini ?! tunggu ... jantungku berdegup kencang jangan sampai Freya bisa mendengarnya. Apa ini karena sentuhannya yang lembut. Ya mungkin saja berkat sentuhannya bahkan aku tidak bisa merasakan sakit ... ini sangat lebih menyenangkan daripada perkiraanku sebelumnya ....

Ansel memegang dadanya agar Freya tidak bisa mendengar detak jantung Ansel yang berdetak lebih kencang dari biasanya bahkan mungkin akan meledak karena Ansel sangat senang. Ini menjadi saat-saat yang sangat berarti dalam hidupnya.

Ansel tanpa sadar sudah mulai menyukai Freya. Hatinya yang membeku perlahan mencair karena Freya. Ansel tidak bisa menahan senyumannya, tapi Ansel belum terbiasa tersenyum secara terang-terangan jadi Ansel menutup senyum dibibirnya dengan tangan.

Menutupi kebahagiannya dari Freya. Ansel masih tidak tahu bagaimana memeperlakukan perempuan selembut Freya. Ansel terus memperhatikan setiap senti wajah Freya.

"Sudah belum ? lama sekali. Cepat balut lukanya," ujar Ansel menutupi rasa canggung nya saat pandangan mereka beradu.

Freya tidak menjawab ucapan Ansel. Freya dengan perlahan membalut dada Ansel. Ansel dibuat pusing oleh Freya karena memutari tubuh Ansel saat membalut punggungnya.

Akhirnya Ansel mencengkram tangan Freya. Ansel menyuruh Freya berhenti, Ansel benar-benar pusing melihat Freya terus berputar.

Ansel memberi perintah agar Freya duduk berhadapan dengannya lalu mulai membalut dari depan saja, jadi Freya tidak perlu berputar.

Freya menuruti perintah Ansel, Freya membalut luka Ansel dari depan.Beberapa kali wajah Freya mendekat ke telingan Ansel dan tangannya seperti mau mendekap Ansel.

Berkat hal itu Ansel bisa mencium aroma manis dari tubuh Freya. Entah parfum apa yang Freya pakai. Yang jelas Ansel sangat menyukai aroma yang keluar dari tubuh Freya.

Aroma tubuh Freya membuat naluri Ansel bangkit. Naluri untuk mendapatkan hal yang lebih bukan hanya saling berpandangan.

Ansel tidak bisa pungkiri kalau dirinya sudah tidak sanggup lagi menahan hasrat untuk mencium Freya. Bibirnya seperti sudah kebas, ingin rasanya mencecap pipi Freya yang lembut.

Ansel sudah memutuskan, dirinya akan melakukan apa yang hatinya inginkan. Ansel dengan sengaja menengokkan kepalanya saat wajah Freya mendekati telinga Ansel untuk membalut luka di punggung Ansel.

"Cuppp ..."

Ansel berhasil mendekatkan bibirnya ke pipi Freya yang putih, kenyal juga lembut. Freya mendorong tubuh Ansel, mencoba melepaskan kecupannya.

Namun Ansel mengunci pinggang Freya hingga Freya tidak bisa bergerak dari posisinya. Ansel memejamkan mata menikmati sensasi menciumi pipi Freya.

Ada rasa hangat yang menjalar dari bibirnya sampai menyentuh hati Ansel. Ansel merasa ini rasa yang luar biasa. Debaran jantung Ansel juga semakin cepat dan tak terkendali seperti ikut bersorak merasakan kehangatan

Ansel sedang berbunga-bunga sedangkan Freya hanya bisa terbelalak kaget menerima ciuman Ansel yang tidak terduga.

Next \=>

🙏Terima Kasih sudah mampir baca.

🙏🙏 Jangan lupa like + Komentar + Vote

🙏🙏🙏 Dukungan reader sangat berpengaruh bagi Author untuk bisa terus semangat Up.

Episodes
1 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2 Situs Perjodohan Online
3 Trik Kecil
4 Jarak diantara Kita
5 Tekanan Batin
6 Kesan Pertama
7 Sudah Ketahuan
8 Selingkuhan Freya
9 Ciuman Ansel
10 Keputusan Ansel
11 Curhat
12 Pesan Pertama
13 Netizens Kepo
14 Prasangka Buruk
15 Obrolan Pengantar Tidur
16 Masuk Daftar Blokir
17 Cemburu
18 Berkemah Dadakan
19 Percakapan bodoh
20 Awal Cerita
21 Cerita Liam
22 Tertukar Jodoh
23 Harapan
24 Debaran Pertama
25 Pilihan
26 Misi Penaklukan
27 Memancing Keributan
28 Kesombongan yang Hakiki
29 H-1 Mimpi Apa ?
30 Ritual Mandi Cantik
31 Hari H Persiapan
32 Hari H Takdir
33 Hari H Selesai
34 Kondisi Ansel
35 Elusan Penyembuh
36 Serpihan Ingatan
37 Kasih Sayang Tuan Muda
38 Desakan Deadline
39 Ansel yang Menggemaskan
40 Sisi Lemah Ansel
41 Lawan atau Kawan
42 Drama di Pagi Hari
43 Siluet Gadis Berdess Coklat
44 Pelita dalam Kegelapan
45 Perkelahian di Tempat Kerja
46 Kembalinya Sahabat Karib
47 Malam yang Mendebarkan
48 Kemesraan Dipenghujung Cuti
49 Cinta Dalam Diam
50 Kemesraan Dua Pasutri yang Tidak Natural
51 Acila Kecil
52 Emosi yang Meluap
53 Izin Lembur
54 Kunjungan
55 Pesona Lawan Pesona
56 Akhir Lembur
57 Enggan Berpisah
58 Kegelapan Ansel
59 Janji Freya
60 Gombalan
61 Mata dan Telinga
62 Shopping
63 Percikan
64 Bertemu Pakar Cinta
65 Berharap Positif
66 Debaran itu Muncul Kembali
67 Selangkah Demi Selangkah
68 Kata Suka yang Pertama
69 Rindu
70 Selingkuhan
71 Tidak Ada Rahasia Diantara Sahabat
72 Diluar Prediksi
73 Awal Pertemuan
74 Baku Hantam
75 Diskusi
76 Mengaku Kalah
77 Dilema
78 Tempat Tidur Siang
79 Pertanda
80 Menyusul Freya
81 Misi Penyelamatan
82 Serigala yang Sedang Sensitif
83 Pengumuman dan Permohonan Maaf dari Penulis
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2
Situs Perjodohan Online
3
Trik Kecil
4
Jarak diantara Kita
5
Tekanan Batin
6
Kesan Pertama
7
Sudah Ketahuan
8
Selingkuhan Freya
9
Ciuman Ansel
10
Keputusan Ansel
11
Curhat
12
Pesan Pertama
13
Netizens Kepo
14
Prasangka Buruk
15
Obrolan Pengantar Tidur
16
Masuk Daftar Blokir
17
Cemburu
18
Berkemah Dadakan
19
Percakapan bodoh
20
Awal Cerita
21
Cerita Liam
22
Tertukar Jodoh
23
Harapan
24
Debaran Pertama
25
Pilihan
26
Misi Penaklukan
27
Memancing Keributan
28
Kesombongan yang Hakiki
29
H-1 Mimpi Apa ?
30
Ritual Mandi Cantik
31
Hari H Persiapan
32
Hari H Takdir
33
Hari H Selesai
34
Kondisi Ansel
35
Elusan Penyembuh
36
Serpihan Ingatan
37
Kasih Sayang Tuan Muda
38
Desakan Deadline
39
Ansel yang Menggemaskan
40
Sisi Lemah Ansel
41
Lawan atau Kawan
42
Drama di Pagi Hari
43
Siluet Gadis Berdess Coklat
44
Pelita dalam Kegelapan
45
Perkelahian di Tempat Kerja
46
Kembalinya Sahabat Karib
47
Malam yang Mendebarkan
48
Kemesraan Dipenghujung Cuti
49
Cinta Dalam Diam
50
Kemesraan Dua Pasutri yang Tidak Natural
51
Acila Kecil
52
Emosi yang Meluap
53
Izin Lembur
54
Kunjungan
55
Pesona Lawan Pesona
56
Akhir Lembur
57
Enggan Berpisah
58
Kegelapan Ansel
59
Janji Freya
60
Gombalan
61
Mata dan Telinga
62
Shopping
63
Percikan
64
Bertemu Pakar Cinta
65
Berharap Positif
66
Debaran itu Muncul Kembali
67
Selangkah Demi Selangkah
68
Kata Suka yang Pertama
69
Rindu
70
Selingkuhan
71
Tidak Ada Rahasia Diantara Sahabat
72
Diluar Prediksi
73
Awal Pertemuan
74
Baku Hantam
75
Diskusi
76
Mengaku Kalah
77
Dilema
78
Tempat Tidur Siang
79
Pertanda
80
Menyusul Freya
81
Misi Penyelamatan
82
Serigala yang Sedang Sensitif
83
Pengumuman dan Permohonan Maaf dari Penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!