hari yang melelahkan

Apresiasi kan dalam komentar saat baca cerita ini ya dan jangan lupa vote nya.

Makasih

Love you all yang buat baca.

Bel pulang telah berbunyi. Semua murid kini tengah bersiap siap untuk pulang. Namun, berbeda dengan Bumi yang kini sudah stay di depan kelas Ariestya untuk menemaninya pergi ke mall membeli sepatu barunya. Sesuai dengan persyaratan yang di ajukan Bumi. Ariestya pun ikut tanpa perlawanan karena ia tidak ingin banyak bicara dengan Bumi yang hanya akan membuatnya pusing dengan cara bicaranya yang sombong.

"Bumi, kamu lagi ngapain di depan kelas aku. Mau pulang bareng ya?" tanya Diandra yang baru saja keluar dari kelas dan melihat Bumi yang kini sudah ada di sana. Diandra berpikir bahwa Bumi akan mengajaknya pulang bersama sesuai yang ia dengar bahwa Bumi akan mengajak seseorang untuk pulang bersama dengan motornya barunya dan ia berharap dia adalah orang tersebut. Diandra pun berjalan menghampiri Bumi, tak lupa juga  Raka, Ardan, Bintang, Kiki dan Rangga. Yang ikut menemani di sana.

"Oh iya sebenarnya kami akan mengajak kalian jalan-jalan  ke mall habis ini. Tapi  bukan hanya kamu aja tapi Vina juga Ariestya. Iya kan Tya," jawab Bumi sambil melirik Ariestya yang baru saja menyusul di belakang Vina.

Sedangkan Ariestya yang mendengar namanya di sebut pun menaikan sebelah alisnya. Tanda bahwa ia bingung, kenapa namanya di sebut-sebut.

"Wah benar nih asikk!!" girang Diandra.

"Kamu harus ikut ya Tya, seru loh itu pasti." Sambungnya.

"Iya Ar kamu ikut aja, tenang kamu gak usah khawatir masalah biaya Bumi nih yang bayar sebagai syukuran atas motor baru Bumi yang baru saja kemarin di beli." Kini, Kiki yang menjelaskan hal tersebut agar dapat meyakinkan Ariestya. Yang terlihat bingung.

"Betul tuh, lagian si Ariestya mana mampu ke mall. Duit aja kagak punya," ejek Bintang.

"Hahahaha." Teman-teman Bumi Pun tertawa dengan apa yang di katakan Bintang.

Sedangkan Ariestya, yang mendengar hal itu hanya diam. Baginya hal itu biasa di rasakan oleh orang seperti dirinya maka hal itu seperti itu tidak membuatnya marah.  baginya perkataan seperti itu di ibaratkan pujian untuknya. Karena telah sabar mendengarkan ini dan itu dari orang yang tidak menyukainya.

"Udah-udah ayo berangkat takut ke buru sore." Rangga pun menghentikan tawanya. Dan mengajak mereka untuk segera pergi dan  Mereka pun berjalan beriringan menuju parkiran sekolah.

"Bumi lo mau ngajak siapa nih Diandra, Vina, Ariestya?" tanya Kiki ketika mereka telah tiba di parkiran.

"Gue naik ojek aja," sahut Ariestya.

"Gak! Kamu ngapain naik ojek. Bumi dan yang lain kan bawa motor, kamu sama mereka aja." Diandra pun berbicara ketika Ariestya mengatakan akan naik ojek untuk apa mereka bawa motor masing masing jika di antara mereka ada yang harus naik ojek.

"Kalau gitu siapa yang akan bersama Ariestya?" tanya Bumi. Kemudian melihat satu-persatu temanya. Tak lupa ia memberi kode mengedipkan sebelah matanya, agar mereka menolak boncengan bersama Ariestya. Namun, Ariestya yang melihat itu menatap aneh kepada Bumi dan mulai curiga.

"Gue gak mau, ntar pacar gue cemburu lagi liat gue boncengan sama cewek lain," sahut Rangga yang mengerti kode yang di berikan Bumi. Sedangkan Bumi yang mendengar jawaban dari Rangga pun Bumi  menyeringai senang,  lalu beralih kepada yang lain.

"Kalau lo Kiki, Ardan Binatang Raka bagaimana?"

"Gue sih ogah ntar yang ada motor gue rusak gara-gara ngeboncengan orang miskin." Dengan  Sadisnya Bintang mengatakan hal itu. Tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Lain dengan Vina yang mendengar hal itu pun seketika menatap wajah Bintang dengan ganasnya.

"Ehhh ngapain lo ngeliatin gue kaya gitu." Bintang yang di tatap seperti itu langsung membalasnya sama.

"Maksud lo apaan mengatakan hal itu sama teman gue hah!" marahnya.

"Udah-udah jangan mulai ya." Ardan menghentikan perdebatan yang baru saja akan dimulai.

"Ok gimana bagaimana sama lo Ki, Raka."

tanya Bumi kepada keduanya.

"Gue mau sama Vina aja. Vin lo  sama gue ya calon pacar. " Sambil menaik turunkan alisnya, mencoba menggoda Vina.  Vina yang melihat hal itu hanya  memutar bola matanya malas.

"Lo gimana Rak."

"Gue sama Diandra aja ya." Raka mengatakan hal itu dengan wajah yang meringis minta maaf karena Bumi yang tengah menatapnya tajam jika ia bersedia bersama Ariestya.

"Tapi... Aku mau sama Bumi Rak," Protes Diandra.

"Engga papa aku bisa naik ojek kok." Ariestya pun bersiap melangkahkan kakinya untuk keluar menuju gerbang. Sedangkan, Bumi yang melihat itu langsung saja melangkah maju ke hadapan Ariestya. Ariestya yang melihat itu pun langsung melihat wajah Bumi sedikit mendongak ke atas karena Bumi yang terlalu tinggi itu untuk dirinya. 

"Ada apa minggir gue mau jalan."

"Emang lo tau kita akan pergi ke mall mana, jangan aneh-aneh ya lo mau naik ojek sendiri, sekarang lo ikut gue naik motor baru gue dan gak ada penolakan." Paksa Bumi, setelah mengatakan hal itu bumi langsung saja menarik tangan Ariestya. Menuju motornya berada.

"Bumi aku sama kamu aja ya plis dan Raka lebih baik kamu sama Ariestya aja lagian Ariestya mana mengkin bisa buat motor kamu rusak ya," mohon Diandra kepada Raka.

"Maaf ya aku gak bisa." Dengan, lirih Raka mengatakan hal itu. Diandra yang mendengarnya pun merasa kecewa. Padahal, ia ingin sekali pergi bersama Bumi. Dan pada akhirnya terpaksa Diandra bersama Raka dan Ariestya bersama Bumi.

Setelah semua siap mereka satu persatu keluar menuju gerbang dan masuk kejalan raya. Rangga yang berada di paling depan sedangkan Bumi yang kini di paling belakang, ia sengaja melakukan itu ini karena ini adalah sebagian dari rencananya agar bisa membuat Ariestya lebih dekat dengannya.

"Ariestya pegangan lo nanti jatuh," lirik Bumi ketika Ariestya yang tidak berpegangan apapun. Sedangkan Ariestya yang tak mengerti pun hanya diam.

"Sini tangan lo peluk gue."

Seakan paham Ariestya langsung saja memelotokan matanya sebal, lalu

Plak

Pukul Ariestya pada punggung bumi.

"Lo apa-apaan jangan aneh-aneh deh, gue udah satu motor aja ogah apalagi harus meluk lo ihhh," dengus Ariestya.

"Ya  biasa aja kali, gak usah pake mukul segala dan gue gak tanggung jawab kalau lo  jatoh."

"Udah jalan aja napa, yang lain udah jauh masa lo masih ada di sini."

"Iya iya ternyata lo bawel juga ya, padahal semua murid di sekolah ini kenal sama lo yang juteknya minta ampun." Dan bumi pun menggas motornya dengan pelan, Seperti orang yang baru saja baru belajar.

"Lo bisa lebih cepat gak sih kita udah ketinggalan jauh sama yang lain."

"Ok, lo bersiap aja karena gue akan membawa dengan kecepatan penuh."  Sedangkan Ariestya yang merasakan itupun kaget karena tiba-tiba saja Bumi langsung menunaikan dengan kecepatan penuh, secara refleks Ariestya langsung saja memeluk Bumi dengan erat karena takut jatuh.

Sedangkan Bumi yang merasakan Ariestya memeluknya seketika merasa senang. Bumi tak tau mengapa saat lebih dekat dengan Ariestya, Bumi merasa ada hal yang berbeda seperti perasaan nyaman. Apalagi saat Ariestya memeluknya dengan erat seperti ini dan  waktu kejadian pagi tadi. Bumi juga mengapa, tak marah atau  bisa dedam lama kepada Ariestya. malah yang ada ingin lebih dan lebih dekat dengan Ariestya.

Seperti waktu kejadian di lapangan dimana Ariestya memukul wajahnya. Bumi merasa sangat di permalukan di sana. Tapi ketika Bumi melihat Ariestya yang berada di kelasnya seketika, ia memiliki dendam ia urungkan. Ariestya sebenarnya ada apa denganmu. Batin Bumi.

"BUMI!" teriak Ariestya. "LO BISA GAK SIH BAWA MOTOR." Sambil menepuk pundak Bumi.

"EMANG KENAPA!"

"Turunin gak kecepatannya gue takut nanti kita bisa celaka." Ariestya memeluk Bumi lebih erat.

"GAK! KITA MAU NYUSUL YANG LAIN ."

"BUMI SUMPAH YA GUE TAKUT!"

"Lo gak bakal kenapa napa tenang aja." Bumi pun menurunkan sedikit kecepatannya. Untuk menenangkan Ariestya yang benar-benar ketakutan.

TBC...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!