jengah

Happy reading don't forget vote and komentarnya.

Ya..

Love you all.

"Asik motor baru nih," ujar Kiki yang baru saja datang ke parkiran.

"Iya dong baru dateng kemarin," balas Bumi dengan bangganya. Sambil mengelus motor barunya.

"Wah bro motor baru nih." kini Raka Ardan Bintang dan Rangga menyusul berdatangan di parkiran dan bertos ala pira jika bertemu. Diantara mereka berlima hanya Kiki dan Bintang yang banyak bicara tidak dengan yang lain.

"Kali ini lo mau ngajak siapa sebagai penumpang pertama lo?" tanya Raka.

Kenapa Raka bisa bertanya seperti itu. karena kebiasaan Bumi yaitu, akan mengajak orang pertama yang mencoba motor atau mobil baru yang ia dapatkan entah itu temannya atau pacar. Dan kali ini mungkin agak berbeda jika biasanya ia akan mengajak pacar barunya tapi itu tidak mungkin untuk sekarang karena Bumi sedang jomblo. Wkw

"Lo tau siapa orangnya." Dengan senyum devil nya, Bumi menatap ke arah gerbang sekolah yang ternyata ada Ariestya, Vina dan Diandra yang barus saja datang secara bersamaan.

"Vina, Diandra atau Ariestya?" gumam Kiki.

"Gue tau siapa orangnya." Dengan senyum jahilnya."Diandra kan." berniat menggoda Raka.

"Jangan nanti ada yang marah tau," balas Bintang, sedangkan Ardan dan Rangga tak ikut menimpali karena mereka tau apa yang akan di lakukan Bumi setelah pulang sekolah nanti.

"Kalian apa-apaan sih ini masih pagi kali." Bela Ardan pada Raka yang baru saja akan di jadikan bahan kejahilan mereka.

"Betul tuh."  Kini Raka lah yang menjawab.

"Ya elah ga seru kali," balas kiki dengan betenya.

"Mending kita masuk ke kelas, lagian ngapain sih nongkrong di parkiran gak enak banget." Rangga yang merasa bosan pun meninggalkan parkiran pergi ke kelas.

"Ehh seru  tau nongkrong di parkiran." ujar Kiki yang ikut menyusul.

"Apa nya yang seru ngeliatin motor sama mobil di sana.  lo semua  ngapain ngikutin gue sih? terus Bumi kemana?" tanya Rangga ketika tak melihat Bumi.

"Lagian bukannya lo yang bilang nongkrong di parkiran itu gak enak. dan sekarang kita ngikutin lo protes juga," ujar Kiki.

Rangga yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas.

"Iya sekarang gue tanya si Bumi kemana?".

"Bumi pergi katanya ada urusan," balas Binatang sambil memainkan hapenya. Sedangkan Ardan yang dari tadi diam hanya memperhatikan tingkah kiki yang dari tadi tidak bisa diam.

"Ki lo ko cerewet banget sih jadi cowok kaya cewek aja." Kiki yang mendengar hal itu hanya mencibir kesal dengan perkataan Ardan.

Sedangkan Bumi kini tengah memulai aksinya mendekati Ariestya. Yang kini tengah berjalan menuju kelasnya.namun  tiba-tiba saja Bumi datang dan mencoba menjegal kaki Ariestya agar terjatuh. Namun, semua yang dilakukan nya itu tak mendapatkan apa yang ada dalam pikirannya. Ariestya yang terjatuh dan ia mencoba menolongnya dan itu malah tak terjadi. Malah yang ada Ariestya menginjak kakinya dengan sengaja.

"Awws!!! "teriak Bumi sambil menggenggam kakinya yang terinjak. " lo apa apaan sih jalan ga liat liat kaki gue ke injek nih. Duh sepatu  mahal gue ke injak lagi , sama sepatu murah kayaknya harus di ganti nih."

Ariestya yang mendengar penuturan Bumi Pun hanya menaikan alisnya sebelah dengan senyum semiriknya.

"Siapa suruh kaki lo di taruh di situ," sinisnya.

"Minggir gue mau lewat." Ketusnya.

"Etsss tunggu dulu. Mau kemana lo main  pergi begitu aja, lo harus tanggung jawab ya sama sepatu gue."

"Apa tanggung jawab? gak salah denger, emang sepatu lo kenapa." Dengan muka datarnya Ariestya mengatakan hal itu." Gue rasa sepatu lo baik-baik aja dan gak lecet."

"Apa gak lecet lo bilang! liat ni sepatu mahal gue ga bagus lagi itu semua gara-gara sepatu murah lo yang nginejek septu gue!" dengan suara yang keras

"Ok ntar gue semir tuh sepatu," balas Ariestya dengan mudahnya.

"Di apain tuh di semir. Orang kaya, kaya gue itu gak level di semir. Kalau sepatu udah buluk kaya itu udah dibuang. Apalagi sepatu yang macam  lo pakai pasti kaki gue udah iritasi," tunjuk Bumi melihat sepatu Ariestya. Bagi Ariestya itu masih bagus dan layak di pakai tapi tidak dengan Bumi yang menurutnya itu sudah berakhir di tempat sampah.

Pada akhirnya Ariestya mencoba mengalah karena ia sudah merasa jengah, dengan semua tingkah dan perkataan Bumi .

"Terus mau lo apa sih! Cuman gara-gara sepatu dibesar besarin dasar lo orang kaya pelit," desisnya.

"Siapa bilang gue pelit, siapa? heh siapa? kalau gue pelit gak mungkin gue beli motor baru." Dengan sombongnya Bumi mengatakan hal itu. Bagi Bumi orang pelit itu ga punya apa-apa sedangkan kan dia engga pelit. Setiap bulan ia akan pergi ke luar negeri untuk berjalan jalan dan setiap minggunya ia akan berganti sepatu tas dan lain lain bahkan bulan ini ia sudah membeli motor baru lagi. dan jangan lupa ia sering mentaraktir teman-temannya, sering membelanjakan pacar pacarnya dan apa itu bisa di bilang pelit.

Dan Ariestya yang mendengar hal itu  rasanya ingin muntah saja, apa katanya? Gak pelit. Itu namanya bukan pelit tapi menghambur hamburkan uang. pemborosan dan sebenarnya kategori pelit Bumi itu seperti apa? Ariestya bingung jadinya.

"iya iya, lo gak pelit sekarang minggir gue mau lewat!" balas Ariestya dengan menatap tajam Bumi.

"Ok. gue bakalan kasih lo lewet dengan satu syarat."  Dengan senyum liciknya.

"Gue gak mau!" balas Ariestya dengan cepat

"Ya udah kalau gitu lo gak akan gue kasih lewat."

"Terserah!!"  Ariestya pun berbalik arah dan pergi meninggalkan Bumi.

Sedangkan Bumi yang lihat itu pun langsung menarik tangan Ariestya dengan kencang sehingga kini Bumi dan Ariestya terlihat seperti berpelukan, jika orang orang yang melihat dari jauh.

"Lo apa apaan sih !" Bentak Ariestya dengan wajah memerahnya. "Lepasin tangan gue, atau kejadian dulu bakan terulang kembali," lanjutan

"Itu gak akan terjadi lagi baby." Dengan senyum mengejeknya. Bumi malah mempererat genggaman tangannya dengan satu tangannya lagi memeluk pinggang Ariestya. Sehingga Ariestya tidak bisa bergerak banyak.

"Bumi lepasin gak. Gue masih bicara baik-baik ya." Ariestya berusaha mencoba melepaskan tangannya. Namun, seberapa besar apapun tenaga nya pasti tidak akan sebanding dengan Bumi yang tinggi memiliki otot yang besar itu.

"Sudah gue bilang tadi gue bakal lepasin lo dengan satu syarat.  Bagaimana?"

"Gak! gue gak mau Bumi lepasin gakkk!!!"

"Coba aja, gue pastiin kita akan seperti ini sampai pulang sekolah."

"Bumi emang lo gak pegel gini terus, lepas ya bentar lagi bel masuk ?" Ariestya mencoba bernegosiasi Bahkan nada suaranya ia turunkan.

"Engga sebelum lo nerima sayarat dari gue titik."

"Iya. iya apa syaratnya tapi, jangan aneh-aneh ya." Pasrah Ariestya.

Setelah Ariestya mengatakan iya. Bumi pun  pelukannya dari Ariestya. padahal Bumi sudah merasa nyaman dan tak ingin melepaskan pelukannya.

"Syaratnya gampang kok, cuman lo ikut gue hari ini beli sepatu baru ke mall. Bagai mana?"

Ariestya yang tak mersa curiga pun mengiyakan permintaan Bumi karena tak ingin pusing.  Karena bel sudah berbunyi, semua siswa berhamburan untuk masuk kedalam kelasnya masing-masing.

Namun kejadin dimana Bumi memeluk Ariestya itu tak luput dari perhatian seseorang yang kini tengah menatap benci Ariestya. dan pergi begitu saja saat bel telah berbunyi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!