Selamat membaca jangan lupa kritik dan sarannya.votnya juga boleh biar aku semangat.
"Hai," sapa Diandra kepada Ariestya yang sedang duduk di taman sambil membaca buku.
"Boleh aku duduk?" tanyanya meminta ijin
"Boleh," balas Ariestya singkat.
"kok kamu gak pergi ke kantin dan malah di sini, di jam istirahat apa ga lapar?" tanya Diandra.
"Aku sudah makan tadi," balas Ariestya dengan singkat yang kini masih fokus dengan buku di tangannya.
"Kok cepat ya, ke kantin sekarang udah di taman aja," tatap Diandra ke arah Ariestya.
"Aku bawa bekal dari rumah."
"Ouh." Diandra hanya ber oh ria.
Suasana kembali hening ketika Diandra tak lagi mengajukan pertanyaan kepada Ariestya. Dalam benak Diandra ia bingung ingin mengajukan pertanyaan apa dengan melihat sikap Ariestya yang seperti itu. Padahal ia ingin berteman saja, karena semenjak ia menginjak sekolah barunya ia belum memiliki teman perempuan karena peristiwa yang terjadi antara Bumi yang memutuskan Septi waktu itu. karena hal itu ia enggan untuk berteman. Tapi ketika ia melihat Ariestya seperti itu ia ingin Ariestya menjadi temannya. Namun, sepertinya sulit sekali dengan sifat yang dimiliki Ariestya.
"Tyaaa!" panggil vina yang kini tengah berjalan menghampiri Ariestya bangku taman.
Merasa namanya di panggil Ariestya pun menutup bukunya dan mengalihkan pandangannya, kearah Vina.
"Ada apa?" tanya Ariestya kepada Vina, ketika Vina telah samapi di hadapannya.
"Kamu tadi aku cariin eh ternyata ada disini," lalu tanpa permisi terlebih dahulu langsung saja duduk di sebelah Ariestya, kini Ariestya berada di tengah tengah. Memang, kursi taman di sekolah cukup panjang dan muat bila di diduduki tiga orang.
Ariestya yang merasa tak nyaman pun mencoba untuk berdiri namun hal itu tak terjadi karena vina menahannya. Ariestya pun terpaksa kembali duduk.
"Kamu mau kemana baru aja aku datang kamu mau pergi begitu aja," cegah Vina Sambil memegang tangan Ariestya.
"Hai," sapa Vina. Ketika ia sadar ternyata ada Diandra yang duduk di sebelah Ariestya.
"Hai juga," balas diandra.
"Kita belum kenalan secara resmi. kalau begitu perkenalkan namaku Vina dan ini Ariestya temanku."
"Iya kenalin aku Diandra dan aku anak baru di sini tapi belum punya teman perempuan semenjak aku masuk kedalam teman-temannya Bumi. dan ketika aku melihat Ariestya sedang duduk di taman sendiri aku rasa bahwa kita cocok jadi teman," ucap Diandra dengan senyum manisnya.
"Wahhh Dian kamu cantik banget kalau lagi senyum gitu," puji Vina yang melihat senyuman manis Diandra, pun seketika terpana akan kecantikan yang di miliki wanita itu. dalam benak Vina dia yang sebagai perempuan saja terpana dengan kecantikan Diandra apalagi laki-laki pasti banyak yang menyukainya.
Sedangkan Diandra yang mendapatkan pujian seperti itu pun hanya bisa tersenyum malu."Maksih atas pujiannya."
Ariestya yang melihat interaksi antara Diandra dan Vina pun hanya diam dan mengakui apa yang di katakan Vina memang ada benarnya.
Diandra, nama yang ia ketahui sebagai anak baru di sekolahnya yang terkenal dengan kecantikannya, senyum yang manis dan juga ramah.
Vina yang memang mudah akrab dan berteman dengan siapapun langsung saja bisa menjadi teman Diandra yang baru saja di kenalnya. Walaupun, Diandra baru sebulan di sekolah ini.
Dan obrolan mereka pun berlanjut sampai sampai tak sadar bahwa ada Ariestya di antara mereka.
Ariestya yang merasa bosan pun beranjak dari duduknya tanpa permisi membawa bukunya. Vina yang sadar pun langsung saja berdiri dan.
"Tya mau kemana aku ikut?" Panggilnya, begitu juga dengan Diandra yang sama ikut berdiri lalu menyusul Ariestya yang sudah berjalan tanpa menghiraukan Vina.
******
"Hahaha dasar lo lebay," Sambil merangkul pundak Raka.
"Emang benar kok apa yang di katakan kiki Diandra itu cantik manis lagi." Masih dengan Nada menggoda nya Bumi mencoba hal itu kepada Raka." Ehhh Ki gimana kalau Diandra jadi target pacar gue selanjutnya." Dengan menaikan turunkan alisnya.
"Ya elah gampang aja kali, tinggal lo ajak pulang bareng ajak makan, besoknya kasih bunga. Langsung tuh si Diandra klepek-klepek Sama lo," ujar Kiki dengan terkekeh geli. Ia ingin melihat reaksi Raka seperti apa.
Raka yang mendengar hal itu pun menjadi kesal.
"Lo apa-apaan sih! Diandra itu wanita baik, jadi, jangan lo mainin dia itu gak pantes tau gak!"
"Iya iya gak pantes. pantesnya jadi __?"Kali ini Ardan lah yang menggoda Raka."Pacar lo ya," tunjuknya.
Dan mereka pun tertawa melihat tingkah Raka yang saat ini terlihat malu saat Ardan mengatakan hal itu.
"Etsss tunggu, tunggu. Emang lo serius Rak punya rasa sama Diandra?" tanya Bumi sambil melipat tangannya di dada.
"Enggak!" balas Raka dengan cepat.
"Ya elah bilang iya aja kenapa sih. kaya yang susah aja," cibir Bintang.
"Apaan sih lo sok tau," Ujar Raja dengan tatapannya itu.
"Biasa aja kali, Rak kita cuman bercanda iya ga bro," ucap kiki sambil merangkul bahu Raka.
"Yang di omongin nongol tuh," tunjuk Bintang.
"Mana?kok gue ga liat ya," ucap Raka.
Sambil melihat Ke kanan dan ke kiri.
"Ya elah katanya ga punya rasa di gituin aja udah mana-mana," ledek Bumi.
"Padahal gak bilang ada Diandra."
"Aaahh sialan lo!" pukulnya pada Bintang.
Dan sekali lagi pecahlah tawa mereka semua.
Namun, tiba -tiba saja Diandra, Vina dan Ariestya datang menghampiri mereka dan seketika tawa itu berhenti.
"Hai, kayanya seru banget, boleh gabung gak?" tanya Diandra meminta ijin kepada mereka .
"Boleh, apa yang engga sih buat kamu." Ujar Kiki.
"Terimakasih." kata Diandra.
"Kalau gitu Dian kamu duduk aja di sini," tawar Raka menepuk kursi yang masih kosong di sebelahnya.
Ya, Bumi dan temannya kini sedang berada di kantin sekolah. Sedangkan tadi, Diandra dan vina mengejar Ariestya, meminta untuk ikut ke kantin dengan paksaan Vina dan Diandra membujuk dan pada akhirnya Ariestya pun ikut. Padahal ia sudah makan bekal yang ia bawa.
"Lah kalau Diandra duduk disitu Vina dan Ariestya dimana." tunjuk Bintang.
"Kalau gitu Vina duduk di pangkuan aku aja mau ga? " kiki Pun menawarkan itu kepada Vina dengan mata genitnya.
"Iuhh ogah gue duduk di situ." Dengan sinisnya Vina sambil melipat kedua tangannya di dada.
Grrap Bumi mengabil tangan Ariestya mendudukkannya di sampingnya setelah ia menggeser sedikit kursi yang ia duduki.
Sedangkan Ariestya yang di perlukan hal seperti itu terkejut karena kejadian itu begitu cepat sedangkan Bumi sang pelaku hanya diam dan lanjut memakan makanannya.
Setelah tersadar dengan hal itu Ariestya pun mencoba untuk berdiri namun, Bumi malah menahan tangannya.
"Lo mau kemana? udah duduk di sini aja di sebelah gue apa masalah nya sih," sambil menatap Ariestya dan ikut berdiri.
"Lo apa-apaan sih! main tarik-tarik tangan gue gak sopan tau gak!" balas Ariestya dengan tatapan matanya yang tajam.
"Apa lo bilang gue gak sopan," ejeknya, "Emang gue ngapain lo sampe gue di bilang gak sopan. Hah dari MANA!" teriaknya.
"Lepasin gak! gue mau pergi sebelum kejadian itu terulang lagi." Dengan sinisnya Ariestya mengatakan hal itu.
"Gue pastikan kejadian itu tidak akan terulang lagi. Ariestya kumala anak kesayangan para guru di SMA Satu Nusa. Gadis yang paling cuek yang gak kenal sama cowok paling ganteng dan kaya di sekolah. Bumi Aksara Dewanto. "
"Gue gak nanya lo siapa, dan gak penting."
Jlebb
Perkataan Ariestya langsung mengenai ulu hati Bumi dan itu terasa sesak. Bumi hanya diam dan terus menatap Ariestya dengan tajam. Begitu pula sebaliknya, Ariestya menatap Bumi tak kalah tajamnya. Seolah-olah mata mereka dapat mengeluarkan leser yang dapat membunuh lawannya. dan kini kisah mereka pun dimulai.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments