19

Langit yang sudah terlebih dahulu pulang, tidak menemukan sama sekali keberadaan Aqila di salam apartemen,

"Kemana dia?" Gumam Langit dan langsung menyalakan lampu. Langit langsung berjalan menuju kamar Aqila karena penasaran apakah Aqila sudah tertidur atau malah keluar.

Saat Langit membuka pintu kamar, Langit langsung marah dan mengepalkan kedua tangannya

"Kemana kau Aqila." Geram Langit.

Lalu Langit melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan sudah menunjukkan jam satu dini hari. Dan betapa geramnya Langit.

Dengan nafas yang memburu Langit duduk di kursi dengan keadaan lampu yang padam. Langit terus melihat ke arah pintu menunggu kedatangan Aqila.

Dan selang beberapa saat, pintu apartemen pun terbuka, Aqila berjalan masuk kedalam rumah. Saat Aqila hendak menyalakan lampu, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan.

Prok.. prok..prokk.

"Hebat.." Ucap Langit dengan suara tegas, dan mencekam.

Aqila yang mendengar langsung terdiam di tempat.

"Hebat" ulang Langit lagi.

"La..." ucapan Aqila terpotong kala Langit datang langsung menampar pipi mulusnya.

Plakkkk.

"Dasar mura*han." Ucap Langit dengan suara yang sangat tinggi.

Lalu Langit menarik tubuh Aqila menyeret masuk hingga kedalam kamar.

"Langit jangan lakukan itu." Ringis Aqila.

Langit justru menatap sinis pada Aqila, apa lagi melihat penampilan Aqila yang sudah berubah derastis.

"Katakan. Siapa pria yang kau kencani malam ini?" Tanya Langit

"Langit ini tidak sama seperti yang kau lihat. Aku..."

"Kau apa?" Langit mencengkram kedua pipi Aqila. "Kau mau bilang habis melayani pria di luar sana?"

Aqila menggelengkan kepalanya karena apa yang Langit tuduhkan padanya tidak benar sama sekali.

"Dasar wanita mu*rahan." ucap Langit dan langsung melepaskan ikat pingganya dan di pukulnya tubuh Aqila.

Aqilah menangis, karena merasakan kesakita di sekujur tubuhnya, di tambah lagi kata-kata Langit mampu membuat hati Aqila seperti teriris oleh silet yang begitu tajam.

Langit terus memukul memb*abi buta, tanpa memperdulihkam rintihan kesakitan dari Aqila.

Aqila memohon, bersujud di kaki Langit namun tetap saja Langit tidak perduli sama sekali, dan tetap terus menyiksa Aqila. Hingga sampai Aqila tidak lagi bersuara. Aqila terdiam, tangis yang ia keluarkan berubah menjadi diam seribu bahasa, Suara kesakitan tidak lagi Aqila nampakkan, Aqila berusaha menahan, menahan kesakitan.

Bruuukkkkk. Langit menendang tubuh Aqila.

"Kau wanita muraha*n" kata Langit dan setelah itu Langit berlalu meninggalkam Aqila yang berbaring di lantai dengan luka yang menggores di sekujur tubuhnya.

Hikssss, hikkkksss, hiiiikkkks

"Tega, sungguh sangat tega kamu Langit. Kamu menyiksa ku tanpa ampun, memukulku tanpa henti, mengataiku tanpa tahu kebenarannya. Sungguh terlalu rendah kah aku di matamu, hingga aku hanya ingin membela diriku, tapi kau sama sekali tidak memberikan kesempatan padaku untuk berbicara.."

Aqila menatap tajam kearah pintu kamar, lalu Aqila duduk, dan mengusap air mata yang berada di pipinya.

"Sudah cukup air mata ini. Mulai hari ini, tidak akan ada lagi air mata.. Sudah cukup kau lukai hatiku secara mendalam dan sudah cukup kau menyiksa diriku seperti ini" Ucap Aqila,

Raut wajah yang tadinya menahan sakit, kini berubah menjadi raut wajah yang sangat sulit di artikan. Aqila sudah bertekad, sudah cukup sampai di sini siksa yang ia dapat.

"Langit, suatu saat kau pasti akan menyesal." batin Aqila

Terpopuler

Comments

Leni marlina

Leni marlina

Next

2022-07-19

0

yej

yej

updet kapan dah

2022-07-16

0

Anisa😀😀

Anisa😀😀

lama banget upnya

2022-07-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!