03

Kata-kata Langit masih tergiang-giang di telingaku. Kata 'sayang' membuat ku terbang tinggi, entah kanapa panggilan itu seakan membuat dunia ku berhenti berputar. Lagi, lagi dan lagi, aku berharap setiap hari dan bahkan setiap saat, Langit memanggilku seperti itu, jujur aku tersenyum membayangkan nya. Membayangkan Langit kembali memanggilku sayang dan mengecup kembali diriku. Huffff pikiranku, selalu membuat ku terbang tinggi.

Namun semua yang aku harapkan percuma, aku pun terbang tinggi tiba-tiba terjatuh. Senyuman yang ku ukir di wajahku kalah membayangkan Langit, tiba-tiba menghilang. Ketika suara seseorang memanggilku yang tak lain adalah Langit.

"Hey." Kata Langit sambil melemparkan jas kerja miliknya ke hadapan wajahku.

"Kemasi barang mu dan kita pindah ke aparteman sekarang juga." Titah nya sambil berjalan meninggalkanku yang belum menjawab ucapannya.

Aku mulai mengemasi pakaianku satu persatu, dan saat semua yang kuperlulan telah masuk kedalam tas, kini aku melihat lemari Langit, kuputuskan untuk mengemas baju yang akan Langit gunakan jika kami tinggal bersama nanti.

"Lepaskan!" Sentak Langit sambil menghempaskan tanganku dengan sangat kasar.

"Jangan menyentuh barang milikku." Kata Langit sambil menatap wajahku dengan tatapan yang sangat dingin.

Matanya seakan menusuk mataku. Aku takut melihat tatapan itu. Aku langsung menunduk tak kuasa melihat Langit menatap aku seperti sedang ingin memangsa diriku.

"Sekali lagi kamu menyentuh barang milikku, maka tangan mu akan aku patahkan." Ucapnya sambil menutup pintu lemari dengan keras.

Huffff, aku mengusap dadaku. Langit benar-benar sangat sulit untuk di tebak. Kadang ia diam, mendung, dan mendadak menjadi panas.

Kami berdua pun pamit pada Ibu dan Ayah. Walau Ibu mertua ku hatinya masih separuh untuk melepaskan kami, tapi Ayah mertuaku menyakinkan Ibu mertuaku bahwa Langit pasti akan bisa menjaga ku dan membimbingku.

Langit begitu baik padaku, hingga kami berdua masuk kedalam mobil. Selepas mobil keluar dari pekarangan rumah. Tiba-tiba suasana di dalam mobil menjadi dingin. Baik aku ataupun langit tidak ada yang saling sapa. Kami berdua terdiam seribu bahasa, hingga mobil berhenti di tepi jalan.

"Turun!" Ucap Langit dengan suara beratnya

"Haaa?" Aku melongoh menatap Langit.

"Apa kau tuli? Aku bilang turun!" Sentak Langit sambil membuka pintu mobil nya dan membuka pintu bagasi mengambil semua barang milikku dan di letakkan di pinggir jalan.

Aku hanya terdiam di dalam mobil sambil melihat Langit dari kaca spion. Lalu setelah itu Langit membuka pintu mobil dan menarik ku secara paksa.

"Turun!" Sentak Langit dengan sangat kerasnya sehingga aku yang belum siap, terpaksa jatuh tepat di pinggir jalan.

"Aku tidak sudi, tubuh kotormu duduk di mobil mewahku" Ucap Langit yang membuat hatiku teriris sakit.

Se hina itu kah aku dimatamu? Sehingga untuk duduk di kursi mobilmu pun aku tidak layak?

"Ini." Langit melemparkan selembar kertas di hadapanku.

"Kau harus datang ke apartemenku dengan usahamu sendiri." Ucapnya lalu Langit naik ke atas mobil dengan menutup pintu dengan sangat keras membuat ku menjadi tersentak kaget.

Aku melirik ke kanan dan ke kiri. Ada beberapa orang yang melihatku, menatap ku penuh dengan tanda tanya. Aku layaknya orang yang telah di buang, di turunkan di tepi jalan dengan barang barang.

Aku berusaha tersenyum ramah, hingga ada mobil hitam mewa yang berhenti tepat di sampingku.

"Naiklah, aku beri tunpangan." Kata pria itu setelah membuka kaca mobilnya

"Terima kasih. Tapi aku bisa naik taxi." Ucapku dengan sopan menolak ajakan pria tersebut yang belum aku kenal sama sekali.

Namun pria tersebut tetap bersikeras ingin menolongku. Mungkin ia kasihan melihatku yang berdiri sendiri di tepi jalan dengan barang bawaan ku.

Pria itu turun dari mobilnya dan membawa barangku kedalam mobilnya tanpa izin terlebih dahulu padaku.

"Hey kenapa mengambil barangku?" Tanya ku dengan sedikit kesal dengan pria yang sangat sok ini.

"Masuklah biar aku antar." Kata pria itu sambil membukakan pintu mobil nya untukku.

Aku terdiam menatap pria itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Karena jujur di kota besar ini aku takut, aku sungguh tidak percaya pada seorang yang baru aku temui.

"Namaku Andre. Di sini kau tidak akan bisa naik taxi karena ini jalan perumahan elit, tidak ada taxi yang masuk. Jika kau tidak menerima ajakkan ku berarti kau harus berjalan kaki hingga ujung komplek ini."

Aku terdiam sesaat memang benar kata Andre, tidak ada taxi yang lalu lalang di tempat ini.

"Makasih." Ucap ku lalu aku masuk kedalam mobil dan duduk tepat di kursi depan.

Terpopuler

Comments

Mirta Soriale

Mirta Soriale

otakmu lola Aqila....

2022-06-24

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

keterlaluan banget nih langit😰🤧🤧

2022-06-21

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

duh Aqila, langit cuma pura2🤧😰

2022-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!