05

Malam harinya aku terjaga, entah kenapa mata ini sangat sulit untuk terpejam. Aku yang sama sekali belum mengantuk terpaksa keluar dari kamar, aku berjalan menuju balkon menghirup udara malam yang terasa menyejukkan. Namum seketikan perasaan sejuk tergantikan dengan perasaan takut berkecamuk di dalam diri. Kala tiba-tiba suara Langit bergemah di telingaku.

"Masuk!" Bentak Langit membuat ku kaget

"Jangan pernah duduk di kursi ini!"

Langit menarik tanganku dengan kasar lalu menghempaskan tubuhku di lantai. Kursi? Kursi apakah itu? Sehingga diriku tidak di perbolehkan duduk di kursi itu.

"Sekali lagi aku melihatmu menyentuh kursi itu. Maka tubuhmu akan aku buat remuk" Ancam Langit dengan tatapan intimidasi padaku, seakan akan ingin meremukkan tubuhku saat ini juga.

Aku menelan saliva ku dengan susah payah, saat mendengar ancaman dari Langit. Kenapa dia sangat membenciku? Apa alasan di balik semua ini? Apa kah diriku begitu sangat kotor?

Kulihat Langit sedang duduk di kursi itu sambil memejamkan mata, dan menghirup udara malam. Sungguh ciptaan Tuhan yang sangat sempurnah. Wajah, hidung, mata, bibir, alis dan pahatan pipi yang keras membuat Langit begitu tampak sempurnah, namun sayang kesempurnaan nya tidak untuk aku miliki.

Pagi harinya, seperti hari kemarin saat aku baru datang. Ruangan ini kembali seperti kapal pecah. Tisu berserakan di lantai, bantal kursi terhambur kesana kemari. Dan bahkan puntung rokok pun penuh menutupi meja kaca. Ya, Langit adalah sosok pria yang candu dengan rokoknya. Terbalik dengan aku, yang sangat tidak menyukai bau asap rokok.

Satu persatu ku bersihkan, karena jujur aku adalah tipe orang yang sangat benci dengan kotor. Dan terlebih lagi, aku hanyalah seorang pembantu yang sudah terbiasa melakukan hal seperti ini.

Setelah semuanya beres aku yang penasaran, langsung berjalan ke balkon. Ingin melihat kursi yang tadi malam membuatku di tarik paksa untuk menjauh.

"Biasa saja" ucap ku saat aku duduk di kursi itu.

"Tidak ada yang istimewa dari kursi ini." Gumam ku lagi.

Sreeetttt

Langit menarik lenganku dan menghempaskan tubuhku kelantai. Lalu mendekatiku dan menarik rambutku, membuat ku merintih menahan sakit

"Sudah aku katakan, jangan sentuh kursi milikku" ucap Langit.

"Maaf."

"Tidak ada maaf untukmu."

Lalu Langit memutar lenganku kebelakang tubuhku. Sakit.. Tentu sangat sakit.

"Maaf. Maafkan aku Mas."

"Panggil aku Tuan." Tegas Langit.

"Maaf.. Maafkan aku Tuan." Ucapku dengan air mata yang mulai menetes satu persatu di pipiku.

"Ini peringatan terakhir. Sekali lagi kamu menyentuh kursi itu. Maka tanganmu ini akan aku patahkan!" Bisik Langit tepat di telinga ku, membuat aku semakin takut.

"Maaf.."

Aku mengulang kata 'maaf' namun tetap saja Langit masih memutar tanganku. Hingga ponsel Langit berdering membuat nya melepas tanganku. Aku yang merasakan kesakitan, langsung berlari menuju kamar dan mengunci pintu agar Langit tidak lagi menyiksa ku.

Seminggu berlalu.

Hari demi hari ku lalui di rumah ini penuh dengan kepedihan, dan ancaman. Bagaimana pun aku memperlakukan Langit dengan baik, namun Langit tetap saja bersikap dingin dan jahat padaku. Tidak ada sama sekali celah untuk ku masuk di dalam kehidupan atau hati Langit.

"Sayang please maafkan aku. Please!!" Ucap Langit pada seseorang saat sambungan terhubung.

"Kau bohong Langit. Kau bohong! Kau mengkhianati aku. Padahal aku tulus dan setia padamu" Ucap wanita yang bernama Zara.

"Sayang Please maaf-,

Langit tidak meneruskan lagi ucapannya. Karena Zara memutuskan sambungan telponnya.

Dan aku yang tidak tahu apa-apa kembali menjadi sasaran empuk dari Langit.

Langit berjalan dengan tegap, dengan tatapan tajam seakan ingin menerjangku, membunuhku. Aku yang melihat Langit berjalan mendekat dengan tatapan marah di wajahnya. Aku pun berjalan mundur, namun tembok dinding membuatku berhenti.

Plak.. Satu tamparan keras mendarap di pipi kiriku.

"Auhhh." Aku memengang pipiku yang terasa panas dan pedih akibat tamparan yang membekas di wajahku.

"Ini semua karena mu." Langit menarik tubuhku dengan sangat keras dan membawa ku masuk kedalam kamar mandi.

Di ceburkannya kepalaku di dalam bathup. Lalu menarik kembali kempalaku. Berulang kali Langit lakukan itu padaku membuat aku lemah.

"Kau sudah menghancurkan mimpiku. Maka aku pun akan menghancurkan hidupmu" Ucap Langit, lalu kembali mencelupkan kepalaku di dalam bathup.

"Langit kau kejam.." itu kata yang aku ucapkan saat wajahku tergelam di dalam bathup.

Terpopuler

Comments

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

😰🤧tegang bacanya😭

2022-06-21

0

Ratna M

Ratna M

dpt notif lgsg baca😍 saking penasaran lanjutan ceritanya

2022-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!