18

Sintia langsung memijat kening nya yang tidak sakit. Ia seperti ini hanya karena ingin agar malam ini Langit tidak bersamanya, karena tadi Sintia mendapatkan ancaman dari Aran, jadi mau tidak mau Sintia harus berpura-pura.

"Kepala ku pusing sayang. Sepertinya aku harus istirahat." Keluh Sintia sambil terus memijat kepalanya.

"Baiklah kalau begitu aku temenin kamu di apartemenmu."

"Ngak usah sayang." Tolak Sintia dengan cepat, karena ia tidak ingin jika Langit menginap di apartemen nya dan bertemu dengan Aran.

"Loh sayang. Kamu sakit, aku harus menemanimu."

Sintia lalu menggenggam tangan kiri Langit. "Sayang, aku ingin istirahat. Jika kamu ada di apartemen bersama ku yang ada aku ngak istirahat sama sekali. Bagaimana bisa kepalaku bisa sembuh nyerinya, kalau kamu ada."

"Tapi.."

"Sayang, kali ini saja. Biarkan aku istirahat dulu yah." Pinta Sintia sambil menunjukka wajah memohonnya pada Langit, membuat Langit luluh dan mendengar ucapan Sintia.

"Baiklah sayang."

Cupp. Sintia mengecup pipi kiri Langit dan 'yes' bersorak dalam hati, setidaknya untuk kali ini Sintia bisa lolos dari Langit.

••••••

"Ibu kita kemana lagi? ini kah bukan jalan pulang?" tanya Aqila saat menyadari mobil yang membawanya tidak mengarah ke apartemen tempat ia tinggal dengan Langit.

"Satu hal lagi sayang. Hanya sebentar saja. Percaya sama ibu."

Aqila hanya bisa menurut. Toh ini demi kebaikan dirinya dan juga demi kebaikan hubungannya dengan Langit.

"Andre." Sapa Aqila saat turun dari mobil.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya ibu Langit.

"Aqila dan aku. Ia tante sudah saling kenal." Jawab Andre.

"Baguslah kalau begitu. Mana Bunda mu, tante mau bertemu."

"Ada di dalam. Ayo tante, Aqila masuk." Ajak Andre.

"Ada apa ini? kenapa datang nya sangat malam."

"Ini aku mau nitip menantu kesayangan aku. Besok aku dan ayahnya Langit mau keluar kota dan mungkin dalam jangkah waktu yang lama. Jadi titip Aqila yah. Ingat jangan di macem-macemin."

"Siap-siap"

Saat ibu Langit dan Bunda Andre sibuk mengobrol. Aqila dan Andre juga sedang duduk di taman belakang rumah Andre.

"Kamu cantik Aqila." Ucap Andre dengan serius.

"Makasih."

"Andai aku yang dulu nikahi kamu. Pasti aku bahagia baget sekarang."

Plakkk. Aqila memukul pundak Andre.

"Jangan mengada-ngada Ndre. Kamu itu pantesnya dapat yang lebih baik lagi."

"Bagaimana jika itu kamu? dan hanya kamu yang lebih baik."

"Maka siap-siaplah jadi perjaka tua." Goda Aqila sambil tertawa.

"Aku serius Aqila."

"Dan aku juga serius Andre."

Dan keduanya pun serentak tertawa. Karena kedua nya sibuk bercerita hingga lupa akan waktu yang sudah menunjukkan tengah malam. Ibu Langit pun, langsung memanggil Aqila agar mengantarnya pulang dan Andre langsung menolak. Andre meminta pada tantenya agar lebih baik Andre yang mengantar Aqila pulang. Dan ibu Langit langsung menyetujui karena Andre bukan lah siapa-siapa.

"Apa kau mencintai Aqila?" tanya Bunda Andre saat Andre hendak mengambil kunci mobilnya.

"Bunda."

"Bunda tahu, karena Bunda yang melahirkan mu. Dan bunda melihat dengan jelas di matamu saat kamu menatap Aqila."

Andre tersenyum, ia tidak mampu berkata lagi. Karena Bunda nya sudah tahu tetang perasaan nya.

"Ingat sayang, Aqila istri dari sepupumu dan tidak mungkin akan bisa kamu untuk merebut Aqila"

"Andre tahu bun. Andre cukup mencintai dalam diam saja."

"Bunda bangga padamu." Ucap bunda sambil menepuk pundak Andre. "Sana antar Aqila,"

"Iya Bun."

Terpopuler

Comments

Siti Sa'adah

Siti Sa'adah

langit pasti akan menyesal krn menyakiti aqila

2022-07-05

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

semoga segera terbongkar tuh kebusukan Sintia, kasian Aqila selalu disiksa langit

2022-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!