14

Seminggu berlalu, kini aku dan juga Langit telah tiba di apartemen milik Langit. Dan saat aku masuk, aku melihat penampakan yang sudah bisa aku tebak kemana alurnya.

Sintia. Pacar Langit telah menyambut kepulangan kami dari Bali. Sintia tersenyum sambil mengurai tangannya dan memeluk tubuh Langit. Namun senyum Sintia hilang ketika ia menatap diriku. Tatapan Sintia sangat jelas, tatapan yang menganggapku seperti musuh yang akan segerah di leyapkan. Aku menelan saliva ku kerena melihat tatapan Sintian.

"Sayang. Lihat dia menatap ku dengan tajam." Ucap Sintia sambil melihatku dengan senyum devilnya.

"Masuk!" perintah Langit

aku pun langsung bergegas karena tidak ingin sesuatu yang lebih terjadi padaku. Namun saat aku melangkah, kaki Sintia menyentak kaki ku membuat aku terjatuh.

"Dasar pembantu." Ucap Sintia.

"Kamu sengaja membuat aku jatuh?" tanya ku sambil menatap Sintia.

"Kau.." Ucap Sintia.

"Kenapa kamu menyandung kaki ku? Kamu mau buat aku celaka?" tanya ku saat aku sudah berdiri.

"Sayang, lihat pembatu mu ini. Dia sudah berani melawanku"

"Aqila.." Ucap Langit dengan sangat tegas nya. Lalu Langit melangkah mendekatiku. "Ingat posisimu." Kata Langit sambil mendorong tubuhku agar menjauh dari mereka.

...🍃🍃🍃...

"Sayang, kamu kan punya pembantu. Lebih baik pembantu itu saja yang ngurus semuanya. Jangan hanya tinggal di sini dengan gratis."

"Tapi sayang, aku tidak ingin barang-barang milik ku di sentuh oleh orang yang sama sekali tidak aku cintai."

"Sayang.." Ucap Sintia dengan sangat lembut. "Dari pada memperkerjakan pembatu lain, lebih baik dia saja yang kita suruh untuk mengerjakan semuanya, mulai dari bersih-bersih, masak dan mengurus segala sesuatu untukmu."

"Sayang aku tidak ingin." Ucap Langit

"Sayang, hanya cara itu yang bisa membuat pembantu itu tidak betah. Buat dia kewalahan dengan tugas yang kamu berikan. Biar dia cepat pergi dan meminta cerai padamu. Agar kita bisa kembali lagi."

Langit terdiam menimbang-nimbang ucapan Sintia. Karena sejujurnya Langit tahu persisi bahwa pasti Aqila tidak akan menyerah, karena memang Aqila sudah terbiasa bekerja.

"Kamu sayang padaku kan?" Tanya Sintia.

"Tentu. Aku sangat menyayangimu."

"Maka ikutilah apa mauku"

Langit menghelah nafas. Mau tidak mau ia harus mengikuti permintaan kekasihnya. Dan mulai hari ini, aku akan mengurus sengala sesuatu tentang keperluan Langit.

Sedikit bersyukur, karena setidaknya dengan adanya permintaan Sintia, aku bisa dekat lebih sedikit dengan Langit. Setidaknya aku bisa menjadi seorang istri yang bisa mengurus suami nya. Dan semoga kelak Langit bisa melihat ku dengan apa yang nantinya aku lakukan padanya.

Dan alhamdulillah, pagi ini Langit memakan sarapan yang aku buat. Meski wajah Langit tidak menunjukka kesukaan pada apa yang aku masak. Tapi setidaknya Langit tidak membuang makanan itu.

"Jangan masuk di dalam kamar saat aku sedang di kamar." Kata Langit di sela ia makan.

"Dan satu lagi. Jangan libatkan perasaan mu dalam mengurus semua keperluanku. Karena aku, tidak akan mungkin suka padamu."

"Kau dengar?" Ucap Langit dengan tegasnya.

"Iya." Jawabku.

"Aku ingin saat pulang nanti, semua sudah rapi. Dan ingat baik-baik sekali lagi. Jangan masuk ke dalam kamar ku kalau aku ada di kamar. Mengerti!?"

"Iya aku mengerti."

Ini pertama kali nya aku berbicara dengan Langit tanpa ada kekeraaan sama sekali. Dan aku pun berharap kelak Langit bisa seperti ini terus padaku.

Terpopuler

Comments

Anisa😀😀

Anisa😀😀

up-nya kpan y

2022-07-03

0

Leni marlina

Leni marlina

Next

2022-06-30

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

nggak sabar langit tau klo yg donorin hati itu Aqila, pasti nyesel banget dan Aqila udah terlanjur sakit hati

2022-06-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!