06

"Ibu sudah aku katakan. Aku memang menikahi Aqila, tapi untuk jadi suami yang baik. Aku tidak bisa." Ucap Langit, kepada ibunya.

"Sayang. Kamu tidak boleh seperti itu. Kasihan Aqila. Dia wanita yang baik, patut untuk di cintai."

"Sekali aku bilang tidak! Ya tidak! Jadi jangan harap ibu meminta cucuk dari pernikahan ini."

Aku hanya bisa memegang dadaku yang terasa amat sakit. Jika memang ia tidak bisa menerima pernikahan ini. Harusnya ia bisa menolak sejak awal. Jangan seperti ini, mempermainkan hatiku, mempermainkan ikatan suci ini.

"Sayang," Ucap ibu mertuaku sambil jalan menghampiriku. "Langit hanya sedang ada masalah pekerjaan. Dia berkata seperti itu hanya karena dia emosi. Tapi percayalah Nak, suatu saat Langit pasti akan menerimamu."

"Bu boleh aku bertanya?"

"Apa sayang, katakanlah"

"Kenapa ibu menjodohkan aku dengan Langit? Padahal ibu tahu sendiri kalau aku hanyalah pembantu, dan kenapa ibu sangat menyayangiku?"

Ibu Nurhalisa, ibu mertuaku memeluk tubuhku sambil mengusap kepalaku. "Kau anakku, jika bukan karenamu mungkin Langit tidak akan ada saat ini." Kata mertuaku membuat aku terdiam.

Apa apa dengan Langit? Apa yang di maksud oleh ibu mertuaku?

"Suatu saat kamu akan tahu maksud perkataan ibu." Ucap Ibu lalu mengurai pelukannya. "Ibu harap kamu bisa sabar menunggu Langit. Karena ibu yakin suatu saat Langit pasti akan membuka hatinya untukmu."

Ibu mengusap lembut pipiku. Sungguh perkataan ibu bagai obat penenang yang mampu menenangkan diriku. Dikala perasaan takut gelisah bercampur menjadi satu. Ibu Nurhalisa, walaupun dia majikan ku tapi dari dulu dia selalu memperlakukan aku layaknya aku ini adalah anak kandungnya.

Apa mungkin ini ada hubungannya dengan kisah lalu, saat dulu aku menolong suaminya yang sedang berbaring di rumah sakit.

Apa karena itu, ibu Nurhalisa akhirnya menikahkan aku dengan Langit. Apa mungkin?

Aku cuman bisa menerkah nerkah, sambil bersabar menunggu perubahan Langit terhadapku. Dan aku pun berharap semoga apa yang ibu katakan benae, bahwa kelak Langit pasti akan membuka hatinya untukku.

"Kalai begitu ibu pulang dulu yah. Ibu harap kamu bisa tetap terus sabar."

"Iya Bu."

.....

"Sudah berhasil mencuci otak ibuku?" Tanya Langit tanpa menatap sedikitpun kearahku.

Langit duduk sambil mengisap rokok.

"Apa maksud mu mas?" Tanya ku yang memang tidak paham maksud dari pertanyaan Langit.

Langit tersenyum sinis. Sambil mematikan api rokoknya.

"Jangan pura pura bego. Katakan berapa jumlah uang yang kamu butuhkan?"

"Uang? Apa maksud mas?"

Langit berdiri, lalu berjalan menghampiriku.

"Berapa yang ibuku berikan padamu? Aku bayar 10kali lipat asal kamu mau pergi menghilang dari bumi ini." Ucap Langit sambil memengang kuat pergelangan tanganku.

"Aku tidak mengerti mas. Maksud kamu apa?"

Sungguh memang aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Langit katakan padaku. Uang? Uang apa? Sama sekali aku tidak tahu tentang uang, dan bayaran.

"Cihhh. Dasar wanita matre! Kau pura pura lugu di hadapan semua orang. Tapi aslinya kau itu busuk!"

"Mas .."

Langit mencengkram kedua pipiku dengan sangat keras.

"Jangan pernah bermimpi menjadi nyonya dari Langi Bagaskara. Karena kamu hanya sampah!"

Langit melepas cengkramannya. Lalu meninggalkan aku yang terdiam memikirkan perkataan Langit yang lagi lagi membuat hatiku hancur.

Sampai kapan Langit. Sampai kapan kamu akan seperti ini? Sampai kapan kamu akan memperlakukan aku layaknya sampah! sampai kapan?

Terpopuler

Comments

Leni marlina

Leni marlina

Next

2022-06-21

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

paling yg matre itu pacarmu itu langit 😒😒😒😒

2022-06-21

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

liat aja langit, klo Aqila udah capek 🤧🤧🤧😭sedihhh kasian Aqila🤧🤧🤧😭😭

2022-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!