04

Di dalam mobil aku hanya terdiam sambil menatap ke arah luar dari jendela mobil. Aku terdiam sambil memikirkan perilaku Langit terhadapku tadi. Kenapa Langit bisa seperti itu? Tapi tungguh bukan kah memang Langit seperti itu sangat sulit untuk aku tebak. Lagian apa yang aku bisa harap dari Langit. Apa aku bisa berharap Langit melihat ku dan tersenyum padaku? Sungguh itu harapan yang tidak akan mungkin terwujud hingga dunia ini kiamat

"Ehhhh," Andre berhadem membuat ku tersadar bahwa di dalam mobil ini bukan cuman aku saja.

"Maaf" kataku

"Kenapa kamu terus meminta maaf, padahal kamu tidak bersalah. Oh iya bdw, kamu mau aku antar kemana?"

"Aku? Hhhmmm." Aku terdiam sesaat lalu melihat alamat yang telah di berikan oleh Langit padaku. "Boleh antar aku ke alamat ini?" Tanya ku sambil memberikan alamat itu pada Andre.

"Baiklah, tapi jangan lupa, kamu harus bayar." Ucap Andre dengan tenang dan terus melihat kearah jalan.

"Tentu!" Jawabku

Hingga beberapa saat, kini aku dan Andre telah sampai ke alamat tujuan, dan tanpa di beri tahu, Andre dengam sigap menolongku, menurinkan semua barangku dari dalam mobilnya.

"Terima kasih." Kata ku sambil ku tarik uang dari dalam dompet. "Ini bayarannya dan terima kasih sudah mau mengantarku" ucapku tulus

Namun apa yang aku dengar,? Andre malah tertawa terbahak-bahak di hadapanku.

"Kenapa? Apa uang ini tidak cukup?" Aku bernyata demikian, sambil melihat nomilan uang yang aku berikan yaitu selembaran uang 50ribu dua lembar.

"Bukan! Bukan itu." Ucap Andre sambil mengusap pucuk kepalaku. "Simpan uangmu dan lain kali kamu harus membayarku dengan mentraktirku makan." Ucap Andre, lalu masuk kedalam mobilnya. "Ingat yah, kamu harus mentraktirku makan" ucapnya dan berlalu sambil melambaikan tangannya padaku.

Aku tersenyum melihat tingkah Andre yang seperti anak kecil, minta untuk di traktir. Baru kenal tapi seperti sudah lama kenal, karena Andre begitu langsung akrab dengan ku.

........

Kaki ku sudah terasa pegal, sudah lebih dari sejam aku menunggu pintu apartemen ini terbuka. Aku bagaikan seorang yang sedang ingin melamar pekerjaan yang menantikan antrian berikut di panggil masuk kedalam ruangan. Aku menghembuskan nafas secara perlahan. Sungguh hari ini, adalah hari terberat yang telah aku lalui. Kesabaran sangat penting untuk ku tingkatkan jika harus berhadapan dengan Langit. Pria yang sangat dingin bagaikan es balok yang sangat sulit untuk aku sentuh.

Ceklek. Pintu terbuka sungguh aku merasa legah. Karena setidaknya aku akhirnya bisa masuk kedalam. Tapi dalam benakku bertanya, apa yang ia lakukan di dalam? Kenapa sampai menunggu waktu sejam untuk membuka kan aku pintu ini.

"Bersihkan seluruh apartemen ini!" Pinta Langit saat aku masuk kedalam.

Dan sungguh aku melototkan mata menatap ruangan yang bagai kapal pecah. Apakah sedang terjadi peperangan di ruangan ini? Kenapa sungguh berantakan?

Kutarik nafas "semanta Aqilah." Ucapku dalam hati, lalu mulai ku bersihkan satu persatu barang yang terhambur itu.

"Inilah dirimu yang sebenarnya. Kau hanya seoorang babu! Dan jangan pernah bermimpi menjadi istri dari Langit!" Tegas Langit membuat ku terdiam.

"Ingat posisimu!" Langit mendorong bahuku dengan keras.

........

Malam harinya aku telah menyiapkan makan malam untuk Langit, dan aku berharap Langit akan memakan makanan yang telah aku siapkan sejak tadi. Namun harapan hanya tinggal harapan saja, karena Langit sama sekali tidak menyentuhnya. Jangankan menyentuh, melirikpun tidak!

"Langit, kapan kau akan hangat kepadaku?" Gumam ku.

Sambil menatap Langit yang kini telah menikmati makan malamnya di depan tv.

Terpopuler

Comments

Riza

Riza

aku mampir kak 😁

2022-06-21

1

mbak kunti🍇

mbak kunti🍇

sudah like komen kak

2022-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!