Ketakutan 2

Acara mabuk-mabukan melewati tengah malam di rumah kosong bersama Salman dan dua teman karibnya berakhir sudah. Ratno pulang ke rumah setelah mengantarkan Rido. Dia menidurkan kawannya begitu saja di teras rumah, menggedor pintu sebentar agar ada keluarga Rido yang membawa masuk tubuh mabuk yang setengah lelap tersebut.

Ratno menembus pinggiran sungai yang minim penerangan tanpa rasa takut. Jalan itu bisa dianggap masih masuk daerah kekuasaannya, karena dia dan tiga rekannya memang sering beraksi di sana.

Meski matanya masih awas karena tidak mabuk, Ratno berkendara tidak terlalu cepat menuju rumahnya. Sesekali masih sempat menguap merasakan kantuk dan angin dingin yang berhembus kencang membawa bau amis air sungai.

Bukan! Bukan hanya bau amis yang tercium oleh hidung Ratno, ada aroma dupa dan bau bunga kenanga yang berbaur menyapanya. Ratno memicingkan mata sembari menghidu aroma yang terasa ganjil dan menggidikkan tersebut.

Ratno bukan penakut, baik hantu atau orang tidak bisa membuat nyalinya menciut dengan mudah. Tapi sekarang … seluruh bulu halus di tubuhnya berdiri mendeteksi kehadiran sesuatu yang tidak mampu dilihatnya.

BRAK!!!

"Jiamput!" umpat Ratno setengah berteriak. Setir motornya oleng karena tubuhnya terguncang, sesuatu menabrak dirinya dari samping dan membuatnya hampir jatuh.

Ratno bergeming, lebih kencang memegang setir dan memutar kepala ke kiri ke kanan bahkan ke belakang untuk memastikan apapun yang baru saja bersinggungan dengan tubuhnya.

"Kelelawar? Mungkinkah?" gerutu Ratno dalam rasa panik karena masih belum mampu menetralisir rasa kaget. Otaknya mencerna pelan, binatang seperti itu terlalu kecil untuk menimbulkan guncangan pada dirinya.

Tiba-tiba tubuh Ratno kembali terguncang keras, motornya ambruk karena dorongan kekuatan tak terlihat dari samping.

Srek! Bruk!!!

Ratno jatuh tersungkur empat meter dari motornya. Kepala Ratno aman, tapi kaki dan tangan yang bersinggungan dengan aspal menimbulkan bekas luka gores cukup dalam. Mesin motor mati meninggalkan keheningan. Semilir angin dingin mulai membuat luka Ratno terasa perih. Bau dupa dan wangi kenanga pun mengelilingi Ratno yang memaki tanpa henti.

"Afu!" Seringai sakit tercetak pada wajah pucat Ratno. Kaki kanannya ngilu tepat di persendian, rasanya seperti terkilir. Ratno terperangah, ekor matanya melihat bayangan besar berkelebat di seberang sungai, telinganya juga mendengar bunyi langkah berat dari arah belakang.

"Siapa? Siapa di sana?" Mata Ratno melihat lekat pada bayangan yang timbul hilang. Tubuhnya sama sekali tak bisa bergerak untuk beberapa saat.

Hening. Ratno merasakan hatinya gentar dan kakinya bergetar saat berusaha berdiri. Tidak ada suara langkah ataupun bayangan hitam yang dilihatnya lagi. Namun, perasaan diawasi oleh mata tak terlihat tak urung membuat punggungnya berkeringat dingin.

Ratno menapak selangkah demi selangkah menghampiri motornya, juga dengan susah payah menyalakan mesin yang jadi rewel setelah jatuh. Umpatan demi umpatan keluar dari mulut pemuda yang mulai merasakan keanehan suasana.

Motornya mati total, sehingga dia harus pulang sambil mendorong benda berat itu dengan kaki pincang. Sakit hampir tidak bisa ditahan pada pergelangan kakinya yang terkilir.

Duk! Duk! Duk!

Ratno memasang telinga tajam, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa langkah yang didengarnya berasal dari kakinya sendiri, bukan dari bawah tanah yang dipijaknya.

Begitu berat, itulah yang dirasakan Ratno saat berusaha melangkah lebih cepat. Kakinya seperti ada yang menarik ke bawah dan hawa panas pun mulai terasa merasuk ke telapak kaki. Hawa aneh sangat menyakitkan yang berasal dari dalam tanah.

"Argh … tolong!" Akhirnya raungan Ratno keluar membelah malam. Tepat di depan deretan rumah yang memiliki penerangan cukup baik.

Pemuda berandalan itu menghentikan motor dan berusaha menyeret tubuhnya ke salah satu rumah, menggedor pintu dengan tak sabar untuk mendapatkan pertolongan pada kakinya yang tiba-tiba mengucurkan darah.

Sepi, lengang, tak ada jawaban. Rumah yang didatangi Ratno seperti tidak berpenghuni, tak ada satu pun orang yang bisa bangun dari kidung penidur yang sudah dibacakan Mbah Priyo sebelumnya.

Ratno merintih, terpekik merasakan sakit teramat sangat pada kedua kakinya yang mendadak lemas. Ratno ambruk, tersungkur di depan pintu dengan mata melotot. Sesuatu dirasakannya berjalan dari arah kaki menuju paha. Sakit tak terkira membuat Ratno kejang dan bergetar hebat, bahkan rasa sakit itu terus menjalar ke atas hingga mencapai perut.

“Hoek! Hoek!” Ratno memiringkan wajahnya ke lantai. Mengeluarkan rasa asin dan anyir yang tiba-tiba memenuhi mulutnya. Darah kental kehitaman muncrat dari mulut yang masih berbau alkohol, tumpah di ubin putih milik warga yang tidak dikenalnya. Ratno kelojotan merasakan rasa nyeri tertusuk mengaduk perut, dan mulut yang tidak mau berhenti untuk memuntahkan darah.

"Siapa saja … tolong aku!" desis Ratno diantara tubuhnya yang mengejang kaku. Tenaganya mulai habis dan pandangannya buram. Namun, Ratno masih saja terjaga, masih dipaksa merasakan seluruh tubuhnya seperti sedang dihancurkan dari dalam oleh sesuatu yang tidak bisa dia pikirkan. “Akh … tolong!”

Wus!!!

Angin dingin berhembus membawa daun-daun kering dari depan rumah ke arah teras, bersama dengan bayangan hitam serupa kabut tipis yang masuk perlahan ke dalam mulut Ratno yang menganga lebar, mulut yang sedang mencarikan udara untuk paru-parunya yang sedang tertekan sesuatu sangat berat.

Ratno melenguh putus asa, tak berdaya dan tersiksa setengah mati. Tubuh kakunya melemas ketika sayup-sayup suara adzan subuh dari kejauhan mulai berkumandang.

Pemuda itu langsung kehilangan kesadaran saat sosok bayangan hitam bersisik mendadak keluar dari perut dan menghilang di depan mukanya. Ratno masih mengingat seringai dengan gigi besar seperti buaya sebelum gelap datang.

***

Terpopuler

Comments

Eny Agustina

Eny Agustina

khas jowo banget iki mak...
eh mas..
kiihihihihiiiii

2023-05-08

3

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

paan sih jiamput?

2023-04-20

1

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

msh 3 lgi yaa

2022-10-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!