Ketakutan

Salman tidur dalam gelisah, matanya sesekali terbuka untuk mengawasi situasi kamarnya yang temaram. Rumah sederhana yang menjadi tempat tinggalnya bersama sang ibu seperti mengalami perubahan hawa udara. Lebih panas, lebih menyakitkan kulit dan lebih sepi dari malam-malam sebelumnya.

Keak! Keak! Ber! Ber!

Suara gagak di malam gelap dan kepakan burung malam membuat Salman tidak nyaman. Matanya mulai sulit terpejam, harapan bisa lelap tidur setelah menghabiskan dua botol minuman keras nyatanya tinggal harapan kosong.

Salman memijat kepalanya yang berdenyut pusing, rasa kering di kerongkongan membuat dia harus bangun mencari air minum keluar kamar. Dengan tubuh sedikit sempoyongan, Salman mulai melangkah menuju tempat rak tempat ibunya menyusun gelas dan piring.

Langkah Salman terhenti sejenak, ekor matanya menangkap bayangan hitam melintas di dekat pintu dapur. Salman seketika menghardik, "Siapa itu?"

Argh! Argh!

Suara desa-h nafas besar menghampiri pendengaran Salman, lalu hening lagi. Salman menajamkan penglihatan dan pendengaran, tidak percaya pada kemungkinan maling masuk ke rumah ibunya yang tidak memiliki barang berharga.

"Mak?!" Panggil Salman lirih, memastikan kalau yang dilihatnya tadi bukanlah bayangan ibunya.

Tak ada sahutan, lengang dan sepi kembali terasa di dapur dengan pencahayaan minim tersebut. Menambah suasana semakin mencekam.

BRAK!!!

Dinding luar dapur ikut bergetar, suara benda besar menabrak pintu yang terbuat dari papan biasa terdengar sangat jelas. Salman melotot dengan jantung hampir meledak karena kaget, dahinya mengkerut tajam mengamati arah datangnya suara.

Rasa ngeri dan takut mulai menghampiri Salman, bukan terhadap seseorang yang mungkin bisa dihadapinya dengan menggunakan parang, tapi pada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Sesuatu yang membuat sekujur tubuhnya merinding hebat.

Salman mengubah arah pandangan dan berbalik ke belakang dengan cepat saat ekor matanya kembali melihat bayangan hitam. Namun, dia kembali tidak menemukan apapun selain situasi menegangkan dan suara gagak yang terdengar jelas berbunyi dari atap rumahnya.

Keak! Ber! Ber!

Tanpa menghiraukan lagi, Salman mengambil gelas dan bersiap menuang air dari teko air minum yang berada di atas meja. Hidung Salman mendadak bergerak, mengembang untuk menghirup udara yang tiba-tiba berbau busuk.

"Bau apa ini? Bangkai tikus?" gumam Salman sembari mengusap hidung dengan punggung tangan.

Salman merunduk dan mengendus bawah meja, memastikan sumber bau yang mengganggu hidungnya. Matanya membelalak mendapati cairan merah kental menggenang di beberapa titik bawah meja. "Apa ini?"

Ketakutan seketika menyeruak, Salman semakin menunduk dan mengulurkan tangan mencolek cairan pekat yang berwarna hitam saat tertutup bayangan tubuhnya.

"Hoek!" Salman menjauhkan hidungnya setelah mencium bau teramat menyengat dari darah yang telah membusuk di ujung jarinya. Kepalanya yang pusing semakin berdenyut hingga dia memutuskan untuk pergi ke kamar ibunya.

"Mak?!" panggil Salman menerobos kamar ibunya, mengguncang kasar tubuh setengah baya yang sedang lelap berselimut kain jarit dari ujung kaki hingga ujung kepala untuk menghalau hawa dingin.

Salman tidak melihat keanehan yang tidak biasanya, rasa penasaran terhadap darah busuk di bawah meja membuat Salman langsung membuka kain yang menyelimuti ibunya.

"Argh … Mak!" Salman menjerit histeris mendapati pocong putih terbujur kaku di ranjang kayu ibunya. Kakinya mundur dengan cepat hendak keluar kamar hingga menabrak pintu yang tertutup tiba-tiba.

BRAK!!!

"Tolong!" pekik Salman dengan wajah seputih kapas.

"Ada apa teriak-teriak, Man? Ngapain kamu di kamar Emak?"

Salman mengerjap beberapa kali mendapati ibunya turun dari ranjang dan menghampirinya dengan panik. Rasa takut berlebihan membuat kaki Salman lemas dan terpaku ke bumi. Suaranya tertahan di tenggorokan saat menyapa orang yang melahirkannya. "Mak?!"

"Lah iyo, memangnya ada siapa lagi di rumah ini selain kita?"

"Tapi Salman tadi lihat pocong …." Suara Salman lirih tercekat dengan pandangan mengedar seluruh area kamar, bahkan ke kolong tempat tidur ibunya.

"Heleh, mbelgedes! Itu akibat kebanyakan minum, kamu jadi berhalusinasi nggak jelas. Kapan kamu mau sadar dengan meninggalkan kebiasaan burukmu itu?" tanya Ibu Salman sinis. Kesal dengan anak laki-laki yang tidak bisa diharapkan bisa membantu di sawah setelah suaminya tiada.

"Ada banyak darah di bawah meja, Mak! Darah siapa itu? Emak badannya ada yang luka?"

"Emak sehat, paling darah tikus, wes sudah tidur lagi sana! Emak masih ngantuk! Besok saja Emak bersihkan sebelum berangkat ke sawah!"

Salman tak menyahut, melainkan keluar kamar dan kembali pergi ke tempat minum. Satu tegukan air dingin membuat hati Salman sedikit tenang. "Emak benar, semua hanya perasaanku saja!"

Mata penasaran Salman kembali menyapu bawah meja tempat darah berceceran, dan nihil. Semua cairan berbau busuk yang sebelumnya ada di sana hilang tak berbekas. Berganti dengan sosok hitam berbulu dengan mata menyorot nyalang padanya.

PRANG!!!

Salman menjatuhkan gelas yang masih penuh dengan air minum, matanya melotot sulit berkedip mendapati makhluk yang sedang berjongkok bergeming di bawah meja, tepat di depan mukanya.

"Man! Salman …!" Jelas sekali suara ibunya memanggil di dekat telinga, beserta tepukan jengkel di punggung Salman. "Kenapa lagi kamu?"

Salman membalikkan tubuh dan mendapati ibunya menatap dengan ekspresi cemas. Salman hanya menggelengkan kepala, tidak berniat bercerita hal yang dianggap hanya halusinasi oleh ibunya.

"Ada apa, Man? Kamu lihat apa?"

Salman meraba celananya yang basah, baru sadar kalau air kencingnya telah mengucur dan kakinya bergetar keras.

"Salman takut, Mak!"

"Minumlah!" Ibu Salman menghembus nafas resah, mengulurkan air minum dari gelas baru dan menyuruh Salman berganti baju di kamar. Dengan terpaksa juga menemani Salman yang mendadak menggigil panas dingin hingga matahari terbit.

***

Terpopuler

Comments

Nana

Nana

😀😀😀 preman takut demit jg

2023-01-11

3

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

mblegedesss mann

2022-10-25

0

NaMika

NaMika

next

2022-08-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!