Kidung Pengasihan 2

Mbah Priyo menyeruput kopi pahit buatan istrinya. Istirahat sejenak karena belum ada tamu lagi yang datang membutuhkan jasanya. Ditemani istrinya yang gembira setelah menerima amplop pertama dari pasien, Mbah Priyo membuka pembicaraan.

"Tyas gimana, Bu? Apa sudah tenang?"

Bu Sulastri menghembuskan nafas panjang, "Tadi sih masih nangis, uring-uringan minta pindah ke rumah lama. Kalau nggak … dia minta kost di kota yang dekat kampus saja katanya, Pak!"

"Nanti biar aku yang bicara padanya," gumam Mbah Priyo tak jelas karena mulutnya tersumpal rokok kretek yang sedang mengepulkan asap.

"Aku paham ketakutan Tyas, aku juga perempuan. Misal besok-besok Bambang nekat gimana, Pak? Namanya aja pemuda kurang normal, segala sesuatu tidak bisa kita prediksikan. Aku khawatir kalau sampai ada hal buruk yang terjadi sama anak kita!" Bu Sulastri memijat pelipisnya perlahan.

Pikiran Bu Sulastri jauh ke arah yang lebih memalukan. Tubuh Tyas terhitung kecil dibandingkan dengan Bambang yang berperawakan besar. Lebih besar dari Wisnu, pacar anaknya.

Jika sampai Tyas didekap sendirian, Bu Sulastri yakin putrinya tidak akan bisa melawan.

Mbah Priyo termangu, membenarkan pendapat istrinya. "Kalau Tyas kost aku kurang setuju, dia terbiasa manja dengan kita, aku juga nggak bisa jauh dari anakku, Bu! Kita lihat saja beberapa hari kedepan perkembangannya, semoga pemuda itu tidak melakukan apa-apa setelah ditenangkan orang tuanya."

Bambang bisa saja berbahaya untuk Tyas, itu yang sedang dipikirkan Mbah Priyo. Apalagi rumah mereka bersebelahan, dan Mbah Priyo juga baru melihat Bambang mengintip rumahnya. Tapi Mbah Priyo tidak bisa mengatakan itu pada istrinya yang sedang khawatir. Setidaknya sebagai suami, Mbah Priyo juga harus bisa meredam kegundahan istrinya.

Bu Sulastri mengangguk setuju. Mata bulatnya menatap halaman rumah yang lengang. Satu motor masuk ke dalam gerbang yang terbuka lebar. "Ada tamu lagi kayaknya, Pak! Aku tinggal ke belakang ya?!"

Mbah Priyo mengangguk, mematikan rokok dan membersihkan sisa abu yang jatuh di baju penadon yang dikenakannya. Mbah Priyo merapikan penampilan sebelum menyambut tamunya.

Ruangan praktek yang dipakai Mbah Priyo tidak terlalu besar, berdinding putih bersih dengan hiasan berupa koleksi pusaka milik pribadi. Beberapa berbentuk keris lengkap dengan warangka, beberapa berupa batu mustika yang dibingkai unik dengan ukiran kuno.

Mbah Priyo mempersilahkan tamunya duduk di atas karpet berwarna merah darah. Terpisah oleh meja kecil saat mereka berhadapan. Dengan senyum ramah dan nada rendah, Mbah Priyo menyapa, "Silahkan, ada perlu apa, Pak …?"

"Saya Basuki dari RT sebelah, Mbah! Mau ada perlu sedikit." Pak Basuki tersenyum kikuk sebelum bercerita singkat mengenai permasalahan yang sedang dihadapi dalam rumah tangganya.

"Oh, jadi maunya Pak Bas bagaimana? Istrinya ada berapa toh? Pak Bas ini kok sampai kelelahan setiap harinya?" tanya Mbah Priyo mengulum senyum simpul. Pasien yang datang sepertinya tidak jauh-jauh dari urusan ************.

"Baru empat, Mbah! Mau nambah satu lagi tapi bocahe kok jual mahal, saya lamar belum mau. Sekalian diurus apa bisa, Mbah? Soal pembayaran nanti saya dobeli," ungkap Pak Bas jujur.

"Empat? Hebat Pak Bas ini … tapi akur ya satu sama lain?" Mbah Priyo bertanya menggoda tamunya.

"Lah itu saking akurnya, sampai kalau pas minta jatah bersama … sayanya yang nggak kuat, Mbah!" kata Pak Bas terkekeh tidak percaya diri. "Faktor usia!"

Mbah Priyo menimpali sembari terbahak, “Ya minum obat toh, Pak Bas! Banyak yang jual obat kuat sekarang. Mau yang herbal atau yang kimia bertebaran dimana-mana, mudah didapat. Tinggal ngarani (ngomong/meminta) mau yang kekuatan berdirinya tahan berapa jam!"

Dengan ekspresi malu-malu Pak Bas berbicara pelan, "Sudah saya coba semua, Mbah! Tapi ya itu, nggak ada yang cocok. Saya malah merasa kurang puas, kurang berasa, kurang nikmat rasanya kalau pake obat. Saya cari yang alami, apa ada solusinya, Mbah?"

"Weleh … kalau soal begitu ya gampang aja urusannya. Pokoknya kuat lelaku yo kuat nganu," jawab Mbah Priyo berkelakar.

Pak Bas menjawab dengan nada serius, "Saya niat, Mbah! Saya pastikan akan saya lakukan semua persyaratan untuk mendapatkan kemampuan itu. Wes kadung (sudah terlanjur) punya istri empat kalau nggak kuat yo isin (malu), Mbah! Bisa-bisa yang kelima cuma saya elus-elus nantinya … kan eman (kan sayang), apalagi masih seger-segere!"

Mbah Priyo mengangguk memahami. Setelah menanyakan nama calon istri kelima Pak Bas yang baru berumur 20 tahun, Mbah Priyo menyiapkan beberapa keperluan berupa bunga dalam cawan dan kemenyan.

Asap tipis mengepul memenuhi ruangan, seiring Mbah Priyo menggumamkan mantra dan menebar kemenyan yang sudah dihaluskan ke atas tungku pembakaran.

Niat ingsun amatek ajiku ….

Sun sebulaken ing pucuk rambute Maryatun

Luwih brantane, luwih bingung atine Maryatun

Asih ing awak sliraku

"Taburkan ini di jalan depan rumah gadis bernama Maryatun itu!" Mbah Priyo memberikan serbuk kasar berwarna cokelat berbau wangi menyengat yang sudah dibungkus dengan plastik klip kecil. "Pastikan taburannya di tempat yang benar agar dilangkahi Maryatun saat berjalan!"

"Siap, Mbah!" Pak Bas menerima bungkusan tersebut dengan mata berbinar mesum. Otak kotornya sudah membayangkan adegan malam pertama yang sangat panas dengan gadis yang usianya lebih muda dua puluh lima tahun darinya. "Bagaimana yang urusan anu-anu sama istri, Mbah?"

"Iya, ini mau saya garap." Mbah Priyo menerangkan lebih dulu lelaku yang harus dikerjakan oleh Pak Bas sebagai syarat utama untuk mendapatkan kemampuan yang diinginkannya. Yaitu kuat saat menyenangkan istrinya di atas ranjang.

"Siap, Mbah!"

"Dengarkan baik-baik mantranya!" Satu ajian dirapalkan Mbah Priyo untuk dihafalkan oleh Pak Bas.

Jaran … jaran alas inggih meniko kulo

Padosi wadone kanthi brongsongi

Atos koyo atose alu lanang

Sukmo mulyo sarining gampang

Pak bas menirukan beberapa kali hingga hafal ajian tersebut, ke depannya akan dibantu Mbah Priyo untuk urusan lelaki agar segera bisa digunakan.

"Sudah hafal? Siap melakukan lelaku berat?" tanya Mbah Priyo memastikan. "Khasiat yang didapat tidak main-main loh ini, Pak!"

Pak Bas mengangguk senang, mesem-mesem mendengarkan Mbah Priyo memberitahu khasiat yang akan diperoleh dari ajian yang baru saja diberikan oleh dukun tua tersebut. Dompetnya yang tebal tidak akan sungkan menggelontorkan banyak dana untuk kunjungan berikutnya jika dua hajatnya terkabul. Toh Pak Bas bukan orang miskin, sawahnya luas dan sapinya banyak.

"Saya pamit kalau sudah selesai, semoga prakteknya rame, Mbah! Saya akan rutin berkunjung nanti." Pak Bas menyalami Mbah Prio dengan amplop tebal.

"Terima kasih, semoga hajatnya segera terkabul, Pak Bas!" Mbah Priyo tersenyum ramah, mengantarkan tamunya keluar ruangan setelah semua urusan selesai ditangani.

Hari sudah sore, kuning kemerahan di langit mulai terlihat. Ternyata hanya ada dua tamu di hari pertama Mbah Priyo buka praktek. Mbah Priyo sama sekali tidak mempermasalahkannya. Jasanya sudah dibayar mahal oleh Pak Bas, cukup untuk membuat istrinya yang masih muda sibuk melayaninya saat malam.

Ruang praktek ditutup dan Mbah Priyo masuk ke dalam, ingin melihat putrinya yang sedang dirundung duka sebelum membersihkan diri.

Hati Mbah Priyo tidak pernah rela jika anak kesayangan dan satu-satunya itu sampai mengeluarkan air mata. Apapun akan dilakukan Mbah Priyo demi kebahagiaan Tyas. Sebagai bapak, Mbah Priyo merasa wajib melindungi anaknya dari gangguan apapun. Termasuk dari pemuda gendeng sejenis Bambang.

***

Terpopuler

Comments

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

ini pak bas pngn greng kan yak
kunaon mantranya jaran🤣 jaran kuda kann

2023-04-20

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

😂😂😂😂😂

2023-04-20

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

🤣🤣🤣🤣🤣😛

2023-04-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!