Love You, Encik Shin!!

Love You, Encik Shin!!

1. Encik Shin Adnan

Dhiarra telah sampai di negara tujuan yang tidak terlalu jauh dari negara tercinta. Kini dirinya telah dibawa masuk ke garasi di sebuah rumah besar dan megah. Gadis itu menyeret koper jumbo besar meninggalkan mobil beserta sang sopir di belakang.

Sopir itu seperti malas berbicara. Hanya menyuruh Dhiarra agar segera masuk saja ke dalam rumah besar. Dhiarra menuruti, meski merasa ragu dan hati penuh tanya, tetap saja melangkah kaki ke depan menuju setapak jalan di halaman.

Di persimpangan jalan halaman, Dhiarra berpapasan dengan seorang pria super tampan menawan yang datang dari arah garasi berlawanan. Berfikir bahwa pria menakjubkan dengan umur yang jauh diatasnya itu tahu sesuatu, Dhiarra berhenti dan menunggu.

"Sorry encik, saya dari Indonesia. Ingin berjumpa dengan om saya, Syafiq. Apakah anda mengenalnya?" Dhiarra berusaha bertanya sesopan mungkin saat pria itu sudah berada tepat di depan. Panggilan encik, dia sebutkan untuk pria asing sebagaimana yang berlaku di negara itu. Dhiarra kini tengah berada di Melaka, salah satu wilayah di negara Malaysia.

Tanpa canggung, pria itu mengamati, menatap dari ujung rambut hingga ujung sepatu cantik yang dipakai oleh Dhiarra. Kedua alisnya terangkat sedikit memandang wajah Dhiarra yang cerah.

"Perkenalkan dirimu..," lelaki itu berkata tegas tanpa ekspresi apapun di wajahnya.

"Nama saya Dhiarra. Usia saya dua puluh empat tahun. Dari Yogyakarta, Indonesia. Saya diminta ayah tiri saya, Hazrul, untuk datang ke sini menemui om saya, Syafiq." Gadis itu menjelaskan siapa dirinya dengan lancar dan tegas, sesuai permintaan pria tampan itu.

"Apakah sependek itu namamu?" sepertinya pria itu sangat teliti, Dhiarra mulai sedikit merasa kurang nyaman.

"Dhiarra Azzahra Lara, encik... ."

Dhiarra menyebut lengkap nama panjang pemberian almarhum sang ayah kandung di hari kelahirannya.

"Bagus. Jadi nama panggilanmu adalah Dhiarra?" pria itu kembali menaikkan alis hitam tebalnya sedikit ke atas. Bertanya dengan suara dan nada yang terdengar lebih hangat di telinga.

" Yess, encik..." Dhiarra menjawab bersemangat dengan rasa harap agar pria asing itu segera memberinya pencerahan. Saat ini, harapan bertemu dan berbicara dengan om tirinya, Syafiq, adalah cara untuk mendapat pengakuan cepat akan kedatangannya di negara ini.

"Kenalkan, aku Shin, Shin Adnan," pria itu mengamati bagaimana ekspresi Dhiarra. Karena gadis itu hanya mengangguk samar tanpa tanggapan, pria tampan itu menyambung bicaranya.

"Baiklah, Dhiarra. Aku antar engkau menemui orang yang sedang ingin kau jumpai. Ikutlah di belakangku!" pria itu kemudian berjalan melewati Dhiarra menuju rumah besar.

Dhiarra bergegas membuntuti dan tak ingin membuang sia-sia waktu yang ada. Rumah yang berposisi lebih tinggi dari tanah sekitar itu, disertai tangga-tangga rapi di sepanjang menuju teras. Dhiarra tidak lagi menyeret, namun mengangkat koper jumbo beratnya dengan wajah yang sedikit meringis. Gadis itu mungkin sedang merasa keberatan sendiri pada koper yang diangkatnya.

Encik Shin mendadak berhenti sambil melambai tangan pada seorang lelaki yang mungkin pelayan di rumah besar itu, untuk datang mendekati. Encik Shin berbicara lirih pada pelayan sambil menunjuk Dhiarra beberapa kali dengan jari telunjuk, setelah pelayan berdiri benar-benar di depannya. Pelayan lelaki itu mengangguk, berjalan cepat menghampiri Dhiarra dan mengambil alih koper besarnya yang berat.

"Permisi, cik... Marilah ikutkan saya!" begitulah kira-kira, makna sapaan pelayan yang berbicara dalam bahasa Melayu Malaysia itu kepada Dhiarra.

Dhiarra hanya diam mengikuti. Berjalan di belakang pelayan lelaki yang masih nampak sangat muda dan kuat itu. Pelayan menunjuk sebuah wastafel ukir unik yang indah di pojok teras, agar Dhiarra mencuci bersih tangan dan wajahnya di sana.

Dengan senang hati, Dhiarra melakukan hal yang juga sudah menjadi kebiasaannya semasa tinggal di Indonesia selama ini. Rupanya kebiasaannya berlaku juga di rumah besar bak istana milik om tirinya, Syafiq, yang pasti akan dijumpainya sebentar lagi.

Dhiarra dibawa ke sebuah ruang makan cukup luas. Telah ada beberapa orang yang telah duduk makan di sana. Ini adalah tengah hari, waktu yang tepat untuk makan siang bersama di hari minggu cerah.

"Silahkan duduk dan ambil saja makan siang anda, cik Dhiarra," pelayan itu berkata sambil menarikkan sebuah kursi paling tepi dan meminta Dhiarra agar duduk. Dhiarra telah duduk dan melihat pelayan itu beranjak meninggalkannya. Membawa koper jumbo menuju ke atas dengan menaiki anak tangga.

Dhiarra tidak melakukan gerakan apapun. Tak ada seorang pun dari orang-orang di meja yang bermurah hati menyambutnya. Bahkan senyum yang diberikan pada tiap-tiap orang yang memandangnya pun, dibalas hanya dengan muka masam sangat sinis dan pandangan meremehkan. Dhiarra tak ada minat mengambil makanan apapun dengan suasana memuakkan seperti itu.

Semangat di dada Dhiarra kembali berkobar. Saat dilihatnya encik Shin Adnan, pria asing yang telah dikenalnya dan menyanggupi untuk mempertemukan Dhiarra dengan om Syafiq, juga ikut datang di meja makan.

Pandangan Dhiarra yang cerah berbinar dan membawa rasa tuntutan, ditanggapi oleh encik Shin Adnan dengan senyuman ramah dan cukup hangat untuknya. Dhiara terus memandang encik Shin Adnan yang ternyata duduk tepat di depannya. Pria tampan bermata hitam pekat dengan irish semburat kebiruan itu sejenak menatap Dhiarra.

"Makanlah Dhiarra, sembari menunggu saat om Syafiqmu itu menyapamu!" encik Shin Adnan segera membalik piring di meja dan mengisi dengan menu kehendak seleranya. Pria di depan Dhiarra itu nampak biasa dan mengabaikan orang-orang di kursi sebelah.

Melihat ketenangan encik Shin Adnan saat makan, Dhiarra bergegas menemani. Pandangan orang-orang di meja makan masih terus masam dan sinis padanya. Tapi Dhiarra mengabaikan dan tidak ingin peduli. Fokus dengan makanan di piringnya.

Dhiarra makan sangat cepat, piringnya kembali kosong bersamaan dengan encik Shin Adnan yang juga selesai makan hanya dalam sekejap saja. Keduanya juga hampir berbarengan mengambil gelas dan meneguk, menghabiskan setengah air di dalamnya.

"Ehhemm..!!" encik Shin Adnan tiba-tiba berdehem begitu keras, Dhiarra cukup terkejut karenanya.

"Semua yang di sini, ku harap mendengar kata-kataku ini dengan baik. Maka itu, semua harap memperhatikan!" kali ini encik Shin Adnan berbicara dengan suaranya yang tajam dan berwibawa.

Orang-orang sinis dan angkuh di meja makan pun terlihat segera bereaksi. Menghentikan obrolan atau pun menyudahi sejenak makan yang belum selesai. Begitu pun Dhiarra, menumpuk dua tangan di atas pangkuan dan duduk tegak memandang pada encik Shin Adnan.

"Hari ini aku kedatangan tamu dari Indonesia ke dalam rumah ini. Dan mulai saat ini, dia akan bergabung bersama kalian untuk tinggal bersama di sini. Kalian, harap bersikap baik pada tamuku, karena aku telah menyanggupi untuk menerimanya dan bertanggung jawab sementara. Dia adalah anak yang dibawa oleh istri baru abang tiriku, Hazrul. Dan dia adalah Dhiarra, gadis yang duduk di depanku ini!" mendengar perkataan encik Shin Adnan, Dhiarra semakin merasa resah di hati.

Shiapa pria asing yang duduk tepat di depannya? Dan di mana om tirinya, Syafiq, kenapa tidak kunjung dipertemukan? Atau justru Shin Adnan ini adalah om Syafiq yang tengah ditunggunya?

"Terimakasih sambutan anda, encik... Tapi di mana om saya? Siapa anda?" Dhiarra sudah tidak sabar lagi menunggu pencerahan dari Shin Adnan. Tidak dipedulikannya pandangan sinis dan remeh dari orang-orang asing di meja makan itu kepadanya.

"Perkenalkan nama panjangku, Dhiara. Namaku adalah Syafiq Shin Adnan. Jadi, akulah om Syafiq yang sedang kau ingin temui itu. Bagaimana, kau sudah jelas?"

Encik Shin Adnan memandang Dhiarra tanpa ekspresi ataupun tersenyum. Pria 33 tahun itu seolah sedang menahan kejengkelan yang tersimpan pada Dhiara. Rasa jengkel yang telah sengaja ditahan semenjak kedatangan gadis itu ke zona rumah besar miliknya.

Terpopuler

Comments

lanalinilunulenelono

lanalinilunulenelono

kk otor, minta pejelasan nya boleh? beda nya cik dgn encik (ncik) itu apa ya?

2023-01-18

1

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

aku hadir lagi Mak...mbak UTIEE. terimakasih atas like nya jadi aku ikut mampir d mari...

2022-11-03

1

UTIEE

UTIEE

I am coming. sis Kamiya

2022-10-23

2

lihat semua
Episodes
1 1. Encik Shin Adnan
2 2. Berbincang
3 3. Flashback
4 4. Berjumpa Kawan
5 5. Benalu
6 6. MP-Mahkota Parade
7 7. Gangguan Pagi Hari
8 8. Kedai Obat
9 9. Teguran Shin
10 10. Zubaidah
11 11. Mengalahlah
12 12. Kedai Obat Baru
13 13. Keponakan Liar
14 14. Berburu Kancing Baju
15 15. Teguran Shin
16 116. Join Lunch
17 17. Perang di Meja Makan
18 18. Janji Berjumpa
19 19. Mufakat
20 20. Adrian
21 21. Peluang Kerja
22 22. Hazrul
23 23. Saling Maaf
24 24. Sekretaris!
25 25. First Day
26 26. Adrian..?
27 27. Dilema
28 28. Ingin Bertemu
29 29. Bertemu Adrian
30 30. Teguran Shin
31 31. Sang Designer
32 32. Bertemu Shin Adnan
33 33. Kubeli Bajumu
34 34. Banyak Imbalan
35 35. Driver Aneh
36 36. Lamaran Adrian
37 37. Shin Banyak Tanya
38 38. Sazlina
39 39. Klien dari Kuwait
40 40. Pergi KL
41 41. Makan Larut
42 42. Menumpang Kamar Mandi
43 43. Sekoper Hadiah
44 44. Berenang Pagi
45 45. Baju Kusut
46 46. KLCC Park
47 47. Datin Azizah
48 48. Kecewa
49 49. Pergi ke Penang
50 50. Penang On the Way
51 51. Memang Shin
52 52. Merapat Tegang di Feri
53 53. Di Mana Ibuku?
54 54. Calon Kakak
55 55. Kamar Dhiarra
56 56. Chew Jetty
57 57. Banyak Buntalan
58 58. Cupang Merah
59 59. Go Back On the Way
60 60. Aib Terindah
61 61. JAIS Terengganu
62 62. Pilihan
63 63. Menghempas Kikuk
64 64. Hasrat
65 65. Kabar Bocor dari Fara
66 65. Dagu Gentle
67 67. Tidak Kurus
68 68. Shin's Kiss
69 69. First Kiss
70 70. Pergi ke K L
71 71. Stamp Merah
72 72. Tak Peduli Skandal
73 73. Jujur Pada Fara
74 74. Mesra di Depan Mata
75 75. Bincang Antara Mama dan Fara
76 76. Rumah Hijau Stroberi
77 77. Pesan dari Adrian
78 78. Saling Tunggu (18+)
79 79. Masih Dingin (18+)
80 80. Dipercepat Segalanya
81 81. Perjalanan Suram
82 82. Kabar Tunang Dhiarra
83 83. Tak Disangka Datangnya
84 84. Bye, Encik Shin..
85 85. Collapse
86 86. Petuah Datuk
87 87. Encik Shin...
88 88. Encik Shin...
89 89. Adrian...
90 90. Di Mana, Dhiarra?
91 91 Baju Rancang Terakhir
92 92. Informasi Yuaneta
93 93. Hubungan Yang Rumit
94 94. Berjumpa Petang Nanti
95 95. Akan Ada Tamu
96 96. Berjumpa
97 97. Bincang Terbuka
98 98. Bangun di Pagi Buta
99 99. Kamar no. 21
100 100. Bermanja
101 101. Ungkapan Azlan
102 102. Tahan Sementara
103 103. Diskusi
104 104. Backstreet
105 105. Berkencan
106 106. Love You, Encik Shin !!
107 107. Kembali
108 108. Siksa Rindu
109 109. Video Call
110 110. Debar Calon Pengantin
111 111. Jumpa Karib
112 112. Pesta Kawin
113 113. Pengantin
114 114. Malam Pengantin
115 115. Sazlina
116 116. Melaka River Cruise
117 117. Langkawi
118 118. Bumil Bareng
119 119. Posisi Sementara
120 120. Happy Ending
Episodes

Updated 120 Episodes

1
1. Encik Shin Adnan
2
2. Berbincang
3
3. Flashback
4
4. Berjumpa Kawan
5
5. Benalu
6
6. MP-Mahkota Parade
7
7. Gangguan Pagi Hari
8
8. Kedai Obat
9
9. Teguran Shin
10
10. Zubaidah
11
11. Mengalahlah
12
12. Kedai Obat Baru
13
13. Keponakan Liar
14
14. Berburu Kancing Baju
15
15. Teguran Shin
16
116. Join Lunch
17
17. Perang di Meja Makan
18
18. Janji Berjumpa
19
19. Mufakat
20
20. Adrian
21
21. Peluang Kerja
22
22. Hazrul
23
23. Saling Maaf
24
24. Sekretaris!
25
25. First Day
26
26. Adrian..?
27
27. Dilema
28
28. Ingin Bertemu
29
29. Bertemu Adrian
30
30. Teguran Shin
31
31. Sang Designer
32
32. Bertemu Shin Adnan
33
33. Kubeli Bajumu
34
34. Banyak Imbalan
35
35. Driver Aneh
36
36. Lamaran Adrian
37
37. Shin Banyak Tanya
38
38. Sazlina
39
39. Klien dari Kuwait
40
40. Pergi KL
41
41. Makan Larut
42
42. Menumpang Kamar Mandi
43
43. Sekoper Hadiah
44
44. Berenang Pagi
45
45. Baju Kusut
46
46. KLCC Park
47
47. Datin Azizah
48
48. Kecewa
49
49. Pergi ke Penang
50
50. Penang On the Way
51
51. Memang Shin
52
52. Merapat Tegang di Feri
53
53. Di Mana Ibuku?
54
54. Calon Kakak
55
55. Kamar Dhiarra
56
56. Chew Jetty
57
57. Banyak Buntalan
58
58. Cupang Merah
59
59. Go Back On the Way
60
60. Aib Terindah
61
61. JAIS Terengganu
62
62. Pilihan
63
63. Menghempas Kikuk
64
64. Hasrat
65
65. Kabar Bocor dari Fara
66
65. Dagu Gentle
67
67. Tidak Kurus
68
68. Shin's Kiss
69
69. First Kiss
70
70. Pergi ke K L
71
71. Stamp Merah
72
72. Tak Peduli Skandal
73
73. Jujur Pada Fara
74
74. Mesra di Depan Mata
75
75. Bincang Antara Mama dan Fara
76
76. Rumah Hijau Stroberi
77
77. Pesan dari Adrian
78
78. Saling Tunggu (18+)
79
79. Masih Dingin (18+)
80
80. Dipercepat Segalanya
81
81. Perjalanan Suram
82
82. Kabar Tunang Dhiarra
83
83. Tak Disangka Datangnya
84
84. Bye, Encik Shin..
85
85. Collapse
86
86. Petuah Datuk
87
87. Encik Shin...
88
88. Encik Shin...
89
89. Adrian...
90
90. Di Mana, Dhiarra?
91
91 Baju Rancang Terakhir
92
92. Informasi Yuaneta
93
93. Hubungan Yang Rumit
94
94. Berjumpa Petang Nanti
95
95. Akan Ada Tamu
96
96. Berjumpa
97
97. Bincang Terbuka
98
98. Bangun di Pagi Buta
99
99. Kamar no. 21
100
100. Bermanja
101
101. Ungkapan Azlan
102
102. Tahan Sementara
103
103. Diskusi
104
104. Backstreet
105
105. Berkencan
106
106. Love You, Encik Shin !!
107
107. Kembali
108
108. Siksa Rindu
109
109. Video Call
110
110. Debar Calon Pengantin
111
111. Jumpa Karib
112
112. Pesta Kawin
113
113. Pengantin
114
114. Malam Pengantin
115
115. Sazlina
116
116. Melaka River Cruise
117
117. Langkawi
118
118. Bumil Bareng
119
119. Posisi Sementara
120
120. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!