19. Mufakat

Kedatangan Dhiarra dan Yuaneta ke meja khusus, disambut tatapan laser dari Shin. Namun Faiz yang melempar senyum hangatnya, cukup menjadi penyemangat bagi si dua karib cantik itu. Mereka duduk sangat anggun dan sopan.

"Assalamu'alaikum...Hai, selamat siang encik berdua.. Tuan Shin serta tuan Faiz.. Senang hati kami, sebab boleh saling jumpa kat sini..," suara renyah Yuaneta telah mulai menyapa. Berbalas anggukan dari Shin serta senyum manis dari Faiz.

" Seperti yang kawan saya, Dhiarra telah sepakati dengan encik Shin... Kita janji jumpa kat sini guna tengok gambar rancang yang saya bawa. Maka.., sila encik Shin periksa dan nilai. Semoga anda berkenan, encik Shin.."

Yuaneta tak ingin berkesan menghabiskan waktu, maka segera disodorkan buku rancang milik Dhiarra itu kepada encik Shin.

Alis hitam tebal yang bertaut rapat itu sangat mendebarkan hati Dhiarra. Segala doa terbaik dia rapalkan diam-diam. Berharap Shin tertarik dan tergerak hati pada gambar rancang baju yang dibuat Dhiarra di bukunya.

"Tuan Shin... Selain gambar dalam buku, saya juga sertakan sampel nyata rancangan kami. Sila anda pertimbangkan lebih seksama.." Yuaneta menyodorkan bungkusan yang berisi enam baju jadi hasil rancang sang karib pada Shin.

Faiz segera mengambil bungkusan yang berisi baju rancang Dhiarra yang masih terlipat sangat rapi. Lalu membentangkan sempurna dan Shin terus mengamati.

Terus begitu sampai setengah lusin baju selesai disimak sangat seksama oleh Shin. Sambil membandingkan antara desain di buku dengan sampel hasil jadinya.

Mata tajam hitam pekat semu biru itu memandangi Dhiarra dan Yuaneta bergantian. Alis golok itu tidak lagi bertaut, namun menempel lekat lagi di posisi semula.

"Jadi.... Siapa perancang seluruh model baju ini..?" mata itu terus menatap pada mereka.

"Kawan karib saya menitip saat berkunjung ke negara ini, tuan Shin..," tegas Yuaneta menjawab.

"Kenapa kalian begitu repot mengurusi ini untuknya?" ternyata prediksi saat Shin berkata buru-buru itu telah meleset. Shin masih juga tanya-tanya.

"Ini adalah karya bagus dan juga sebuah amanat dari kawan saya, tuan..."

"Lalu apa yang kalian akan dapat?" Shin terus memberi soalan dengan cepat.

Yuaneta agak termangu untuk lanjut menjawab. Meja khusus itu hening sesaat.

"Tentu saja berbagi hasil, tuan Shin. Baju serta desain itu cukup lama tersimpan. Tidak serta merta kami tawarkan... Sebab menunggu siapa yang tepat kami tawari. Dan tak sengaja saya jumpai bahwa anda adalah seorang pengusaha fashion. Jadi... Saya pilih andalah orang tepat itu...," kali ini Dhiarra menyahut meyakinkan.

"Besar harapan kami, encik Shin nak coba bekerja sama dengan kami. Memasarkan baju rancang ini.." Dhiarra cepat melanjuti ucapannya.

"Tentu dengan harga yang harus sepadan dengan kualitas rancang ini. Bagaimana... Anda berminat bukan, encik Shin..?" dengan suara tegas, menekan dan lembut, Dhiarra terus berusaha untuk meyakinkan hati Shin.

Tanpa kedip, Shin terus memandangi gadis cantik itu berbicara. Mata lasernya memicing dan meredup memperhatikan penjelasan Dhiarra.

"Siapa nama dari pembuat rancang baju ini..?" pertanyaan Shin kali ini terasa sangat merepotkan.

Dhiarra menyamarkan wajah gusar, diliriknya sekilas Yuaneta. Tapi sang karib sedang menggigit bibir tanda sedang miskin ide.

"Siapa nama kawan karibmu itu, Nett? Diaz..., benar..., benar... Namanya betul Diaz kan, Nett?" Dhiarra mengerling pada Yuaneta dengan sangat meyakinkan.

"Betul, Ra... Nama kawan karib saya adalah Diaz, tuan Shin.," ucapan menimpali Yuaneta sangatlah meyakinkan.

"Apa aku boleh berjumpa dengannya?" pertanyaan yang dilempar Shin semakin mengancam.

" Tentu boleh, encik Shin. Tapi dalam masa dekat ni, kawan saya agak sibuk. Jadi belum ada plan datang sini..," jawaban dari Yuaneta.

" Jika begitu, berapa nomor hand phone dia ? Aku nak cakap dengannya sekejap.." Yuaneta sekilas menggigit bibir. Dan hal itu sempat dilihat oleh Dhiarra.

"Kawan kita itu tak boleh pegang ponsel suka hati, encik Shin. Dia tengah ada kat pesantren. Belajar agama..., jadi aturan kat pesantren tak bolehkan main ponsel suka-suka.. Harap encik Shin makhlumkan.."

Terlanjur jadi bubur, Dhiarra terbaksa tidak jujur. Shin mengangkat alisnya sekali lagi.

"Baiklah.. Kita lanjut saja bincang ini." Shin meneguk air mineral dari botol kemasan.

"Berapa harga yang kau inginkan?" mata Shin hanya menatap Yuaneta.

"Berapa juga yang tuan Shin cuba tawarkan?" Yuanita menarik ulurnya. Selalu ingat akan arahan Dhiarra sebelum saling jumpa dengan Shin.

"Dua ribu ringgit... Bagaimana?" Shin hanya terus memandang Yuaneta.

"Terlalu murah. Kami keberatan, encik Shin," ada sedikit ragu dari suara Yuaneta. Tentu saja Shin mengetahuinya.

"Lalu berapa?" seolah Shin begitu menurut dan jinak.

"Saya coba tawarkan enam ribu ringgit, bagaimana?" Yuaneta mulai negosiasi.

Shin hanya diam memandang Yuaneta. Lelaki berkharisma itu seperti tidak sedang memikirkan apapun.

"Itu terlalu tinggi. Aku tidak berani. Prodak kalian belum pernah teruji di perusahaanku."

"Jika harga yang kau ajukan terlalu tinggi, lebih baik aku tidak mengambilnya." Shin terlihat tak peduli. Seolah tidak butuh. Dan kedua kawan karib itu saling pandang, Yuaneta kebingungan.

Bagaimanapun, pria berkebangsaan Malaysia itu memang handal berbisnis. Dan sangat paham berpolitik dalam dagang. Apalagi dengan dua gadis pendatang di depannya. Shin menganggapnya sangat mudah.

"Encik Shin..." Dhiarra menyebut nama pria itu. Dan akan menyampaikan sesuatu.

" Apa kau punya penawaran lagi..?" Shin menebak dengan tepat.

"Anda betul sekali, encik Shin," gadis itu mengangguk. Membalas tatapan Shin yang kini beralih hanya fokus padanya, bukan lagi Yuaneta.

"Katakan.." Shin berkata tenang dengan mata tak berkedip.

"Encik Shin. Jujurlah... Apakah baju rancangan ini sama sekali tidak menarik bagimu?" gadis bermata bintang itu mulai memasang kuda-kuda.

"Jika tidak menarik, tak akan kubuat penawaran seringgit pun, Dhiarra.." Shin kembali meneguk air di botolnya.

"Lalu, kenapa anda sangat kedekut (pelit) pada kawanku? Bukankah baju rancangnya ini lebih berkelas dan berkualitas serta menarik? Ini jauh lebih elok dari rancang baju yang anda ambil dari Sazlina waktu itu.... Saya yakin, anda telah sangat paham. Jadi kuminta, anda jangan munafik encik Shin..," penjelasan Dhiarra ini membuat dua alis golok Shin terangkat tinggi-tinggi.

"Lalu apa yang kau ingin dariku, Dhiarra..?" Shin pun langsung mengalah. Mengelak dari ucapan gadis itu sepertinya tak ada guna.

"Bagaimana kalo kita menunggu hasil?"

"Maksudmu, kupakai rancanganmu lalu kupasarkan tanpa membayarmu dulu?" Shin sedikit tersenyum.

"Sedikit betul, encik Shin. Tapi tentu anda harus membayarku di muka tiga ribu tiap baju. Sisanya.., anda bayarkan sesuai hasilnya. Dan anda harus jujur, jangan berani menipu kami."

Shin menyimpan senyum mendengar ancaman Dhiarra padanya.

"Kau percaya sekali padaku, Dhiarra. Bagaimana jika aku menipumu? Apa kau akan tahu?" Shin terang-terangan tersenyum. Faiz pun yang sedari tadi menyimak, ikut juga senyum lebar.

"Kalian dua orang..., jika berani menipu kami.. Terutama anda, encik Shin, kusumpahi akan menjadi bujang lapuk dan karatan."

Dhiarra memberi ancaman konyol seraya menjeling Yuaneta yang sedang menahan tawanya. Shin dan Faiz saling pandang kurang paham.

"Apa itu bujang lapuk dan karatan, Dhiarra..?" Faiz tidak tahan lagi untuk diam.

"Bujang tua... Perjaka tua dan...Impoten..!" suara gadis pendatang itu sangat lantang.

Shin dan Faiz seketika menarik senyum di wajah. Berganti dengan muka tegang dan rahang mengeras. Bagi mereka, yang memang masih sebagai bujang dan merasa perjaka, sumpah Dhiarra sangatlah menakutkan. Apalagi Shin, ia adalah jenis pria yang kurang bercanda dan tawa. Ancaman vulgar ini sangatlah serius baginya.

Yuaneta tengah menyampar kaki Dhiarra di bawah meja. Menyadari bukan hanya mereka saja yang mendengar seruan Dhiarra. Tapi beberapa pengunjung serta beberapa pekerja rumah makan sedang menatap ke arahnya. Para pekerja restaurant itu sepertinya juga lelaki dan perempuan dari Indonesia.

"Faiz...!" terdengar seruan Shin.

"Ya, tuan." Faiz menjawab tergesa.

"Tulis apa saja syarat mereka. Buatkan perjanjian hitam di atas putih. Serta catat akun banknya. Yang teliti, Iz.... Jangan sampai keinginannya merugikan perusahaan kita..!" Shin tergesa juga mengatakan hal itu pada Faiz.

Kali ini kaki Dhiarralah yang bertukar menyampar kaki Yuaneta. Mereka saling lempar senyum dan akhirnya sambil saling menyampar kaki. Kelakuan konyol mereka hanya terlihat dari meja yang lain.. Badan di atas meja begitu sopan dan cantik..,tapi kaki di bawah meja memanglah tak sekolah.

Syarat yang disebutkan Dhiarra telah ditulis seksama oleh Faiz. Dan akan akan ada hitam di atas putih yang akan menyusul kemudian. Wajah Dhiarra terlihat cerah berlipat-lipat. Menampakkan kepuasan yang sangat.

Segalanya telah beres.. Dhiarra dan Yuaneta mulai pamit undur diri..

" Terimakasih atas kebaikan anda, encik Shin.., juga bang Faiz. Kami pamit undur diri. Assalamu'alaikum.."

Dhiarra dan Yuaneta telah berdiri dan akan melangkah.

"Kalian duduklah..! Makan dulu, sebentar lagi makanan datang...!" seruan stereo Shin terdengar tanpa ada bantahan. Keduanya saling pandang dan patuh duduk kembali di kursi.

"Bukankah tadi encik Shin kata, tengah buru-buru..?" Dhiarra basa basi bertanya.

"Apa kau mengira akan cepat dapat mufakatku jika aku buru-buru? Apa kalian kecewa.., negosiasi ini tak secepat yang kalian sangka?" Shin bertanya santai sambil menyandar punggung di kursi.

Kedua karib cantik itu saling berpandangan dan tersenyum. Semakin dimengerti, pria hartawan itu bukan mata saja yang laser.., tapi suara stereo seksinya ternyata juga angker...

Terpopuler

Comments

UTIEE

UTIEE

hahahahaha
pedes buanget sumpahnya Dhiarra

2022-10-23

1

Siti aulia syifa Az_zahra

Siti aulia syifa Az_zahra

lucu banget bayangin tingkah mereka😅😅😅😅

ojo telat up nya ya Thor,, kami selalu nunggu ceritamu 😊😊😊😊😊

2022-08-25

1

Yulie_82

Yulie_82

weeewww..... suara stereo.....

2022-08-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Encik Shin Adnan
2 2. Berbincang
3 3. Flashback
4 4. Berjumpa Kawan
5 5. Benalu
6 6. MP-Mahkota Parade
7 7. Gangguan Pagi Hari
8 8. Kedai Obat
9 9. Teguran Shin
10 10. Zubaidah
11 11. Mengalahlah
12 12. Kedai Obat Baru
13 13. Keponakan Liar
14 14. Berburu Kancing Baju
15 15. Teguran Shin
16 116. Join Lunch
17 17. Perang di Meja Makan
18 18. Janji Berjumpa
19 19. Mufakat
20 20. Adrian
21 21. Peluang Kerja
22 22. Hazrul
23 23. Saling Maaf
24 24. Sekretaris!
25 25. First Day
26 26. Adrian..?
27 27. Dilema
28 28. Ingin Bertemu
29 29. Bertemu Adrian
30 30. Teguran Shin
31 31. Sang Designer
32 32. Bertemu Shin Adnan
33 33. Kubeli Bajumu
34 34. Banyak Imbalan
35 35. Driver Aneh
36 36. Lamaran Adrian
37 37. Shin Banyak Tanya
38 38. Sazlina
39 39. Klien dari Kuwait
40 40. Pergi KL
41 41. Makan Larut
42 42. Menumpang Kamar Mandi
43 43. Sekoper Hadiah
44 44. Berenang Pagi
45 45. Baju Kusut
46 46. KLCC Park
47 47. Datin Azizah
48 48. Kecewa
49 49. Pergi ke Penang
50 50. Penang On the Way
51 51. Memang Shin
52 52. Merapat Tegang di Feri
53 53. Di Mana Ibuku?
54 54. Calon Kakak
55 55. Kamar Dhiarra
56 56. Chew Jetty
57 57. Banyak Buntalan
58 58. Cupang Merah
59 59. Go Back On the Way
60 60. Aib Terindah
61 61. JAIS Terengganu
62 62. Pilihan
63 63. Menghempas Kikuk
64 64. Hasrat
65 65. Kabar Bocor dari Fara
66 65. Dagu Gentle
67 67. Tidak Kurus
68 68. Shin's Kiss
69 69. First Kiss
70 70. Pergi ke K L
71 71. Stamp Merah
72 72. Tak Peduli Skandal
73 73. Jujur Pada Fara
74 74. Mesra di Depan Mata
75 75. Bincang Antara Mama dan Fara
76 76. Rumah Hijau Stroberi
77 77. Pesan dari Adrian
78 78. Saling Tunggu (18+)
79 79. Masih Dingin (18+)
80 80. Dipercepat Segalanya
81 81. Perjalanan Suram
82 82. Kabar Tunang Dhiarra
83 83. Tak Disangka Datangnya
84 84. Bye, Encik Shin..
85 85. Collapse
86 86. Petuah Datuk
87 87. Encik Shin...
88 88. Encik Shin...
89 89. Adrian...
90 90. Di Mana, Dhiarra?
91 91 Baju Rancang Terakhir
92 92. Informasi Yuaneta
93 93. Hubungan Yang Rumit
94 94. Berjumpa Petang Nanti
95 95. Akan Ada Tamu
96 96. Berjumpa
97 97. Bincang Terbuka
98 98. Bangun di Pagi Buta
99 99. Kamar no. 21
100 100. Bermanja
101 101. Ungkapan Azlan
102 102. Tahan Sementara
103 103. Diskusi
104 104. Backstreet
105 105. Berkencan
106 106. Love You, Encik Shin !!
107 107. Kembali
108 108. Siksa Rindu
109 109. Video Call
110 110. Debar Calon Pengantin
111 111. Jumpa Karib
112 112. Pesta Kawin
113 113. Pengantin
114 114. Malam Pengantin
115 115. Sazlina
116 116. Melaka River Cruise
117 117. Langkawi
118 118. Bumil Bareng
119 119. Posisi Sementara
120 120. Happy Ending
Episodes

Updated 120 Episodes

1
1. Encik Shin Adnan
2
2. Berbincang
3
3. Flashback
4
4. Berjumpa Kawan
5
5. Benalu
6
6. MP-Mahkota Parade
7
7. Gangguan Pagi Hari
8
8. Kedai Obat
9
9. Teguran Shin
10
10. Zubaidah
11
11. Mengalahlah
12
12. Kedai Obat Baru
13
13. Keponakan Liar
14
14. Berburu Kancing Baju
15
15. Teguran Shin
16
116. Join Lunch
17
17. Perang di Meja Makan
18
18. Janji Berjumpa
19
19. Mufakat
20
20. Adrian
21
21. Peluang Kerja
22
22. Hazrul
23
23. Saling Maaf
24
24. Sekretaris!
25
25. First Day
26
26. Adrian..?
27
27. Dilema
28
28. Ingin Bertemu
29
29. Bertemu Adrian
30
30. Teguran Shin
31
31. Sang Designer
32
32. Bertemu Shin Adnan
33
33. Kubeli Bajumu
34
34. Banyak Imbalan
35
35. Driver Aneh
36
36. Lamaran Adrian
37
37. Shin Banyak Tanya
38
38. Sazlina
39
39. Klien dari Kuwait
40
40. Pergi KL
41
41. Makan Larut
42
42. Menumpang Kamar Mandi
43
43. Sekoper Hadiah
44
44. Berenang Pagi
45
45. Baju Kusut
46
46. KLCC Park
47
47. Datin Azizah
48
48. Kecewa
49
49. Pergi ke Penang
50
50. Penang On the Way
51
51. Memang Shin
52
52. Merapat Tegang di Feri
53
53. Di Mana Ibuku?
54
54. Calon Kakak
55
55. Kamar Dhiarra
56
56. Chew Jetty
57
57. Banyak Buntalan
58
58. Cupang Merah
59
59. Go Back On the Way
60
60. Aib Terindah
61
61. JAIS Terengganu
62
62. Pilihan
63
63. Menghempas Kikuk
64
64. Hasrat
65
65. Kabar Bocor dari Fara
66
65. Dagu Gentle
67
67. Tidak Kurus
68
68. Shin's Kiss
69
69. First Kiss
70
70. Pergi ke K L
71
71. Stamp Merah
72
72. Tak Peduli Skandal
73
73. Jujur Pada Fara
74
74. Mesra di Depan Mata
75
75. Bincang Antara Mama dan Fara
76
76. Rumah Hijau Stroberi
77
77. Pesan dari Adrian
78
78. Saling Tunggu (18+)
79
79. Masih Dingin (18+)
80
80. Dipercepat Segalanya
81
81. Perjalanan Suram
82
82. Kabar Tunang Dhiarra
83
83. Tak Disangka Datangnya
84
84. Bye, Encik Shin..
85
85. Collapse
86
86. Petuah Datuk
87
87. Encik Shin...
88
88. Encik Shin...
89
89. Adrian...
90
90. Di Mana, Dhiarra?
91
91 Baju Rancang Terakhir
92
92. Informasi Yuaneta
93
93. Hubungan Yang Rumit
94
94. Berjumpa Petang Nanti
95
95. Akan Ada Tamu
96
96. Berjumpa
97
97. Bincang Terbuka
98
98. Bangun di Pagi Buta
99
99. Kamar no. 21
100
100. Bermanja
101
101. Ungkapan Azlan
102
102. Tahan Sementara
103
103. Diskusi
104
104. Backstreet
105
105. Berkencan
106
106. Love You, Encik Shin !!
107
107. Kembali
108
108. Siksa Rindu
109
109. Video Call
110
110. Debar Calon Pengantin
111
111. Jumpa Karib
112
112. Pesta Kawin
113
113. Pengantin
114
114. Malam Pengantin
115
115. Sazlina
116
116. Melaka River Cruise
117
117. Langkawi
118
118. Bumil Bareng
119
119. Posisi Sementara
120
120. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!