15. Teguran Shin

"Dhiarra..!"

Sebuah panggilan yang cukup mengejutkan. Perasaan aman sebab mengira telah bebas hingga masuk ke kamar sebentar lagi, telah berantakan seketika. Namun rasa kejut was-was itu hanya sesaat terasa. Terganti dengan rasa serba salah yang ada. Ya, pulang lambat inilah yang membuatnya jadi segan.

"Encik Shin...?"

Dhiarra telah berbalik cepat guna meyakinkan kebenaran telinganya. Dan itu Memang benar, sang paman tirilah yang tadi memanggil di belakang. Kini telah berdiri diam menatap tajam pada gadis Indonesia, si pendatang.

"Telah pukul berapa ini...?" Pertanyaan yang terdengar biasa. Namun bermakna menyudutkan bagi Dhiarra.

" Pukul Sepuluh,,,,,." Gadis yang nampak berkulit cerah di keremangan teras itu menjawab ragu sambil menyimpan kembali ponsel ke dalam tas.

"Pukul sepuluh lebih berapa..?" Pertanyaan Shin terkesan menjebak. Dhiarra nampak diam dan bimbang menyahut.

"Lima puluh lima menit..." Dibilang jugalah hasil akurat dari laporan waktu di ponsel.

"Itu pukul sebelas...! Sudah malam, Dhiarra. Kau datang ke sini masih hitungan minggu, bahkan belum berbulan. Tapi sudah berani pulang semalam ini. Bagaimana kau di Indonesia? Apa kau di negaramu sudah biasa tidak pulang saat malam, Dhiarra..?" Pertanyaan Shin memang menyebalkan. Tapi Dhiarra sudah menduga akan terjadi begini. Mungkin bentuk protectif Shin atas permintaan ayah Hazrul untuknya. Dhiarra diam dan berfikir sejenak.

"Sorry, encik Shin. Tapi, bukankah anda pun sedang sama denganku? Pulang hampir larut... Saya rasa anda tidak bekerja pada orang, kan? Tapi kenapa anda tidak mampu mengatur waktumu sendiri. Setidaknya, target pulang lebih awal... Anda merasa hal itu cukup berat bukan?" Tak ada getar takut pada kata-katanya. Shin cukup termenung akan sikap Dhiarra yang berani.

"Tapi aku tidak sama denganmu. Aku bekerja di perusahaanku sendiri. Apa majikan toko obatmu itu tidak punya aturan jam kerja?" Ucapan Shin terdengar melunak.

"Apa encik Shin pulang malam sendiri? Apa bang Faiz tuh dah pulang awal-awal sedari tadi? Kurasa pulang sama waktu denganmu juga, encik Shin..Apa bang Faiz mengungkit jam kerja darimu? Tidak kan..?" Dhiarra tetap tidak mau disalahkan namun tidak juga asal bicara.

"Aku membayar Faiz tidak murah. Dan Faiz tuh lelaki.. ini negaranya, bukan masalah bagi kami. Tapi kau itu perempuan dan warga pendatang. Harap kau ingat itu, Dhiarra.. Jangan sampai kau lebih merepotkanku.." Shin melirihkan lagi bicaranya. Seperti akan lelah jika terus berdebat dengan gadis itu.

Seketika juga, ucapan Shin itu cukup mengenai perasaan Dhiarra. Meski sedikit menggores, tapi sadar...,memang ada betulnya ucapan Shin barusan. Seorang perempuan, dan hanyalah pendatang. Lalu, apa yang diandalkan.. Setidaknya Dhiarra harus lebih hati-hati menjaga diri, juga pandai lagi mengatur waktu. Agar tidak perlu pulang larut.. Seperti malam ini..

"Baiklah, encik Shin. Aku paham maksud ucapanmu. Maafkan aku..." Dhiarra telah melembut lirihkan ucapan dan suara.

Shin hanya diam memandang wajah bulan oval itu lebih seksama. Menilai kesungguhan ucapan itu sejauh mana.

"Apa kau benar-benar paham dengan maksudku, Dhiarra..?" Shin menunggu gadis jelita itu meluruskan wajah padanya. Dhiarra memang masih berpaling wajah sebab pertanyaan Shin barusan.

Perlahan wajah rembulan itu menoleh menghadapnya. Om tiri dan keponakan tiri yang tak disangka saling bertemu akibat kebrengsekan ayah tiri itu berpandangan. Cukup lama keduanya terdiam dan saling adu tatap pandang.

"Iya... Aku paham. Tidak akan mengulang pulang malam, encik Shin.." Sebab tak tahan lagi dengan tatapan mata laser, Dhiarra menjawab cepat kemudian.

"Bagus, Dhiarra. Kendalikan dirimu... Akan kupegang kata-kata insafmu itu.." Meski kata-kata Shin masih juga tidak manis, Dhiarra akur dan mengalah. Hanya mengangguk nampak patuh sajalah yang sementara dilakukan.

"Masuklah... Tapi segeralah ke ruang makan. Kita makan malam bersama, Dhiarra..!" Pria berbadan tegap tinggi itu berseru sambil berlalu menaiki undak tangga menuju kamarnya.

Anak kunci yang masih menempel di lubang pintu segera dilanjut memutar. Merasa lapar dan tak ingin membuang waktu, menyambar handuk lalu hilang ke dalam kamar mandi. Sebab juga, Dhiarra tak ingin tertinggal oleh Shin jika makan malam bersama. Malas melayan omongan keluarga Hazrul yang tetap tak ingin akur akan kedatangan Dhiarra. Jika bersama Shin, paling tidak ada segan pada mereka untuk tidak terlalu mencelanya.

Tapi gadis jelita itu lupa jam berapa sekarang. Sudah hampir tengah malam, tak mungkin ada acara makan malam bersama. Dinner keluarga telah tamat dari berjam-jam yang lalu.

🍒🍒

Langkah kaki tergesa Dhiarra melambat. Hanya ada Shin saja yang telah duduk di sana. Tentu juga dengan seorang pelayan lelaki yang siaga dan berdiri tak jauh dari meja makan.

Diseret perlahan kursi di hadapan Shin, kursi yang biasa diduduki, semenjak datang hingga sekarang. Meski rasanya jarang juga makan bersama mereka di meja. Dhiarra lebih memilih buru-buru berangkat saat pagi. Sedang saat malam, meski kelambatan pulang tidak separah malam ini, Dhiarra lebih suka makan lambat dan sendirri.

"Makanlah, Dhiarra. Ambillah sesukamu. Orang di rumah ini, semua sudah makan." Piring milik Shin terlihat hampir kosong.

Dhiarra mengangguk sambil memandang sekilas pada Shin. Segera mengisi piring dengan cukup makanan. Dhiarra berharap tidak lagi menyambung masalah saat berada di meja makan.

" Terimakasih, encik Shin." Gadis yang nampak segar tanpa riasan sehabis mandi itu nampak tergesa mengunyah makanan.

"Kenapa kau buru-buru sekali..?" Dhiarra mendongak menatap Shin sebentar. Memastikan bahwa kepadanyalah lelaki itu bertanya.

"Saya tak nyaman, ternyata malam memang telah larut. Tak ada lagi yang datang ke meja makan ini..." Sepertinyan Shin pun juga baru mandi, pria menawan itu nampak cerah dengan rambut hitam lurus yang basah.

"Tidak nyaman? Kau tidak nyaman denganku? Tenanglah Dhiarra. Sebenarnya aku tidak suka bersikap keras. Dan jika terpaksa bersikap keras, aku tidak suka mengulanginya. Makanlah dengan pelan..." Shin telah membersihkan sangat licin makanan di piring. Mengambil segelas air yang dituang oleh pelayan lelaki di samping.

"Encik Shin..., apa tidak ada kabar dari abang tirimu, ayah Hazrul dan ibuku...?" Jika sebelumnya merasa segan menanyakan hal ini pada Shin. Tapi mendapat gelagat sikap Shin yang hangat, Dhiarra tak tahan lagi bertanya.

"Apa kau tetap tidak bisa menghubungi mereka?" Shin menyandar badan di kursi.

" Sebenarnya hanya ibukulah yang ingin kuhubungi, bukan abang tirimu itu, encik Shin. Tapi sebab abangmu itu telah melarikan banyak uangku, aku sangat ingin mendampratnya.." Gadis Indonesia itu telah berubah sedikit dingin tiba-tiba. Sepertinya hati itu telah lelah untuk sabar.

"Apa kau masih ingin aku mengganti uangmu yang dipinjam Hazrul..?" Makan di piring Dhiarra juga telah habis. Ditatapnya encik Shin, mata tajam dengan irish semu biru yang memukau. Seperti palung dalam yang nenyimpan lembah misteri dalam hatinya.

"Tentu saja aku tetap berharap, encik Shin. Tapi saat ini aku belum ingin menuntutmu. Sebab aku tak ingin kehilangan alasan untuk bertemu ibuku sambil berharap menjumpai abangmu dan memakinya.." Shin menaikkan alis tebalnya menahan senyum, memperhatikan bicara Dhiarra yang emosi dan berapi. Tapi jam malam telah terdengar dibunyikan.

"Tengah malam lewat... Sebaiknya kau cepat pergi ke kamarmu. Istirahatlah, Dhiarra.." Sedikit kecewa.. Shin telah menyudahi percakapan. Tanpa tawaran untuk membantu Dhiarra bertemu dengan sang ibu, seperti yang dikhayalkan.

Punggung itu mulai berjalan pergi dan cepat. Dhiarra pun berjalan menyusul.., melangkahkan kaki tergesa. Namun kaki panjang pria itu seperti melebihi kaki panjang si jerapah. Berayun jalan cepat dan semakin jauh di depannya..

Terpopuler

Comments

Fairuz khaerunnisa

Fairuz khaerunnisa

asiiik akhirnya diteruskan jg ceritanya.., semangat terus thor

2022-08-26

2

lihat semua
Episodes
1 1. Encik Shin Adnan
2 2. Berbincang
3 3. Flashback
4 4. Berjumpa Kawan
5 5. Benalu
6 6. MP-Mahkota Parade
7 7. Gangguan Pagi Hari
8 8. Kedai Obat
9 9. Teguran Shin
10 10. Zubaidah
11 11. Mengalahlah
12 12. Kedai Obat Baru
13 13. Keponakan Liar
14 14. Berburu Kancing Baju
15 15. Teguran Shin
16 116. Join Lunch
17 17. Perang di Meja Makan
18 18. Janji Berjumpa
19 19. Mufakat
20 20. Adrian
21 21. Peluang Kerja
22 22. Hazrul
23 23. Saling Maaf
24 24. Sekretaris!
25 25. First Day
26 26. Adrian..?
27 27. Dilema
28 28. Ingin Bertemu
29 29. Bertemu Adrian
30 30. Teguran Shin
31 31. Sang Designer
32 32. Bertemu Shin Adnan
33 33. Kubeli Bajumu
34 34. Banyak Imbalan
35 35. Driver Aneh
36 36. Lamaran Adrian
37 37. Shin Banyak Tanya
38 38. Sazlina
39 39. Klien dari Kuwait
40 40. Pergi KL
41 41. Makan Larut
42 42. Menumpang Kamar Mandi
43 43. Sekoper Hadiah
44 44. Berenang Pagi
45 45. Baju Kusut
46 46. KLCC Park
47 47. Datin Azizah
48 48. Kecewa
49 49. Pergi ke Penang
50 50. Penang On the Way
51 51. Memang Shin
52 52. Merapat Tegang di Feri
53 53. Di Mana Ibuku?
54 54. Calon Kakak
55 55. Kamar Dhiarra
56 56. Chew Jetty
57 57. Banyak Buntalan
58 58. Cupang Merah
59 59. Go Back On the Way
60 60. Aib Terindah
61 61. JAIS Terengganu
62 62. Pilihan
63 63. Menghempas Kikuk
64 64. Hasrat
65 65. Kabar Bocor dari Fara
66 65. Dagu Gentle
67 67. Tidak Kurus
68 68. Shin's Kiss
69 69. First Kiss
70 70. Pergi ke K L
71 71. Stamp Merah
72 72. Tak Peduli Skandal
73 73. Jujur Pada Fara
74 74. Mesra di Depan Mata
75 75. Bincang Antara Mama dan Fara
76 76. Rumah Hijau Stroberi
77 77. Pesan dari Adrian
78 78. Saling Tunggu (18+)
79 79. Masih Dingin (18+)
80 80. Dipercepat Segalanya
81 81. Perjalanan Suram
82 82. Kabar Tunang Dhiarra
83 83. Tak Disangka Datangnya
84 84. Bye, Encik Shin..
85 85. Collapse
86 86. Petuah Datuk
87 87. Encik Shin...
88 88. Encik Shin...
89 89. Adrian...
90 90. Di Mana, Dhiarra?
91 91 Baju Rancang Terakhir
92 92. Informasi Yuaneta
93 93. Hubungan Yang Rumit
94 94. Berjumpa Petang Nanti
95 95. Akan Ada Tamu
96 96. Berjumpa
97 97. Bincang Terbuka
98 98. Bangun di Pagi Buta
99 99. Kamar no. 21
100 100. Bermanja
101 101. Ungkapan Azlan
102 102. Tahan Sementara
103 103. Diskusi
104 104. Backstreet
105 105. Berkencan
106 106. Love You, Encik Shin !!
107 107. Kembali
108 108. Siksa Rindu
109 109. Video Call
110 110. Debar Calon Pengantin
111 111. Jumpa Karib
112 112. Pesta Kawin
113 113. Pengantin
114 114. Malam Pengantin
115 115. Sazlina
116 116. Melaka River Cruise
117 117. Langkawi
118 118. Bumil Bareng
119 119. Posisi Sementara
120 120. Happy Ending
Episodes

Updated 120 Episodes

1
1. Encik Shin Adnan
2
2. Berbincang
3
3. Flashback
4
4. Berjumpa Kawan
5
5. Benalu
6
6. MP-Mahkota Parade
7
7. Gangguan Pagi Hari
8
8. Kedai Obat
9
9. Teguran Shin
10
10. Zubaidah
11
11. Mengalahlah
12
12. Kedai Obat Baru
13
13. Keponakan Liar
14
14. Berburu Kancing Baju
15
15. Teguran Shin
16
116. Join Lunch
17
17. Perang di Meja Makan
18
18. Janji Berjumpa
19
19. Mufakat
20
20. Adrian
21
21. Peluang Kerja
22
22. Hazrul
23
23. Saling Maaf
24
24. Sekretaris!
25
25. First Day
26
26. Adrian..?
27
27. Dilema
28
28. Ingin Bertemu
29
29. Bertemu Adrian
30
30. Teguran Shin
31
31. Sang Designer
32
32. Bertemu Shin Adnan
33
33. Kubeli Bajumu
34
34. Banyak Imbalan
35
35. Driver Aneh
36
36. Lamaran Adrian
37
37. Shin Banyak Tanya
38
38. Sazlina
39
39. Klien dari Kuwait
40
40. Pergi KL
41
41. Makan Larut
42
42. Menumpang Kamar Mandi
43
43. Sekoper Hadiah
44
44. Berenang Pagi
45
45. Baju Kusut
46
46. KLCC Park
47
47. Datin Azizah
48
48. Kecewa
49
49. Pergi ke Penang
50
50. Penang On the Way
51
51. Memang Shin
52
52. Merapat Tegang di Feri
53
53. Di Mana Ibuku?
54
54. Calon Kakak
55
55. Kamar Dhiarra
56
56. Chew Jetty
57
57. Banyak Buntalan
58
58. Cupang Merah
59
59. Go Back On the Way
60
60. Aib Terindah
61
61. JAIS Terengganu
62
62. Pilihan
63
63. Menghempas Kikuk
64
64. Hasrat
65
65. Kabar Bocor dari Fara
66
65. Dagu Gentle
67
67. Tidak Kurus
68
68. Shin's Kiss
69
69. First Kiss
70
70. Pergi ke K L
71
71. Stamp Merah
72
72. Tak Peduli Skandal
73
73. Jujur Pada Fara
74
74. Mesra di Depan Mata
75
75. Bincang Antara Mama dan Fara
76
76. Rumah Hijau Stroberi
77
77. Pesan dari Adrian
78
78. Saling Tunggu (18+)
79
79. Masih Dingin (18+)
80
80. Dipercepat Segalanya
81
81. Perjalanan Suram
82
82. Kabar Tunang Dhiarra
83
83. Tak Disangka Datangnya
84
84. Bye, Encik Shin..
85
85. Collapse
86
86. Petuah Datuk
87
87. Encik Shin...
88
88. Encik Shin...
89
89. Adrian...
90
90. Di Mana, Dhiarra?
91
91 Baju Rancang Terakhir
92
92. Informasi Yuaneta
93
93. Hubungan Yang Rumit
94
94. Berjumpa Petang Nanti
95
95. Akan Ada Tamu
96
96. Berjumpa
97
97. Bincang Terbuka
98
98. Bangun di Pagi Buta
99
99. Kamar no. 21
100
100. Bermanja
101
101. Ungkapan Azlan
102
102. Tahan Sementara
103
103. Diskusi
104
104. Backstreet
105
105. Berkencan
106
106. Love You, Encik Shin !!
107
107. Kembali
108
108. Siksa Rindu
109
109. Video Call
110
110. Debar Calon Pengantin
111
111. Jumpa Karib
112
112. Pesta Kawin
113
113. Pengantin
114
114. Malam Pengantin
115
115. Sazlina
116
116. Melaka River Cruise
117
117. Langkawi
118
118. Bumil Bareng
119
119. Posisi Sementara
120
120. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!