Pukul enam pagi. Gadis berpenampilan kusut namun tetap memikat, berdiri tegang merapat di pintu kayu kamar Shin.
Tok..! Tok..! Tok..!
Menunggu..... Agak lama...
Tok..! Tok...! Tok..!
Menunggu.. Cukup lama..
🍒
Di dalam kamar tuan besar..
Terkesiap membuka mata akibat ketukan di pintu kamarnya. Sangat jarang seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar. Jika ada, itupun pasti hanya orang tuanya saat mereka datang berkunjung. Dan bisa juga adiknya, Fara.
Tapi keseringan mereka hanya akan mengetuk pintu di bagian dalam rumah. Bukan bagian pintu yang menghadap ke luar di teras.
🍒
Ceklerk..!
Gadis kusut di depan pintu merasa agak tegang saat ketukannya telah mendapat sambutan. Orang yang sangat ingin dijumpai telah berdiri tegak menatap heran padanya. Pria tegas itu terlihat lebih lunak, Shin nampak bangun tidur dan tidak mencuci mukanya. Sangat menggoda dan tampan!
"Selamat pagi, encik Shin...? Maaf, pagi-pagi begini mengganggumu. Saya takut anda keburu pergi kerja.." Dhiarra agak canggung dan kikuk.
"Apa ada yang sangat penting, Dhiarra ?" pria tampan yang mengantuk itu tidak ingin basa basi.
" Saya ingin jumpa denganmu siang nanti, boleh tak?" mata bintangnya menepis penampilan kusut Dhiarra.
"Urusan apa lagi...?" tanya Shin.
"Mengharap sedikit bantuanmu, encik Shin...," Shin membalas pandangan Dhiarra yang tidak seperti biasa. Mengharap, dan terkesan sedikit merayu.
"Bantuan bagaimana?" pertanyaan yang melunak. Jauh dari nada keras dan tegas.
"Kawan rapat dari kawan karibku adalah seorang desainer pakaian. Sebab ada masalah berat, dia lama tak buat. Sekarang nak cuba mulai buat lagi. Dia setakat hanya pendatang macam saya. Barangkali anda tertarik nak coba guna gambar dia, encik Shin..?" rayuan Dhiarra sangat lembut pagi ini.
"Apa rancangan yang dia buat itu cukup layak dan tidak memalukan?" Shin ganti menanya.
"Tentu, encik Shin... Kawan rapat dari kawan karibku, sering sangat menang perlombaan di Indonesia. Encik Shin boleh langsung menilai hasil olah tangannya siang ini. Macam mana..., apa anda terminat nak bantu, encik Shin?" mata bintang Dhiarra semakin nampak indah saat berkedip.
Ucapan merayunya juga halus dan lembut. Lelaki mana yang tak terlena di pagi hari seperti itu..
"Baiklah, Dhiarra... Akan kunilai dulu karya kawanmu itu. Faiz akan mengabari di mana kita jumpa.." Shin menjelaskan.
"Dhiarra, lekas kembalilah ke kamarmu..!"
Shin terpaksa cepat bersetuju. Ingin segera menutup pintu dan masuk saja ke kamar. Meskipun Dhiarra adalah gadis yang sangat belia dibanding dirinya. Namun pembawaan dan penampilan gadis itu cukup meresahkannya pagi ini.
"Terimakasih, encik..."
Ceklerk..!
Shin telah menutup tergesa pintu kamarnya. Memang cukup keterlaluan.
Dhiarra berlalu dari pintu dengan termangu. Antara heran dengan sikap Shin yang ketus tiba-tiba menutup pintu, dengan rasa leganya sebab Shin telah setuju menemui siang ini. Tak tik merayunya pagi ini berhasil gemilang. Jadi sikap aneh Shin barusan, berubah bukan jadi masalah baginya.
🍒
Pria yang sebelum subuh tadi sudah mandi tapi lalu tertidur, terpaksa mengulangi mandi lagi. Sebab merasa gerah tiba-tiba dan ada urusan yang harus diselesaikan secepat mungkin di kamar mandinya.
Gadis Indonesia dengan dress tidur putih berbunga merah yang sebenarnya telah tertutup dan sopan. Namun cukup mampu memberi efek mengejutkan pada tubuh matangnya yang lajang. Sedang Shin hanya berhanduk kimono tanpa pelapis apapun dibaliknya. Sangat meresahkan jika Dhiarra sampai melihat dan menyadari respon liar yang timbul di bagian tubuh Shin saat itu..
🍒🍒
Dua gadis jelita sedang merapikan diri di sebuah cermin jumbo toilet. Mereka sedang di sebuah rumah makan internasional, Hang Jebat, Melaka. Menunggu kedatangan boss besar yang diharap memberi peluang masa depan cerah bagi karir mereka.
"Nett..Aku oke nggak..?" gadis bergelung rambut menatap harap-harap.
"Perfect..Lhah akuu..?" gadis berambut panjang terurai pun menatap agak cemas.
"Lumay pun lewat..," sahutan santai meyakinkan.
"Lumay..Apaan?" terheran menatap penasaran.
"Luna Maya...," menjawab tanpa dosa.
"Yang lain dooong.. Doi kan tuwir.. Jomblo lagi.. Aku kan mudiii...," menatap terus penuh harap.
"Insaf dong Nett.. Meski tuwir kan tajiiir.. Doi high class. Cantik sapanjang masa... Coba saja kaubilang aku yang mirip Lumay.. Melayang aku..," mereka saling memandang cikikan.
"Baiklah, asal kau gembira.. Kau lebih dari Lumay.." Yuaneta menyahut meyakinkan.
"Tipuanmu kurang halus.. Lebay.." Dhiarra mencibir.
Drrrt.. Drrtt.. Drrrt... Drrrtt...
Dhiarra menyambar ponselnya yang bergetar. Bukan nomor Faiz yang sangat ditunggunya. Tapi nomor baru dan asing, tanpa nama..
*Halo.. Assalamualaikum..,* jawabannya terdengar agak ragu.
*Dhiarra..?* suara stereo terdengar di ponsel.
*Ya..Saya....! Encik Shin kah?" meski baru pertama saling bicara di telepon. Tapi Dhiarra sangat mudah mengenali suara itu.
*Cepat datanglah. Aku buru-buru, Dhiarra..!*
*Okay..Encik Shin! Tunggulah sebentar.. Aku dan kawanku laju datang! Wassalam..!!"
Ponsel yang telah direject, segera disimpan semula ke dalam tas cantiknya.
*Nett..! Bersiaplah... Ini peluang bagus, encik Shin kata, dia tengah buru-buru.. Kau paham kan, bagaimana bersikap pada orang buru-buru..?" pertanyaan Dhiarra terbalas tunjuk jempol dari Yuaneta. Keduanya manggut-manggut.
Dengan percaya diri namun berdebar, keduanya beriringan keluar. Bergegas jalan cepat menuju meja yang telah dijanjikan. Ya, Faiz telah berkabar pada Dhiarra sebelumnya. Ruang dan meja mana yang tepat untuk Dhiarra tuju bersama Yuaneta!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
M akhwan Firjatullah
ohh ho ho ada yg berdiri tp bukan tiang ada yg keras tp bukan batu...
2022-11-03
1
Windha Yuritha
masih pengen baca,, udah abis aja,,, up yg banyak thor,, tiap hari😄😄😄🙏🙏
2022-08-24
0
Yulie_82
akhirnya up juga thor... ku bolak balik dr kemaren aplikasi nih.... hehhehe
2022-08-24
1