17. Perang di Meja Makan

Kedai obat di Sentral telah menutup rapat sebelum menunjuk tepat pukul empat. Pemilik kedai melesat ke Batu Berendam dan kini duduk manyun di sofa ruang tamu, rumah sang karib, Yuaneta. Keduanya baru mengakhiri berbincangan yang seru.

" Please, Nett ya... Jangan beri janji palsu ke aku.." Dhiarra memajukan bibir sambil menaut alis, mengatup tangan di dada sambil manggut-manggut pada sahabatnya. Sedang merayu Yuaneta..

" Eits, kau ini Raa..! Siapa juga yang janji...! Kan kubilang masih kupikirkan,.." Gamang sekali jawaban Yuaneta pada permohonan sang karib.

" Baiklah.. , pikirkan dulu itu.. Maksimal mikir satu jam. Setelah mikir, cepat katakan. Jangan kau tambah lagi dengan kata pertimbangkan. Aku bisa pingsan dan sekarat menunggu jawabmu." Dhiarra berdiri menahan senyum, menyangkut tas tali di pundak.

"Ingat, Nett..! Jangan kabarkan penolakan padaku..!" Cup! Dhiarra mencium pipi Yuaneta sebagai bentuk rayuan terakhirnya. Tergesa berjalan keluar rumah nampak bersemangat dan cepat.

Yuaneta menggaruk acak rambut panjangnya dengan bingung, menyusul sang karib di pintu.

"Ra..! Tak makan dulu..?! Aku bikin sambal belacan dan keripik bilis..!" Yuaneta berseru. Tapi sang karib telah mencapai ujung gang. Dan menghilang di telan gelap malam.

🍒🍒

Dengan terengah, Dhiarra telah sampai di ruang makan tepat sebelum makan malam bersama di mulai. Pramusaji pribadi di rumah Shin tengah menata jamuan di meja.

Mengacuhkan semua mata yang menghunus, Dhiarra menghenyak duduk di kursi kosongnya. Hening, semua diam. Hanya tatapan mata tajam dari orang-orang di meja itu sajalah yang terasa bising melebihi tembakan meriam.

Jika bukan sebab mandat dari Shin yang sempat diucap semalam, agar Dhiarra disiplin makan malam di rumah, tentu lebih memilih membeli makan saja di luaran. Seperti yang sering dilakukan. Makan di tempat atau memakannya di kamar.

"Dhiarra...! Asal ini hari kau tak lambat balik..?!" Keheningan di meja hanya sesaat. Teguran sinis telah meluncur dari mulut kakak tiri, Sahila. Dan disertai tatapan remeh darinya.

"Betul.. Kedatanganmu membuat semak sahaja..!" Sahutan dari Zubaidah, ibu tiri, menambah kilatan di mata Dhiarra. Kali ini gadis pendatang itu tak kuat lagi menahan.

" Suka hati akulah..! Buat apa kalian menyibuk padaku..?!" Keacuhan Dhiarra menyahut itu mengundang mata orang-orang di meja kembali memandang lekat padanya.

" Jadi.. Betul keee.., kau jadi simpanan pak cik - pak cik yang menggatal kat luar tuh..?!" Ini tuduhan paling memuakkan yang pernah didengar Dhiarra. Datang dari mulut cabai Zubaidah.

" Ish..Ish..Is...Mak cik..! Kau umur saja sudah tua..! Tapi mulut kau tak sekolah langsung lah..!!" Mungkin jika diminta.., hatinya bisa bersabar. Tapi darah yang mengalir telah memanas dan bisa berubah mendidih. Matanya melebar menyala memandangi Sahila dan Zubaidah.

"Ehm..!!!!" Deheman super stereo itu dari Shin.

Zubaidah dengan mulut menganga, bersiap menyerang gadis pendatang, terpaksa mengatup mulut perlahan. Begitu juga Sahila.

Dhiarra yang sempat menangkap mata tajam Shin padanya pun, membuang muka pada pelayan di samping yang menunduk.

"Dhiarra..." Si empu nama menoleh perlahan. Menyimak heran pada wajah marah Shin yang nampak mulai berbicara.

"Tempatkanlah dirimu sebagai seorang pendatang selayaknya. Ingatlah, umurmu jauh lebih muda dari mereka. Jangan buat hal seperti ini terasa semakin susah.." Shin terlalu tajam berkata sambil memandang tegas pada Dhiarra. Dan ini tidak adil dan kelewat menyebalkan.

"Encik Shin tak paham kee..? Dia orang yang mula serang saya...! Mana boleh saya diam..?!" Tangan halus itu meletak sendok kembali, enggan mengisi piring dengan nasi. Hilang selera makannya tiba-tiba.

" Perempuan gatal, tak payah banyak cakap! Betul yang uncle Shin cakap tu.."

"Perempuan pendatang tak sopan..!!" Seruan Sahila seperti ban besar di truk tronton yang bocor dan meletus. Dhiarra muak melihat wajah Sahila yang pongah.

" Sahila...!" Gadis manis itu seketika berubah mengkerut sebab panggilan Shin yang tiba-tiba pada namanya.

" Sahila.. Aku dah cakap awal-awal denganmu.... Terimalah gadis ini untuk tinggal bersama di rumahku. Dia tamuku, aku sudah mengatakannya. Tapi sikapmu menentangku."

"Dan kau, Zubaidah.. Hari itu kau juga sudah kuperingatkan. Kau membuat gaduh pagi-pagi. Jadi start malam ini, kalian..Zubaidah dan Sahila, tinggallah di rumah belakang.."

Mendengar vonis dari Shin yang memang tuan rumah, Sahila dan Zubaidah menunduk tak kuasa membantah. Meski geram, keduanya mengakui, tinggal di rumah belakang yang tanpa disertai satu pelayan pun, masih lebih baik daripada dilempar oleh Shin ke jalanan. Tapi mereka terus menatap Dhiarra dengan rasa makin tak suka dan penuh kebencian.

" Sahila..Zubaidah..!" Dua nama anak beranak sama watak itu kembali disebut tuan rumah dengan keras.

" Bukan sebab Dhiarra aku bersikap tegas pada kalian. Pada siapa pun jika kalian bersikap tak patut, tentu juga kubagi sikap semacam ini. Tak pandang pun pada siapa."

"Sekali lagi kuingatkan. Hargailah Dhiarra, apakah kalian lupa atau kurang paham?! Apa dan siapa penyebab gadis itu datang mencariku..?!"

"Tolong, jangan menambah berat isi kepalaku..!" Shin telah selesai bicara. Ia nampak membalik piring dan mengisi. Diam sejenak, memperhatikan orang-orang yang mematung di sekitar.

Dhiarra menunduk di depannya. Fara, adiknya itu memencet-mencet hidungnya yang mancung. Sahila dan Zubaidah menatapnya lalu menunduk. Hisyam..bungsu Hazrul itu terus menyugar rambutnya yang tebal. Nimra, si sulung, mematung memperhatikan ibu dan adiknya kena sidang. Suami Nimra malam ini tengah ada urusan kerja, jadi tidak datang.

"Lekaslah kalian makan..!!" Tanpa memandang mereka lagi, pria tampan berwibawa itu mulai menyendok isi makanan di piring. Bersikap sangat tenang seolah tidak pernah terjadi masalah apapun di meja makan itu barusan.

Juga seperti tak peduli, Dhiarra meniru mengambil makanan seperti Shin. Menganggap semua sedang sangat baik-baik saja tanpa serangan. Hanya hatinya merasa hangat akibat putusan Shin pada ketegangan barusan. Tak menduga bahwa tindakan Shin pada dua anak beranak itu cukup adil dan memuaskan baginya. Dhiarra tidak pernah menyangka!

🍒🍒

Dua karib tengah bertelepon di kamar.

"Nett... Lewat dua jam...! Kau tidak berkabar..! Aku anggap kau setuju..Besok kita bertemu.. Terimakasih Nett.. Aku sungguh padamu!" Gadis itu berseru bisik-bisik.

"Hanya royalti melimpahlah yang kuharap darimu..!" Yuaneta menggerutu di seberang.

"Lakukan saja totalitas. Kau dan aku akan sukses bersama. Jangan ragu padaku..!" Dhiarra masih terus merayu sang karib.

"Okelah, Ra.. Sampai jumpa besok. Kita tutup bincang ini..Suamiku pulang.." Yuaneta terdengar resah tidak tenang.

"Apa masalah dengan suamimu? Ini bukan malam panas kan?" Senyum lebar Dhiarra merekah menahan tawanya.

"Naif..! Kau pikir mesra mesum dengan suami hanyalah kamis malam? Cepatlah kawin kau, Ra! Kejar Adrianmu... Cepat kau ajak dia ke KUA! Nah, kau pun akan rasa!" Yuaneta cekikikan.

" Bukankah tadi kau akan menutup telponku? Kau malah pamer menuju ***-*** dengan husbandmu padaku...! Sudah, kali ini benar-benar kututup. Salam untuk bang Denis."

Dan kamar itu telah senyap seketika. Tak ada lagi saling sahut yang terdengar dari ponsel.

Setelah mandi dan bertukar baju, gadis Indonesia itu mulai menyiapkan setengah lusin baju desain sambil merebah. Dipilih dari file di ponsel. Sebab, semua benda yang berkaitan dengan baju rancangnya, semua telah dipindah simpan di kedai obat, di Sentral. Dhiarra akan menemui Shin besok pagi.

Terpopuler

Comments

Peni Mucharom

Peni Mucharom

kutunggu up mu Thor, maju terus pantang mundur sukses selalu

2022-08-23

0

Safira Fayna

Safira Fayna

lanjut thor... double up dong.... ☺

2022-08-23

0

Bunda Nian

Bunda Nian

no comment Thor.....
kalau minta double up ngaruh nggak?

2022-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 1. Encik Shin Adnan
2 2. Berbincang
3 3. Flashback
4 4. Berjumpa Kawan
5 5. Benalu
6 6. MP-Mahkota Parade
7 7. Gangguan Pagi Hari
8 8. Kedai Obat
9 9. Teguran Shin
10 10. Zubaidah
11 11. Mengalahlah
12 12. Kedai Obat Baru
13 13. Keponakan Liar
14 14. Berburu Kancing Baju
15 15. Teguran Shin
16 116. Join Lunch
17 17. Perang di Meja Makan
18 18. Janji Berjumpa
19 19. Mufakat
20 20. Adrian
21 21. Peluang Kerja
22 22. Hazrul
23 23. Saling Maaf
24 24. Sekretaris!
25 25. First Day
26 26. Adrian..?
27 27. Dilema
28 28. Ingin Bertemu
29 29. Bertemu Adrian
30 30. Teguran Shin
31 31. Sang Designer
32 32. Bertemu Shin Adnan
33 33. Kubeli Bajumu
34 34. Banyak Imbalan
35 35. Driver Aneh
36 36. Lamaran Adrian
37 37. Shin Banyak Tanya
38 38. Sazlina
39 39. Klien dari Kuwait
40 40. Pergi KL
41 41. Makan Larut
42 42. Menumpang Kamar Mandi
43 43. Sekoper Hadiah
44 44. Berenang Pagi
45 45. Baju Kusut
46 46. KLCC Park
47 47. Datin Azizah
48 48. Kecewa
49 49. Pergi ke Penang
50 50. Penang On the Way
51 51. Memang Shin
52 52. Merapat Tegang di Feri
53 53. Di Mana Ibuku?
54 54. Calon Kakak
55 55. Kamar Dhiarra
56 56. Chew Jetty
57 57. Banyak Buntalan
58 58. Cupang Merah
59 59. Go Back On the Way
60 60. Aib Terindah
61 61. JAIS Terengganu
62 62. Pilihan
63 63. Menghempas Kikuk
64 64. Hasrat
65 65. Kabar Bocor dari Fara
66 65. Dagu Gentle
67 67. Tidak Kurus
68 68. Shin's Kiss
69 69. First Kiss
70 70. Pergi ke K L
71 71. Stamp Merah
72 72. Tak Peduli Skandal
73 73. Jujur Pada Fara
74 74. Mesra di Depan Mata
75 75. Bincang Antara Mama dan Fara
76 76. Rumah Hijau Stroberi
77 77. Pesan dari Adrian
78 78. Saling Tunggu (18+)
79 79. Masih Dingin (18+)
80 80. Dipercepat Segalanya
81 81. Perjalanan Suram
82 82. Kabar Tunang Dhiarra
83 83. Tak Disangka Datangnya
84 84. Bye, Encik Shin..
85 85. Collapse
86 86. Petuah Datuk
87 87. Encik Shin...
88 88. Encik Shin...
89 89. Adrian...
90 90. Di Mana, Dhiarra?
91 91 Baju Rancang Terakhir
92 92. Informasi Yuaneta
93 93. Hubungan Yang Rumit
94 94. Berjumpa Petang Nanti
95 95. Akan Ada Tamu
96 96. Berjumpa
97 97. Bincang Terbuka
98 98. Bangun di Pagi Buta
99 99. Kamar no. 21
100 100. Bermanja
101 101. Ungkapan Azlan
102 102. Tahan Sementara
103 103. Diskusi
104 104. Backstreet
105 105. Berkencan
106 106. Love You, Encik Shin !!
107 107. Kembali
108 108. Siksa Rindu
109 109. Video Call
110 110. Debar Calon Pengantin
111 111. Jumpa Karib
112 112. Pesta Kawin
113 113. Pengantin
114 114. Malam Pengantin
115 115. Sazlina
116 116. Melaka River Cruise
117 117. Langkawi
118 118. Bumil Bareng
119 119. Posisi Sementara
120 120. Happy Ending
Episodes

Updated 120 Episodes

1
1. Encik Shin Adnan
2
2. Berbincang
3
3. Flashback
4
4. Berjumpa Kawan
5
5. Benalu
6
6. MP-Mahkota Parade
7
7. Gangguan Pagi Hari
8
8. Kedai Obat
9
9. Teguran Shin
10
10. Zubaidah
11
11. Mengalahlah
12
12. Kedai Obat Baru
13
13. Keponakan Liar
14
14. Berburu Kancing Baju
15
15. Teguran Shin
16
116. Join Lunch
17
17. Perang di Meja Makan
18
18. Janji Berjumpa
19
19. Mufakat
20
20. Adrian
21
21. Peluang Kerja
22
22. Hazrul
23
23. Saling Maaf
24
24. Sekretaris!
25
25. First Day
26
26. Adrian..?
27
27. Dilema
28
28. Ingin Bertemu
29
29. Bertemu Adrian
30
30. Teguran Shin
31
31. Sang Designer
32
32. Bertemu Shin Adnan
33
33. Kubeli Bajumu
34
34. Banyak Imbalan
35
35. Driver Aneh
36
36. Lamaran Adrian
37
37. Shin Banyak Tanya
38
38. Sazlina
39
39. Klien dari Kuwait
40
40. Pergi KL
41
41. Makan Larut
42
42. Menumpang Kamar Mandi
43
43. Sekoper Hadiah
44
44. Berenang Pagi
45
45. Baju Kusut
46
46. KLCC Park
47
47. Datin Azizah
48
48. Kecewa
49
49. Pergi ke Penang
50
50. Penang On the Way
51
51. Memang Shin
52
52. Merapat Tegang di Feri
53
53. Di Mana Ibuku?
54
54. Calon Kakak
55
55. Kamar Dhiarra
56
56. Chew Jetty
57
57. Banyak Buntalan
58
58. Cupang Merah
59
59. Go Back On the Way
60
60. Aib Terindah
61
61. JAIS Terengganu
62
62. Pilihan
63
63. Menghempas Kikuk
64
64. Hasrat
65
65. Kabar Bocor dari Fara
66
65. Dagu Gentle
67
67. Tidak Kurus
68
68. Shin's Kiss
69
69. First Kiss
70
70. Pergi ke K L
71
71. Stamp Merah
72
72. Tak Peduli Skandal
73
73. Jujur Pada Fara
74
74. Mesra di Depan Mata
75
75. Bincang Antara Mama dan Fara
76
76. Rumah Hijau Stroberi
77
77. Pesan dari Adrian
78
78. Saling Tunggu (18+)
79
79. Masih Dingin (18+)
80
80. Dipercepat Segalanya
81
81. Perjalanan Suram
82
82. Kabar Tunang Dhiarra
83
83. Tak Disangka Datangnya
84
84. Bye, Encik Shin..
85
85. Collapse
86
86. Petuah Datuk
87
87. Encik Shin...
88
88. Encik Shin...
89
89. Adrian...
90
90. Di Mana, Dhiarra?
91
91 Baju Rancang Terakhir
92
92. Informasi Yuaneta
93
93. Hubungan Yang Rumit
94
94. Berjumpa Petang Nanti
95
95. Akan Ada Tamu
96
96. Berjumpa
97
97. Bincang Terbuka
98
98. Bangun di Pagi Buta
99
99. Kamar no. 21
100
100. Bermanja
101
101. Ungkapan Azlan
102
102. Tahan Sementara
103
103. Diskusi
104
104. Backstreet
105
105. Berkencan
106
106. Love You, Encik Shin !!
107
107. Kembali
108
108. Siksa Rindu
109
109. Video Call
110
110. Debar Calon Pengantin
111
111. Jumpa Karib
112
112. Pesta Kawin
113
113. Pengantin
114
114. Malam Pengantin
115
115. Sazlina
116
116. Melaka River Cruise
117
117. Langkawi
118
118. Bumil Bareng
119
119. Posisi Sementara
120
120. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!