"Itu benar setiap malam jumat kliwon kejadiannya seperti semalam" ucap Bapak pemilik rumah itu dengan sangat sopan.
"Pak, berarti sebaiknya setiap malam jumat kliwon jangan di sewakan saja rumah itu takutnya yang nyewa mendapatkan serangan makhluk halus dan tidak kuat seperti para pemilik lama" ucap Azman dengan sangat sopan dan ramah.
"Biasanya yang nyewa hanya hari jumat sabtu dan minggu, baru masnya saja yang menyewa pas malam jumat, jika masnya mau saya akan mengembalikan uang mas nya saja, dan mas boleh jika mau istirahat di rumah saya saja, mas kayaknya semalaman belum tidur" ucap Bapak pemilik rumah itu dengan sangat ramah dan juga sopan.
"Tidak Pak lagi pula kan uangnya untuk masjid, masa iya saya ambil lagi, tapi maaf saya nga jadi lama menyewanya, nanti bada dzuhur saya mau melanjutkan perjalanan saya saja pak" ucap Azman dengan sangat sopan.
"Mas nya istirahat di rumah saya saja dulu saja, takutnya setelah kejadian semalam mas tidak bisa tidur di sana" ucap Bapak pemilik rumah itu.
"Sudah tidak ada makhluk halus lagi, semuanya sudah ke hutan itu kalau bisa gali di bawah dapur ada mayat anak pemilik pertama yang di kubur di sana terus pindahkan ke kuburan yang benar, roh anak kecil itu yang memanggil kedatangan makhluk halus selama ini" ucap jin itu berbicara dan kembali hanya di dengar oleh Azman dan Azman juga memberi tanda dengan anggukan kepalanya.
"Pak sudah berapa lama sejak pemilik pertama meninggal dunia?" Tanya Azman dengan ramah.
"Sudah lebih dari dua puluh tahun yang lalu Mas, memangnya ada apa?" Ucap bapak pemilik rumah itu dengan penuh tanda tanya.
"Apakah istri pemilik pertama sempat memiliki a anak" ucap Azman dengan ramah.
Azman sengaja tidak langsung menyampaikan apa yang di sampaikan oleh Jin I itu namun sedikit berputar agar bapak pemilik rumah itu tidak menjadi kaget.
"Nah itu yang aneh mas, mereka memiliki seorang bayi namun bayinya hilang, saya masih ingat waktu itu jam sebelas malam dan itu juga malam jumat kliwon, istrinya teriak meminta tolong karena anak bayinya hilang, kami semua mencari anak bayinya namun tidak ketemu" ucap bapak pemilik rumah itu.
"Pak, bagian dapur kapan mulai di kasih lantai" ucap Azman kemudian.
"Seminggu setelah bayi itu hilang, dulunya dapur itu masih tanah dan dinding dapur juga masih bilik bambu" ucap bapak pemilik rumah itu.
"Saya curiga di dapur itu ada mayat bayi itu, karena ada tangisan bayi yang saya dengar dari dapur pak, namun saya tidak melihat ada bayi di sana" ucap Azman dengan sangat sopan.
"Apakah mungkin setelah dua puluh tahun masih ada?" Ucap bapak pemilik rumah itu lagi.
"Setidaknya tulang tulang bayi itu bisa kita makamkan dengan layak pak, maaf tapi saya menyampaikan apa yang saya alami saja setelah semalam di sana" ucap Azman dengan sangat sopan.
"Mas nya bisa menunggu sebentar disini, saya mau ke rumah kepala desa dulu menyampaikan hal ini, karena biar bagaimana juga hal ini harus mendapatkan persetujuan dari kepala desa" ucap bapak pemilik rumah itu dengan sangat ramah.
"Iya pak, dan semua biayanya saya yang nanggung, termasuk biaya perbaikan rumahnya jadi tidak ada yang dirugikan" ucap Azman dengan ramah sambil tersenyum hangat ke bapak pemilik rumah itu.
"Terima kasih, saya hanya sebentar kok" ucap Bapak pemilik rumah itu sambil berdiri lalu meninggalkan Azman di teras masjid itu.
Azman kemudian bersandar di dinding masjid dan jin itu juga bersandar di sebelahnya.
"Hidupmu sekarang sudah berubah, kau akan selalu menemukan hal hal seperti ini" ucap Jin itu dengan ramah.
"Tapi kenapa harus seperti ini, bahkan sampai saya susah tidur" ucap Azman dengan sangat ramah dan berbicara pelan.
"Jika mau komunikasi dengan ku cukup dalam hati saja aku sudah dengar, aku mengikuti mu sudah cukup lama sebelum kejadian warung kuntilanak itu, dan aku baru menunjukkan diri karena ku lihat semalam kau sudah mulai berani dan bisa fokus berdzikir" ucap Jin itu dengan ramah.
"Apakah salah jika aku hancurkan mereka" ucap Azman dalam hatinya karena tidak ingin menarik perhatian orang yang lewat dengan berbicara sendiri.
"Tidak, jika bisa hancurkan saja mereka, mereka makhluk terkutuk jadi halal untuk di hancurkan" ucap Jin itu dengan ramah.
"Apakah mulai hari ini kau akan selalu menemani ku seperti ini?" Tanya Azman yang berbicara dalam hatinya sambil melihat ke Jin itu.
"Ya tentu saja namun aku akan menghilang jika kau di tempat pribadi seperti kamar mandi tentunya, dan satu lagi kalau naik motor jangan kencang kencang aku kemarin sampai terbawa angin dan nyaris ketinggalan" ucap Jin itu sambil tertawa ringan.
"Ada ada saja, aku pikir mo ngomong apa" ucap Azman sambil melihat ke Jin itu dan masih berbicara dalam hatinya.
"Sudah jangan dibawa serius, aku memilih mu karena hati mu baik jadi aku akan mulai menjaga mu mulai saat ini, semalam sengaja aku biarkan mereka datang karena ingin menguji mu, dan empat ujian ku ternyata kau lolos" ucap Jin itu.
"Empat bukannya baru tiga kali saja" ucap Azman dalam hatinya.
"Yang satu waktu kau ke gunung kanekes itu, aku yang menyuruh para leluhur itu menyambut mu dan aku juga yang menyuruh agar kau membuka sepatu mu" ucap Jin itu sambil tertawa terbahak bahak.
"Jadi kaum Jin bisa bercanda juga ya, ingin aku bakar kau" ucap Azman sambil melotot ke arah Jin yang berwujud manusia seumurannya.
"Azman kau terlalu serius, santai saja lah, aku sudah hidup jutaan tahun karena selalu bersantai aku awet muda" ucap Jin itu sambil tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya.
"Sudah jangan nyengir, lihat itu taring mu dah seperti vampir" ucap Azman dalam hatinya.
"Eh kami kaum Jin beda ama makhluk terkutuk itu jangan di samain" ucap Jin itu membela diri.
"Siapa nama mu" ucap Azman dalam hatinya sambil melihat jika bapak pemilik rumah itu sedang berjalan ke arahnya bersama dengan beberapa orang bahkan ada petugas kepolisian dan juga anggota TNI bersamanya.
"Aku mana punya nama, kalau kau mau kau saja yang memberiku nama" ucap Jin itu.
"Namamu Daim yang berarti kekal abadi, bukan kah usia mu sudah jutaan tahun, dan Daim nanti lihatkan lokasi makamnya jangan sampai salah gali" ucap Azman dalam hatinya sambil berdiri karena rombongan bapak pemilik rumah itu sudah semakin dekat.
"Nama yang bagus dan aku suka, oke nanti aku kasih lihat lokasi tepatnya" ucap Daim dengan ramah dan ikut berdiri di samping Azman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
kasian juga tuh jin gak punya nama...
2023-11-29
1
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣
2023-11-29
0
Zuhril Witanto
apakah ini jin yang slalu melindungi azman...
2023-11-29
0