"Nak Azman apakah ini tidak memberatkanmu, kami disini gembira dengan bantuan ini namun kami juga tidak ingin jika sampai memberatkan" ucap salah seorang pria sepuh dan terlihat semuanya menganggukan kepalanya.
"Insyaallah tidak bapak bapak, kebetulan memang perjalanan saya ini untuk misi seperti ini juga saya kebetulan memiliki sedikit rezeki berlebih jadi saya insyaallah bisa menutup kekurangannya" ucap Azman dengan sangat ramah dan sopan.
"Jika seperti itu maka bisa ke rekening masjid saja langsung sebentar bapak ambilkan dulu" ucap Pak Ujang sambil berdiri lalu berjalan ke ruangan sebelah mihrab.
"Nak Azman, apakah ada masukan untuk pembangunan, atau mungkin memiliki gambar untuk pembangunan" ucap salah seorang pria sepuh lainnya.
"Saya dilarang pak, untuk memberikan masukan seperti itu, jadi saya percayakan semuanya kepada bapak bapak saja" ucap Azman dengan sangat ramah.
Pria pria sepuh itu terlihat kebingungan mendengar jawaban dari Azman.
"Maaf Dilarang oleh siapa ya, jika kami boleh tahu" ucap salah seorang pria sepuh memberanikan diri menanyakan maksud ucapan Azman.
"Jadi saya beberapa kali bertemu dengan kyai kyai dan mereka menyampaikan jika kita ingin membantu pembangunan masjid maka kita tidak boleh menentukan uang itu untuk apa, semua yang di sumbangkan harus secara ikhlas dan tidak memiliki keterikatan apapun, dan hal ini sudah sangat mengena di saya, jadi saya tidak akan ikut campur dalam hal pembangunan masjid ini, mau di gunakan untuk apapun maka saya tidak akan menanyakannya" jawab Azman menjelaskan pendapatnya.
"Nak Azman itu benar, bapak sangat setuju dengan pendapat seperti itu" ucap seorang pria sepuh.
"Iya jangan seperti dulu ada orang kota datang datang mau merobohkan bangunan masjid ini hanya gara gara bangunan masjid ini terbuat dari kayu dan dia mau rubah jadi bata" ucap pria sepuh lainnya.
"Masjid ini di bangun seratus tahun yang lalu, dan dari dulu besarnya ya segini, bentuk maupun lainnya juga begini, adapun yang baru hanya teras dan kamar mandi saja, seperti Nak Azman bisa lihat jika kamar mandi satu satunya yang menggunakan bata" ucap seorang pria sepuh lainnya.
"Masjid ini masjid bersejarah jadi menurut saya, sejarah tidak boleh hilang, saya sangat bangga kepada bapak bapak semua masih setia menjaga keaslian masjid ini" ucap Azman dengan sangat sopan.
"Nak Azman ini nomor rekening masjid" ucap Pak Ujang yang sudah datang kembali memberikan secarik kertas yang bertuliskan nomor rekening masjid.
"Baik Pak" ucap Azman menerima kertas tersebut lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya.
Azman kemudian mentransfer uang senilai seratus tiga juta rupiah karena dia sangat tahu jika dalam suatu pembangunan memerlukan dana ekstra.
"Bapak bapak maaf dananya sudah saya kirimkan ke rekening masjid tapi saya bingung bukti transfer uang ini saya kirim ke siapa, karena satu satunya nomor yang saya miliki hanya nomor mba Nia anak pak ujang saja" ucap Azman sambil memperlihatkan bukti transfer di layar ponselnya.
"Subhanallah Alhamdulillah" ucap Pak Ujang kaget dengan nominal sebesar yang di transferkan oleh Azman.
"Pak Ketua DKM ada apa?" Tanya seorang pria sepuh.
"Nak Azman mengirimkan senilai seratus tiga juta rupiah jadi total dana yang di berikan menjadi seratus lima puluh juta rupiah, Nak Azman bisa kirimkan saja ke Nia, nanti di print oleh Nia kebetulan di kamarnya ada mesin printer" ucap Pak Ujang dengan sangat ramah dan sopan.
"Baik Pak, saya kirimkan ke Mba Nia" ucap Azman sambil tersenyum hangat lalu mengirimkan pesan singkat ke nomor Nia anak Pak Ujang.
"Sebentar bapak bapak, saya ambilkan dulu bukti transfernya" ucap Pak Ujang sambil berdiri dan langsung berjalan keluar masjid.
"Maaf Nak Azman kenapa lebih banyak dari kebutuhan pembangunan, jika bapak boleh tahu" ucap seorang pria sepuh.
"Bapak bapak semua saya sengaja mengirim lebih banyak karena saya sangat paham dalam suatu pembangunan pasti memerlukan biaya tidak terduga, contoh bensin bapak bapak ke toko material, atau rokok bapak bapak saat bekerja membangun tempat pendidikan Al Quran nanti, dengan adanya dana lebih ini maka bisa juga dimanfaatkan apabila ada juga keinginan untuk membangun hal lainnya yang sekiranya di perlukan" ucap Azman dengan sangat sopan.
"Alhamdulillah sekali lagi saya mewakili semua jemaah mengucapkan terima kasih kepada Nak Azman" ucap salah seorang pria sepuh dengan sangat ramah dan tersenyum hangat ke Azman.
"Nak Azman setelah ini mau kemana lagi?" Ucap salah seorang pria sepuh.
"Insyaallah dengan izin Allah SWT, saya dan Pak Ujang akan ke Kampung baduy dalam" ucap Azman dengan sangat sopan.
"Apa Nak Azman mau menyumbang untuk membangun masjid juga?" Tanya salah seorang pria sepuh.
"Saya ingin belajar hidup sederhana pak, dan juga belajar agama" ucap Azman dengan sangat ramah.
"Nak Azman berhati hatilah di perjalanannya, karena semalam hujan jadi jalan akan sedikit licin" ucap salah seorang pria sepuh.
"Iya Pak, terima kasih" ucap Azman sambil tersenyum hangat ke semua pria sepuh itu dan melihat jika Pak Ujang sudah datang kembali membawa selembar kertas yang merupakan hasil print bukti transfer.
"Bapak bapak ini bukti transfernya sudah saya print dan karena hari sudah sangat siang jadi kita sudahi dulu pertemuan ini besok kita selesai isya bertemu lagi untuk melanjutkan pembicaraan pembangunan masjid, karena kami hendak ke Kampung baduy dalam" ucap Pak Ujang dengan sangat sopan dan mereka semua kemudian berjabat tangan lalu satu persatu meninggalkan masjid kayu itu.
"Kita ke rumah dulu untuk makan siang selesai makan baru kita berangkat ke kampung baduy dalam" ucap Pak Ujang sambil melangkah menuju rumahnya.
"Baik Pak" ucap Azman sambil berjalan mengikuti Pak Ujang.
Makan siang itu meskipun hanya sederhana lauknya namun Azman sangat puas dengan kedekatan dan keakraban keluarga pak Ujang, alhasil masakan istri Pak Ujang dan Nia itu habis di santap oleh mereka semua.
Selesai makan siang, Azman, Pak Ujang dan anak laki laki Pak Ujang berkumpul di parkiran Masjid.
"Nak Azman kita akan berangkat sekarang, bapak sama anak bapak saja jadi silahkan ikuti saya ya" ucap Pak Ujang yang langsung naik ke atas motor dan di bonceng oleh anaknya.
"Iya pak" ucap Azman sambil kemudian menggunakan helm nya lalu menghidupkan motornya itu.
Anak Pak Ujang langsung menjalankan motornya dan demikian juga dengan Azman yang mengikutinya dari belakang.
Motor yang di gunakan oleh anak Pak ujang adalah honda supra gtr 150 sehingga sekencang apapun anak Pak Ujang membawa motornya, Azman masih sangat mudah untuk mengikutinya.
"Jalan pedesaan ini kenapa masih jalan tanah berbatu di era yang sudah sangat maju ini" ucap Azman dalam hatinya sambil terus mengendalikan motornya mengikuti Pak Ujang dan anaknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
lanjut
2023-11-28
0
@◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
Alhamdulillah Azman bisa bersedekah membangun masjid amalan yg tak kan putus u mu Azman 👍👍👍 semoga km bisa menebar kebaikan mu di tempat yg kau singgah i
2023-02-04
3
Bunda windi❤ 💚
jadi pengen minta sumbangan ama Azman untuk perbaikan mushola samping rumah 🤭🤭
2022-10-02
2