Petualangan Misteri Azman
Di jalanan pedesaan yang sangat sepi tampak seorang pengendara motor yang sedang mengendarai motornya dengan perlahan, meskipun cuaca sedang hujan deras.
Dialah Azman seorang pemuda berusia 25 tahun yang mempunyai hobi jalan jalan menggunakan motornya dan juga sangat senang kemping sendirian karena memang dia sangat menyukai alam bebas sebagai pelarian dari penatnya kota jakarta.
"Hujan ini sungguh tiada akhir, dan aku tidak mungkin berhenti disini, sebaiknya aku terus melaju sampai menemukan tempat untuk beristirahat sejenak" ucap Azman berbicara sendiri sambil terus mengendalikan laju motornya karena jalan yang di lintasinya sangatlah licin.
Hari sudah sangat sore namun belum terlihat tanda jika hujan akan berhenti sama sekali dan kini Azman setidaknya sedikit bernafas lega karen berhasil menemukan jalan yang sedikit lebih baik dari jalan yang dia lewati sebelumnya.
"Daerah ini aneh bahkan gps ku pun tidak ada sinyal sama sekali, tapi setidaknya jalan tidak selicin tadi" ucap Azman berbicara sendirian sambil terus mengendalikan laju motornya dan melihat jika gps di motornya tidak lagi menunjukkan arah hanya menampilkan peringatan jika tidak ada sinyal.
Hujan perlahan mulai berhenti tepat saat Azman memasuki sebuah desa namun dia tidak melihat seorang penduduk pun.
"Sepertinya aku salah jalan, bukankah seharusnya tidak ada desa di rute ku ini selain desa terakhir tadi." Ucap Azman berbicara sendiri sambil memelankan laju motornya agar dapat melihat desa yang dia lewati dengan lebih baik lagi.
Desa itu desa kecil dan kini Azman kembali melintasi jalan yang kiri dan kanannya adalah pepohonan, pohon pohon di kiri dan kanan jalan itu sangatlah besar seakan akan pohon pohon itu sudah ada sejak puluhan tahun.
Hujan juga sudah sepenuhnya berhenti namun Azman belum berhenti dan tetap melaju dengan masih menggenakan jas hujannya, karena seperti pengalaman dia yang lalu lalu, jika hujan kadang tidak merata dan suka turun dengan tiba tiba.
"Akhirnya ada juga warung di depan sana, sebaiknya aku beristirahat sejenak di warung itu" ucap Azman berbicara sendiri sambil menambah laju motornya agar dapat segera sampai di warung yang dia lihat.
Azman memarkir motornya di samping warung tradisional yang sangat sederhana sekali, lalu melepas helm serta jas hujan yang dia kenakan namun tidak dia rapikan melainkan hanya di letakan di atas motornya saja agar bisa cepat kering.
"Permisi Bu, maaf apakah ibu menjual Kopi hitam" ucap Azman ke seorang wanita usia empat puluhan yang ada di warung tradisional itu.
"Ada, mau pakai gula apa ngak?" Ucap Ibu penjual itu dengan ramah.
"Tidak usah Bu, saya sudah manis kok jadi tidak perlu di tambah gula" ucap Azman sambil tersenyum hangat ke Ibu itu dan dia sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan situasi.
"Sebentar ya, saya buatkan dulu kopinya" ucap ibu warung itu dengan ramah sambil menyalakan kompornya.
"Mas nya mau pisang goreng ngak ya biar ibu masakin, kan enak loh minum kopi sambil ngemil pisang goreng." Ucap ibu warung itu dengan ramah.
"Boleh Bu tapi tidak usah terlalu banyak ya Bu lima atau enam sudah cukup" jawab Azman dengan ramah sambil memandangi ibu warung itu.
"Ibu ini sudah berumur namun masih cantik saja, tubuhnya bagus dan terawat" ucap Azman dalam hatinya.
"Iya sebentar ibu gorengkan dulu ya, ini kopinya silahkan dicoba dulu, jika kurang pahit biar ibu tambah lagi kopinya" ucap ibu warung itu sambil menyajikan segelas kopi hitam di atas meja warung.
karena lokasi meja warung yang pendek membuat ibu itu sedikit membungkuk sehingga belahannya terlihat jelas dan nyaris tumpah.
"Terima kasih Bu" ucap Azman sambil tersenyum hangat dan menelan ludahnya melihat belahan ibu warung yang sangat besar itu.
"Benar benar pelepas lelah, meskipun disini hanya ada satu warung ini saja tapi aku sungguh beruntung bisa menikmati pemandangan indah seperti itu, ibu ini sudah empat puluh tahunan namun masih sangat kencang" ucap Azman dalam hatinya sambil menyalakan sebatang rokoknya lalu meminum sedikit kopi itu.
"Sungguh nikmat Bu kopinya, ibu sungguh pintar membuatnya" ucap Azman yang merasakan jika kopi hitam itu pas sesuai seleranya.
"Syukurlah jika mas nya cocok, sebentar ya pisang gorengnya" ucap ibu warung itu dengan ramah sambil mengangkat pisang goreng yang sudah matang.
Azman hanya tersenyum saja sambil menikmati rokoknya melihat jika handphonenya tidak memiliki sinyal.
"Ini pisang gorengnya, disini memang tidak ada sinyal, namun di atas gunung ada kok" ucap Ibu warung sambil membungkukan badannya di depan Azman untuk menyimpan sebuah piring yang berisi enam potong pisang goreng di dekat gelas kopi Azman.
Lagi lagi Azman di suguhi pemandangan indah tiada tara dan ternyata ibu warung itu tidak menggunakan pembungkus untuk gunung kembar nya itu.
"Terima kasih Bu" ucap Azman sambil terus memandang belahan itu karena ibu warung duduk menghadapnya meskipun masih di dalam warungnya sedangkan Azman duduk di luar.
"Mas nya mau kemping ya" ucap ibu warung dengan ramah tanpa menghiraukan Azman yang asik memandangi belahannya.
"Iya Bu, hanya ingin jalan jalan saja" jawab Azman sambil mengambil satu pisang goreng dan pandangan matanya kini melihat jika pakaian ibu warung itu sedikit terangkat sehingga paha mulus ibu warung itu terlihat jelas.
"Ibu ini sepertinya sengaja memancing ku, lagi pula sudah mulai malam sebaiknya aku lama lama kan saja di warung ini dulu" ucap Azman dalam hatinya sambil memandangi segitiga terlarang yang transparan.
"Tempat kemping masih jauh loh mas, kurang lebih tiga atau empat kilometer lagi" ucap ibu warung itu dengan ramah sambil menyalakan sebatang rokok.
"Ibu tinggal di desa itu atau dimana Bu?" Tanya Azman sambil tersenyum hangat ke ibu warung itu.
"Gila, benar benar cobaan, lebat banget hutan nya" ucap Azman dalam hatinya sambil memandangi pemandangan indah tiada tara itu.
"Ibu tidur disini mas, jika rumah ibu memang di desa itu tapi ibu lebih suka disini soalnya lebih tenang" ucap Ibu warung sambil kemudian menghisap rokoknya.
"Suaminya kemana bu kok sendirian aja apa nga takut ada laki laki iseng yang datang" ucap Azman sambil melihat ibu warung menyalakan petromak lalu menggantungkannya di tengah warung.
"Suami ibu sudah lama pergi mas, jadi ya ibu sendirian disini, nie aja baru mas nya saja yang mampir kesini hari ini" ucap ibu warung itu dengan ramah .
"Sudah berapa lama bu suaminya pergi" ucap Azman sambil kembali menyalakan sebatang rokoknya.
"Sepuluh tahun mas" ucap Ibu warung sambil duduk di tempatnya tadi namun dengan satu kaki terangkat sedikit sehingga Azman lebih jelas melihat pemandangan hutan rimba itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Nur Bahagia
nah sekarang azman udah bicara dalam hati, nggak bicara sendiri lagi 😄
2024-06-28
0
Nur Bahagia
katanya jangan banyak2 🤭
2024-06-28
0
Nur Bahagia
dari tadi berbicara sendiri 😅
2024-06-28
0