Suasana dalam bus kembali ramai, setelah Bella dibawa Sipen menyingkir. Entah hukuman apa yang akan diberikan oleh panitia kepada nya. Seluruh penumpang memasuki bus lalu mencari tempat duduknya masing-masing.
"Kamu tidak apa-apa Tri?" tanya Arman pelan. Ia berdiri di samping wanita yang dicintainya itu. Rena yang duduk di sebelah Lastri terkejut mendengar dosen tampan itu menyapa Lastri.
"Memang saya kenapa?" Lastri balik bertanya.
"Bukankah Bella tadi mengganggu kamu?" Arman tadi ikut menginterogasi Bella dkk, maka beliau tahu jika di bus tadi terjadi ketegangan.
"No problem" jawab Lastri kemudian ambil buku jika di dalam bus ia lebih senang membaca daripada melakukan hal lain.
"Kamu membawa bekal apa?" tanya Arman mengamati tas Lastri tampak penuh.
"Cemilan, Bapak mau?" Lastri kemudian menatap Arman padahal dari tadi ia terus berpaling.
"Boleh" Arman pun tersenyum.
"Mau yang mana?" Lastri menundukkan beberapa macam cemilan kripik pisang yang ia buat sendiri, dan mengemas dalam plastik.
"Mau kamu," kelakar Arman.
"Iihh..." Lastri mencubit lengan Arman.
"Auw" Arman teriak membuat teman-teman Lastri menoleh. Sadar diperhatikan Arman segera berjalan ke depan menuju tempat duduknya dengan hati bersorak gembira. Betapa tidak? ia senang dicubit Lastri mengingatkan ketika sekolah dulu sering Lastri lakukan.
"Tri, ada hubungan apa loe, sama Pak Arman?" cecar Nindy.
"Iya, hayo ngaku" Rena yang dari tadi menyimak obrolan Lastri dengan pak Arman, menjadi keppo sejak tadi.
"Iya nih Lastri, mulai sembunyi-sembunyi sama kita" Rudy menambahkan. Lastri merasa dicecar pertanyaan oleh ketiga temannya yang mengerubungi, ia bingung entah mau menjawab apa.
"Saudara-saudara... mohon segera kembali ke tempat duduk masing-masing" pengumuman panitia dengan toa membuat teman-teman Lastri membubarkan diri, Lastri bisa bernapas lega.
Setelah mendapat pengarahan dari panitia Outbound, bus pun segera berangkat.
Lima bus berjalan beriringan, walaupun jarak dekat, jalan begitu lambat, karena terjebak macet.
Satu jam kemudian mereka sampai tujuan. Lastri dan kawan-kawan, berkumpul di salah satu lapangan mendengarkan arahan panitia Outbound dan membacakan agenda hari ini.
Peserta outbound berjalan beriringan menuju resort, yang asri menyatu dengan alam dan sudah diboking, satu kamar terdiri dari lima orang. Mereka meletakan barang-barang bawaan sebelum melakukan kegiatan.
Mahasiswa yang berasal dari beberapa bidang tiga bulan sudah mahasiswa baru seperti Lastri mengikuti proses perkuliahan di kampus. Belum begitu mengenal satu sama lain mereka menjalin keakraban.
Setelah beristirahat sejenak mereka kembali kelapangan berumput hijau yang sejuk di hiasi pepohonan yang rimbun di sekitar lapangan.
Di sini tidak pilih teman semua bergandengan melingkar dibagi menjadi beberapa lingkaran khusunya mahasiswa baru.
Serangkaian kegiatan dilakukan, tarik tampang khusus pria. Lalu gerak jalan bagi wanita. Sore harinya dilanjutkan arung jeram.
"Tri... bagaimana ini... nggak bisa jalan" Lina kebingungan sebab perahu yang ia dayung tidak mau maju ke depan.
"Harus seirama lihat ini... seperti aku" Lastri memberi contoh. Namun jika dayung antara kiri dan kanan tidak seimbang tentu tetap tidak berjalan hanya putar-putar saja.
"Terus bagaimana ini?" dua orang yang bagian belakang pun tidak bisa mendayung. Lastri dan ketiga temanya tertinggal jauh oleh perahu-perahu yang lain.
Awalnya ketika arus sungai mengalir deras perahu tersebut berjalan lancar. Namun ketika air tenang, perahu diam di tempat.
"Gluk-gluk" perahu bergerak-gerak ternyata ada penumpang lain. Semua tertuju kepada orang itu. Pria tampan itu pindah dari perahu yang ia pakai bersama sesama dosen. Melihat perahu ini dalam kesulitan dosen itu lalu pindah
"Pak Arman?" ketiga teman Lastri terngaga. Kehadiran Arman membuat mereka bak terbang bersama pangeran berkuda di negeri dongeng, penuh halu.
"Kamu mundur" titah Arman kepada Lina yang duduk di sebelah Lastri. Lalu digantikan oleh Arman.
"Baik Pak" Lina duduk di tengah.
Suasana menjadi sunyi senyap hanya terdengar percikan air di kali. Begitu juga dengan Lastri ia tampak diam seperti tidak mengenal Arman.
Perahu berjalan lancar, seperti kuda terbang dalam hayalan mereka.
"Tri, kapan kamu ada waktu, aku ingin bincara penting" lirih Arman.
"Kita bicarakan nanti Pak, saya tidak ingin teman-teman saya mendengar pembicaraan kita" pungkas Lastri. Dan hanya diiyakan Arman.
Perahu berjalan lancar hingga terlihat para mahasiswa sudah bersantai di tepian sungai.
********
"Bella, kenapa kita nggak damai saja sama Lastri sih... daripada setiap kita mengganggunya, ujung-ujungnya dia yang menang" Rere salah satu geng jutek mulai menyerah.
"Benar yang dikatakan Rere, Bella, kita juga kan yang kena hukuman seperti tadi" Rara menimpali.
"Gw damai sama anak kampung itu?! oh no!" Bella mencebik.
Tunggu saja cewek udik, gw akan membuat perhitungan! karena loe berani melawan Bella"
Saat ini mereka sedang berada di tepian sungai, sudah sampai lebih dulu.
"Tuh dia sebentar lagi sampai kesini" Rere menunjuk ke arah perahu yang di tumpangi Lastri dan yang lainya.
"Kok, mereka bisa bersama Pak Arman..." Rere terkejut.
"Kurang ajar tuh cewek kampung! geganjenan, kemarin mendekati tunangan gw, sekarang mendekati Arman!" kilat marah di mata Bella, giginya gemerutuk, tangan nya mengepal kuat.
"Mana duduknya dekat begitu lagi! brengsek!" umpat Bella ketika perahu sudah sampai di pinggir, lalu menepi.
"Terimakasih Pak" kata ketiga teman Lastri saat sudah sampai daratan.
"Sama-sama" jawab Arman singkat kemudian bergabung dengan dosen yang lain. Kali ini semua berkumpul di tepian sungai sambil beristirahat sejenak sebelum berlanjut acara yang lain.
"Pak Arman kok bisa bersama mereka?" tanya bu Sayu, saat Arman sudah mendekat.
"Tadi ada masalah kecil Yu, jadi saya membantu," para dosen pun berbincang-bincang.
Sementara Bella dan geng nya mendekati Lastri yang duduk menyendiri tanpa siapapun.
Lastri memandangi kali, tampak ikan-ikan berlarian kesana kesini, membuatnya betah. Sejak sampai di sini tadi pagi ia belum bertemu Nindy dan Rudy. Sebab mereka bukan satu kelompok.
"Biuuuurrr..." saat semua lengah, Bella mendorong Lastri hingga terjebur. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, Bella pun terpeleset.
Bruuuurrrr...."
"Lastri.... Bella..." pekik Rere dan Rara. Hingga terdengar para dosen dan mahasiswa yang lain.
Semua mahasiswa maupun dosen berlarian ke tkp.
"Lastri..." Arman dan bu Sayu pun ikut berlari, menatap kedua siswanya. Namun bukan, Lastri jika tidak punya segudang kemampuan, ia berenang ke tepi menyelamatkan diri.
"Kamu tidak apa-apa Tri?" semua mengerubungi Lastri yang sudah basah kuyup.
"Alhamdulillah... saya tidak apa-apa" jawab Lastri sambil memeras pakaianya yang basah.
Mereka tidak menyadari bahwa Bella ngap-ngapan mungkin sudah minum air karena tidak bisa berenang, dan menjulur-julurkan tanganya ke atas.
"Toloooong... Bella, tenggelam" pekik sahabat Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Evy
Ha...ha..ha... akhirnya Bela berhasil mencelakai dirinya sendiri...
2025-03-01
0
Erina Munir
syuukuuriiin luuh bellek...ga tenggelem sekalian loh...jahat banget sih luh
2024-01-28
0
Erni Kusumawati
Pasti di lawan😄😄😄 anak kampung semua serba bisa.. cuma berenang doang mah gampil.. secara setiap hari berenang di sungai yg ada di kampung ya😄😄
2023-08-06
0