Sore hari terdengar adzan ashar Lastri beranjak dari kursi meja jahit menghentikan sejenak kegiatannya. Ia segera ambil air wudhu menjalankan shalat Ashar dulu. Ia berserah diri kepada Allah. Dan juga memohon agar di lancarkan segala urusan dan cita-citanya.
"Assalamualaikum..."
"Walaikumussalam..."
Lastri bergegas keluar selesai shalat masih mengenakan mukena, kemudian membuka pintu.
"Tri, kamu lagi shalat? maaf ya, ibu mengganggu," ternyata tamunya bu Yani pemilik kontrakan.
"Nggak kok Bu, sudah selesai" ucapnya.
"Silahkan masuk Bu" Lastri berjalan cepat menggelar tikar yang ia sandarkan disebelah mesin jahit. "Silahkan duduk dulu Bu" Lastri mempersilahkan.
"Terimakasih... nggak usah repot, Tri... saya hanya sebentar kok, ada perlu sama kamu" bu Yani melemparkan pandangannya keseluruh ruangan tampak rapi dan bersih. Beliau tersenyum tanpa Lastri tahu karena Lastri sedang menggelar tikar.
"Tidak repot kok Bu... duduk Bu" Lastri mengulangi.
Bu Yani pun duduk. Sementara Lastri membuat teh hangat ia meletakan teh celup satu sc kedalam gelas lantas menuangkan air dari termos.
"Diminum Bu" Lastri menyuguhkan teh dan juga cemilan kripik pisang yang ia buat sendiri.
"Saya bilang kan nggak usah repot Tri, saya ada perlu sama kamu," bu Yani mengulangi ucapanya.
"Iya Bu, disambi, ada perlu apa ya?" Lastri menatap lekat bu Yani ingin cepat mendapat jawaban.
"Kakak saya kan mau hajatan, dan beliau ingin membuatkan seragam untuk panitia, setelah melihat baju saya yang kamu jahit tempo hari... beliau tertarik, kira-kira... kamu bisa nggak?" tanya bu Yani.
"Kapan bu?" tanya Lastri bersemangat.
"Masih sebulan lagi, kamu bisa mencicilnya sedikit demi sedikit,"
"Baik Bu, kira-kira berapa banyak bajunya, modelnya apa, terus untuk pria, atau wanita?" cecar Lastri sangking semangatnya.
"Dua-duanya Tri, untuk wanita 20 baju gamis, modelnya seperti punya saya kemarin, untuk pria juga 20 baju atasan batik." terang bu Yani.
"Oh kalau gitu, saya butuh teman penjahit pria wanita dua orang Bu, kira-kira ibu ada pandangan nggak?" tanya Lastri sebagai pendatang baru Lastri masih belum bisa mencari penjahit yang profesional.
"Nanti ibu tanya bu rt siapa tahu ada" jawab bu Yani.
"Tapi... ngomong-ngomong, saya tidak ada modal untuk membeli bahan sebanyak itu Bu," Lastri mengendor.
"Tenang Tri, masalah itu nanti saya bicarakan dengan kakak saya," pungkas bu Yani.
Setelah mencapai kesepakatan, bu Yani kemudian kembali pulang.
Lastri sujud syukur atas rezeki yang Allah berikan. Ia kemudian kembali melanjutkan menjahit kerudung pesanan teman-teman kampus. Hingga menjelang maghrib jahitan rampung. Lastri kedapur, walapun hanya sendiri dia lebih baik memasak agar menghemat uang.
Ia merajang cabe bawang, kemudian menumis kangkung yang ia beli dari tukang sayur tadi pagi, sudah dalam keadaan dicuci bersih agar tidak layu. Sebab ia tidak punya kulkas. Ia menyalakan kompor menumis kangkung, setelah menggoreng tempe.
Masakan matang Lastri kemudian mandi, sambil mengucek dua stel pakaian yang ia pakai ke kampus tadi, dan yang ia pakai sekarang.
Lastri bergegas mengenakan piama yang ia jahit sendiri. Ia menjalankan shalat maghrib, menengadah memohon ampunan Nya, dan tidak pernah lupa mendoakan ibu dan bapak kandungnya.
Setelah melipat mukena ia kembali ke dapur berniat menyantap makan malam.
Lastri ambil piring menyendok nasi satu centong, satu potong tempe goreng, sayur kangkung, membawanya ke depan duduk di tikar, makan dengan lahap setelah berdoa.
Selesai makan ia mengerjakan tugas yang diberikan dosennya.
Begitulah aktivitas Lastri setiap hari.
******
Pagi hari Matahari bersinar terang, Lastri melangkah semangat meninggalkan kontrakan hendak berangkat kuliah. Tas ransel ia gendong di bahu, kedua tangannya menenteng dua kantong plastik berisi kerudung dan topi.
Lastri berjalan cepat menyusuri jalanan hanya seorang diri. Kebanyakan yang lewat menggunakan sepeda goes, motor, dan juga mobil.
Lastri hanya bisa berdoa semoga bisa membeli sepeda goes dan tidak perlu berjalan kaki sejauh sekarang. Dia bukan berarti mengeluh. Namun berdoa tetap harus ia panjatkan.
Tidak terasa ia sampai dipinggir jalan, menyetop angkutan umum kemudian naik.
"Tri, kamu baru sampai? pesananku sudah jadi?" teman-teman Lastri yang memesan kerudung sudah berkumpul di depan kampus saat Lastri baru turun dari mobil Angkutan, tampak kesulitan ketika turun. Teman-temannya segera membantu tanpa dimintai tolong.
"Sudah... sebaikanya kita ke taman dulu yuk," Mereka mengikuti Lastri duduk di kursi taman kampus dikerumuni para pembeli.
********
Di ruangan dosen tampak para dosen bersi tegang. Bella yang ketumpahan kuah bakso karena ulahnya sendiri berbuntut panjang. Bella mengadu kepada orang tuanya bahwa ia disiram kuah bakso oleh mahasiswi yang bernama Sulastri.
"Saya tidak mau tahu, mahasiswi yang bernama Sulastri, harus dikeluarkan dari kampus ini, jika tidak! saya akan tuntut dia!" papa Bella marah besar.
"Tidak! itu tidak benar, saya yang berada di tkp, atas kecerobohan Bella sendiri, makanya kuah bakso itu sampai tumpah," Arman tidak mau kalah.
"Alaaah... Pak Arman, mentang-mentang Anda ini satu daerah dengan Lastri, makanya gigih membela!" todong salah satu dosen pria.
"Saya sebagai dosen, tidak akan membedakan siapapun itu, jika mereka salah tetap salah," jawab Arman. Perdebatan semakin alot papa Bella mencak-mencak kukuh ingin mengeluarkan Lastri.
"Sudah-sudah... sekarang panggil Sulastri kesini" pak rektor mengambil jalan tengah. Rektor memerintahkan kepada salah satu dosen agar memanggil Lastri. Tidak lama kemudian Lastri datang dalam hati bertanya-tanya mengapa pak rektor sampai memanggilnya. Lastri menatap para dosen, rektor, dekan, dan salah satu pria setengah baya menatapnya sinis.
"Oh jadi ini! wanita yang sudah berani menganiaya anak saya?!" papa Bella menatap Lastri dari bawah sampai atas.
Deg
Lastri mulai paham yang dimaksud pria ini pasti Bella. Mata beningnya menatap Arman yang sedang menatapnya juga dan seolah bicara. Jangan takut. "Maaf Pak, ada apa ya, saya dipanggil kemari?" tanya Lastri tidak takut. Namun tetap sopan.
"Kamu kan?! yang sudah menyiram Bella dengan air panas, dan perlu kamu tahu! sekarang ini dia sedang dirawat di rumah sakit?!" tuduh papa Bella. Lastri tidak menyahut ia berpikir. Pantas di kelas tadi tidak ada Bella dan membuat mahasiswa yang lain tampak senang.
"Lastri... silahkan duduk," titah rektor yang sejak tadi hanya diam saja.
"Terimakasih Pak" Lastri pun duduk di kursi dekat tembok yang biasa untuk menyidang mahasiswa yang terkena masalah.
"Apa benar yang dikatakan papa Bella?" tanya rektor.
"Tidak benar Pak" Lastri lantas menceritakan kejadian yang sebenarnya. Tampak para dosen semua menatap Lastri. Para dosen sebenarnya tahu pasti ini ulah Bella sendiri, hanya mereka takut dengan calon besan pemilik kampus maka tidak ada yang berani bicara selain Arman.
"Begitu ceritanya Pak, jika Bapak tidak percaya... saya siap memanggil saksi mahasiswa yang lain. Kebetulan... Pak Arman saat itu juga ada di tempat itu, dan beliau pula yang membantu Bella," tutur Lastri panjang lebar.
Arman senang, Lastri tidak ada rasa gugup sama sekali saat menceritakan kejadian itu kepada rektor.
"Tidak! saya tidak percaya! anak saya Bella tidak pernah berbohong, jika kampus ini tidak mengeluarkan gadis ini, saya tidak main-main! akan melaporkan dia atas tuduhan penganiayaan!" papa Bella menunjuk mata Lastri. Lastri memundurkan kepalanya hingga mentok tembok.
"Tunggu!" tampak dua orang pria masuk kedalam membuat semua menololeh kepada pria termasuk Lastri.
Kak Adnan? ya Allah... semoga kak Adnan membelaku.
Semua lantas diam termasuk papa Bella.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Erina Munir
ya ampuun..pk bellek...ga ngaca ya klo anaknya klakuanya kaya setan ga tau apa k sehariannya kaya apa...wahh brarti keluarganya ga pernah ngumpul bareng yaaa...makanya pk bellek...sering2 ngumpul kluarga ..jdi tau klakuan anaknya..
kesiaan deh loh pk....punya anak kaya gituh
2024-01-20
1
Erni Kusumawati
mungkin bapaknya si Bella koruptor dan Bela makan yang haram makanya tingkah polah anaknya seperti setan krn dia diberi makan uang haram
2023-08-05
1
Sakur Sakur
jadi keinget dulu setiap mau sekolah pasti bawa dagangan,biar punya uang jajan,,,ayo maju terus Lastri lawan orang" yang sombong dengan kekayaan nya...
2023-02-02
1