Bab 10

"Selamat pagi semua..." ucap Lastri begitu masuk kedalam kelas, teman-temanya sudah hadir kecuali geng jutek.

"Selamat pagi..." Jawab semua, kemudian menoleh menatap Lastri yang sedang membawa setumpuk undangan.

"Ini teman-teman... saya mendapat undangan outbound dari senior kita kepuncak,"

"Yeee..." teman-teman Lastri bersorak kegirangan seperti anak SD. Lastri membagikan satu persatu undangan tersebut. Namun sebelumnya Lastri minta izin kepada (Sipen) karena dia lah yang akan menjadi penanggung jawab.

Yang terakhir Lastri membagikan kepada Bella dkk karena dia baru masuk.

"Heh! anak miskin. Jangan sok akrab loe, sama Kak Adnan, dia itu tunangan gw!" Bella meremas kaos Lastri sedangkan kedua temanya tertawa meledek. Kelas mendadak hening tidak ada yang berani bersuara.

"Lepas!" Lastri menangkap lengan Bella dan mencengkeram kuat seperti Elang. Lalu menyentak tangan Bella. Bella pun meringis.

"Berani loe sama gue?!" tantang Bella.

"Maaf, aku nggak ada waktu, untuk melayani kamu!" karena tidak mau ribut, Lastri meninggalkan Bella yang sedang bertolak pinggang.

"Tri, gw degdegan dech" kata Nindy ketika Lastri sudah duduk di sebelahnya.

"Nanti kalau Bella bikin ulah, terus fitnah loe lagi bagaimana?" imbuh Nindy.

Tenang saja sih Nin, sama-sama manusia kita nggak usah takut, selagi kita benar, kita lawan," sahut Lastri.

"Betul kata Lastri," Rudy menimpali.

"Alaaah... berlagak loe, tadi aja loe ngumpet kan?! sok jagoan!" cibir Nindy. Memang benar saat di depan tegang Rudy malah sembunyi di belakang bangku.

Lastri terkikik mendengar banyolan kedua sahabatnya.

"Assalamualaikum..." dosen Arman masuk lalu mengucap salam.

"Waalaikumsalam..."

Dosen tampan yang tidak lain tunangan Lastri itu, setiap masuk menjadi pusat perhatian. Termasuk Bella, walaupun Bella sudah tunangan dengan Adnan, masih juga kencentilan mendekati Arman. Arman meletakkan buku di atas meja. Belum mulai belajar cewek alay siapa lagi kalau bukan Bella misyek-misyek menangis.

"Kenapa kamu?" tanya Arman mendekati Bella.

"Tangan saya, diplintir Lastri Pak, sakit..." ucapnya. Sambil menunjukkan tanganya yang memerah.

Satu kelas terkejut lantas menatap wajah Bella, termasukLastri. Betapa tidak? tadi sebelum Arman masuk, Bella asik ngobrol dengan kedua sahabatnya tidak ada masalah apapun. Namun dengan pandainya Bella mengarang cerita.

Arman menarik napas panjang. "Bella... jangan cari-cari alasan, hanya karena kamu tidak mau mengumpulkan tugas yang saya berikan dua minggu yang lalu," tebak Arman.

"Huuuu..." suara di belakang ramai hanya Lastri yang tampak diam.

"Mana tugasnya," Arman mengulangi.

"Tu... tugasnya ada yang ambil" jawab Bella asal. Arman diam lantas maju ke papan tulis.

"Sekarang saya memberikan tugas kepada kalian semua, buatlah salah satu contoh tentang usaha mikro kecil yang kalian ketahui, dan juga hitung berapa modal yang kalian butuhkan waktu 30 menit di tulis dengan tangan,"

"Huuuuu..." Teriak mahasiswa langsung lemas. Arman dosen baik dan ramah, tetapi jika di mula-mula tidak segan menghukum mereka contohkan dengan cara seperti ini.

"Gara-gara Bella nih... kita kena imbas" di belakang tampak gaduh.

"Mohon tenang, mohon tenang, waktu kalian tidak banyak," tegas Arman. Seraya mengetuk-ngetuk meja.

Semua mahasiswa mengeluarkan kertas hps ada yang ngedumel, ada yang kesal, ada pula yang santai Lastri contohnya.

Lastri menulis tentang usaha jajanan pasar yang pernah ia lakoni ketika SMP. Ia menulis dengan cepat menjelaskan tentang modal yang dibutuhkan, dan berapa keuntungan yang harusnya ia dapat. Juga bagaimana cara memasarkan.

Sementara Bella dan geng nya tampak kebingungan keringat dingin meluncur berkali-kali mendesah kasar.

Sedangkan Arman berjalan memutar menatap satu persatu mahasiswa yang sedang menulis sambil menautkan kedua telapak tangan kebelakang.

"Waktu tinggal 10 menit" Arman mengingatkan menatap Lastri yang tampak tenang tidak seperti yang lain.Tanpa mereka tahu Arman tersenyum bahkan Lastri sendiri pun tidak mengetahuinya.

Sedangkan Nindy menulis tentang ternak lele yang orang tuanya jalani walaupun tidak begitu mengetahui berapa modal yang di butuhkan.

Rudy menulis tentang usaha jangkrik yang pernah ia lihat dari tetangganya lalu ia jadikan inspirasi.

"Waktu habis, sekarang kumpulkan," titah Arman.

Arman menunjuk Sipen agar mengambil kertas-kertas milik teman-temanya di bangku mereka. Arman mengangkat satu kertas melihat nama yang tertera lantas memanggilnya maju ke depan, setelah Sipen meletakkan di meja.

"Stefanus" panggil dosen.

Pria sipit yang bernama Stefanus maju ke depan memaparkan tugasnya. Arman mengangguk-angguk walaupun hasilnya kurang memuaskan. Namun karena Stefanus sudah usaha, Arman menghargai.

Satu persatu Arman memanggil sesuai nama yang tertera. Saat semua sedang memperhatikan salah satu mahasiswa yang berdiri di samping Arman. Kesempatan itu digunakan Bella menarik salah satu kertas yang paling atas, kebetulan tepat di depanya.

Mata Bella mengedar ke seluruh kelas terlihat aman, Bella mencoret nama yang ada di kertas kemudian mengganti dengan namanya. Bella cepat melempar kertas keatas meja. Misinya berhasil ia tersenyum licik sebab kertas milik dia hanya ditulis judul dan tidak diberi nama. Ia tidak tahu bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan akal buruknya.

Wanita berpenampilan mewah, rambut coklat bergelombang ikal, baju minim bahan, dilengkapi dengan aksesoris anting di telinga sebenarnya cantik. Namun tidak dibarengi dengan akhlak yang baik.

Plok plok

Tepung tangan riuh saat giliran Lastri yang memaparkan hasil karyanya. Arman pun tersenyum membuat Bella yang melihat semakin iri dan kesal.

Tibalah saatnya Bella yang mendapat giliran membaca tulisan dengan tersendat. Wajar sebab di tulis dengan tangan dan tidak semua orang bisa dengan mudah membaca tulisan yang bukan miliknya.

"Tunggu" pekik Sipen dari bangkunya.

Semua memutar bola matanya melihat ke arah Sipen yang sedang berjalan cepat menghampiri Bella. Sipen merebut kertas dengan kasar.

"Pak Arman, tugas ini milik saya, Bella telah mencoret nama saya dan mengganti dengan namanya" Sipen menunjukan kertas kepada pak Arman. Nama dia yang sudah dicoret. Namun masih bisa dilihat.

"Benar ini milik Joni Bella?" Sipen itu ternyata bernama Joni.

"Ya jelas milik saya lah Pak, bukankah dia sendiri yang mengumpulkan kertas, mana mungkin saya menukar dia tuh, yang mengaku-ngaku," bantah Bella.

Ketegangan antara Joni dan Bella berlanjut, Arman berusaha untuk menengahi. Namun Arman dibuat kewalahan.

"Maaf, boleh saya memberi penjelasan" kata Lastri sudah berdiri di depan. Semua mata beralih menatapnya.

"Tadi saya melihat Bella telah mengambil salah satu kertas, tetapi entah milik siapa,"

"Kamu!" Bella mengangkat tanganya ingin menampar wajah Lastri. Namun, dengan cepat Arman menangkap tangan Bella.

"Jaga sikap kamu Bella!" Arman menatapnya tajam.

Lastri dan Joni kembali ke bangku nya. Bella pun berniat kembali.

"Tunggu Bella" cegah Arman. "Kamu harus menulis sekarang. Kamu sudah beberapa kali tidak pernah berhasil mengerjakan tugas yang saya berikan. Kamu harus mengambil konsekuensinya jika saya memberi nilai kamu e," dosen Arman mengakhiri ucapanya kemudian meninggalkan Bella yang masih menanggung malu didepan seluruh teman-temanya.

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

hadew...🤦🏻‍♀️....... ngulang ke SD aja lah... dari oada sekolah tinggi² gak nyantel pelajaran nya kan percuma... walaupun uang nya bnyak.....

2024-02-15

1

Erina Munir

Erina Munir

huuhhh..ga ada kapok2nya...sifat iri dengki d piara....preet luh bellek

2024-01-20

1

Senajudifa

Senajudifa

bella km kembali ke SD aja sana

2022-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!