18

Deru nafas terdengar begitu membara diantara keduanya. Danu semakin panas memainkan aksinya diatas tubuh Ria tanpa memperdulikan istrinya yang menangis dirumahnya.

Nirmala begitu hancur ketika mengetahui fakta bahwa suaminya telah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Ia bahkan tak menyangka bahwa dirinya telah kalah oleh wanita seperti Ria.

Dari segi kecantikan tentu saja Nirmala menang. Namun entah kenapa Danu begitu terpikat oleh Ria yang biasa saja dan tertinggal jauh dibelakang Nirmala.

Bi Darsih hanya mampu terdiam seraya memeluk tubuh Nirmala yang masih saja terguncang dan sesekali meneteskan air mata walaupun tak banyak. Entah kenapa Maria sampai saat ini belum pulang tak seperti biasanya.

Mungkin saja Maria sangat sedih sehingga memilih menginap dirumah temannya ataupun memang dia masih mengerjakan tugas kelompok dirumah temannya.

Nirmala mulai menghapus kasar air matanya dan bangkit menuju kursi seraya memandang halaman rumah mewahnya yang sepi dan sunyi. Hatinya sudah hancur tak tersisa dan hidupnya pun sudah berubah menjadi gelap.

"Maria dimana?" gumamnya pelan.

Bi Darsih yang mendengar sayup sayup suara Nirmala pun berinisiatif memberinya pesan agar cepat menguhubungi anaknya tersebut.

"Nyonya coba telpon Non Maria. Siapa tahu dia butuh jemputan" ucap wanita paruh baya tersebut.

Tak perlu menunggu lama, Nirmala kemudian mengambil ponsel didalam saku celananya dan menekan nomor telpon putri semata wayangnya tersebut.

"Hallo nak kamu dimana?" tanya Nirmala ketika sambungan telpon mulai terhubung.

"Hallo bu, Maria masih ada tugas kelompok dirumah Dita. Ibu Istirahat duluan saja. Jangan tunggu Maria"

"Ya sudah nak. Kamu nanti pulangnya sama siapa?"

"Tugasnya masih banyak bu. Mungkin aku nginap dirumah Dita saja. Ibu jangan khawatir. Besok pagi aku pulang" ucap Maria dengan pelan.

"Ya sudah kalau begitu. Jaga dirimu baik baik disana. Jangan keluar malam malam. Besok pagi cepat pulang. Ibu akan masak makanan yang kamu suka"

Nirmala tersenyum dan menutup sambungan telpon. Kini ia mulai menatap Bi Darsih disampingnya.

"Maria akan menginap dirumah temannya bi. Malam ini boleh tidak saya tidur dikamar bibi?" tanya Nirmala dengan sendu.

"Tentu nyonya. Tentu saja boleh. Saya akan rapihkan terlebih dahulu. Nanti saya akan tidur disofa"

"Tidak bi! bibi tidur saja sama saya. Saya butuh orang sebagai teman. Lagi pula saya sudah anggap bibi seperti ibu saya sendiri" Nirmala tertunduk.

"Kalau begitu saya kunci dulu rumah dan tutup jendela dulu ya nya. Nyonya tunggu saja saya dikamar"

Nirmala mengangguk dan tersenyum menimpali ucapan asisten rumah tangganya tersebut. Ia kemudian bangkit dari sofa dan mulai berjalan kearah kamar Bi Darsih.

******

Disisi lain permain gila masih saja terjadi antara Danu dan Ria dikamar tersebut. Ia begitu bernaf*su pada Ria apalagi seperti ada yang berbeda disaat dia memainkan are* sensitiv pasangannya tersebut.

Danu melu**t habis bibir merah merona Ria dengan penuh semangat. Sehingga sesekali ia mengeluarkan suara menjijikan yang menggema didalam ruangan tersebut.

Hingga beberapa saat kemudian permainan tersebut berakhir ketika Danu terkulai lemas terbaring disisi Ria.

"Terimaksih sayang" ucap Danu seraya mulai mencium keningnya.

"Mas" ucap manja Ria.

"Iya sayang apa?"

"Gini loh mas. Kamu kan ingin sekali kaya raya. Dan kamu juga belum bisa mencari tumbalnya. Aku punya ide, bagaimana jika Irma saja yang kita jadikan sebagai tumbal?"

Danu bergeming dan mulai menatap manik Ria dalam dalam.

"Tapi bagaimana dengan Maria. Dia masih butuh sosok ibu"

"Aku kan ada mas. Aku bisa merawat dia dan menggantikan Irma. Kita jadikan dia sebagai tumbal tapi dengan cara perlahan agar tak ada yang curiga. Aku yakin jika Maria sampai tahu, dia akan membuat posisi kita terancam."

"Iya juga ya. Kita jadikan saja wanita itu sebagai tumbal. Sebab sekarang aku sudah sangat puas dengan tubuhmu dan tak memerlukan lagi wanita jelek itu"

Ria tersenyum menang dan mulai memainkan jarinya diatas dada bidang Danu yang terbaring disampingnya.

"Besok kita pergi ke dukun yang tadi dan berikan foto Irma agar iblis itu bisa mengetahui bahwa Irmalah yang akan kita tumbalkan. Aku sudah yak sabar ingin menjadi kaya raya" Danu tertawa senang ketika membayangkan uang berlimpah yang akan ia miliki.

"Iya mas. Kita besok pergi pagi pagi saja. sekalian kita jalan jalan dan cek in di hotel. Aku akan memberiakn servis yang terbaik untukmu mas" Ria menggoda Danu dan men**ium bibirnya sekilas.

********

Pagi ini langit terlihat mendung disertai angin yang cukup kencang berhembus disekitaran rumah mewah Nirmala. Nirmala yang sedang memasak didapur bersama Bi Darsih ikut merasakan dingin kala angin dengan kencang membuka kaca jendela dengan keras.

"Nyonya!" teriak Bi Darsih kala mengetahui majikannya jatuh secara tiba tiba dan muntah darah.

"Nyonya kenapa?" Bi Darsih panik ketika melihat darah mulai semakin deras keluar dari mulut majikannya.

Dengan cepat ia memanggil supir yang berada di dalam pos jaga dan memintanya untuk membawa Nirmala masuk kedalam kamar.

Makanan yang masih berada diatas kompor segera ia matikan karena untung saja masakan yang Nirmala buat sudah matang.

"To....long ambilkan kipas bi. Saya...san..ngat kepanasan" lirik Nirmala pada Bi Darsih.

Wanita paruh baya itu kemudian berlari membawa kipas dan segera menyalakannya didepan majikannya tersebut. Supir yang melihat kejadian itu pun hanya bergidik ngeri akibat darah yang keluar dari mulut Nirmala begitu merah kental.

"Saya akan bawa nyonya kerumah sakit" ucap Mang Kardi, supir pribadi yang khusus mengantar Nirmala ataupun Maria.

"Ia cepat. Tolong bawa nyonya kerumah sakit. Biar saya kasih tahu tuan dan non Maria" Bi Darsih menimpali.

Tak berselang lama, Mang Kardi pun membawa Nirmala masuk kedalam mobil diiringi Bi Darsih yang senantiasa menemani untuk dibawa kerumah sakit. Ia tak lupa mengirimi Maria dan Danu pesan mengenai Nirmala yang tiba tiba saja muntah darah dan dibawa kerumah sakit sekarang.

Maria yang membaca pesan tersebut kemudian bergegas pergi menaiki ojek pangkalan yang berada didekat rumah Dita. Air matanya deras mengingat sang ibu adalah satu satunya yang kini ia miliki.

Berbeda dari Maria, Danu yang saat ini tengah berada didalam hutan bersama Ria tersenyum puas mendapati apa yang sudah mereka rencanakan terhadap Nirmala sudah berhasil. Sang dukun yang membantunya memberitahu bahwa penargetan Nirmala sebagai tumbal sudah selesai. Tinggal menunggu saja waktu yang tepat ketika perlahan darah yang berada didalam tubuh Nirmala habis sebab dihisap habis oleh iblis yang akan membantu mereka melakukan pesugihan.

"Sekarang kalian minumlah habis darah kerbau ini dan jangan pernah dimuntahkan!" titah dukun pada Ria dan Danu.

Sontak saja Danu dan Ria hanya bisa saling tatap melihat darah segar didalam mangkuk sebab bagi mereka sangat menjijikan. Bau anyir menyeruak didalam mulut Ria dan Danu ketika darah tersebut mereka minum.

Sesekali mereka terlihat mual dan ingin memuntahkannya namun sang dukun yang melotot kearah mereka membuat nyalinya segera menciut dan meminum habis darah tersebut.

Terpopuler

Comments

Erlina

Erlina

ya ampun aku yang baca jadi mual yaa

2023-02-08

0

ig: ka_riiss86☃

ig: ka_riiss86☃

seketika gw juga ikutan muall

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!