Danu dan Ria hanya terdiam melihat tubuh wanita yang tadi ia bawa kini berubah mejadi mayat yang tak berbentuk, dengan hanya yang tersisa tulang hitam dan tak ada kulit sedikotpun menempel ditubuhnya.
"Kita harus bagaimana lagi mbah?" tanya Ria sedikit takut.
"Biarkan saja mayat itu sedikit dingin. Jika nanti fajar sudah tiba, kau kumpulkan semua tulang belulang tersebut dan kuburlah dibelakang rumah. Jangan lupa, darahnya yang tadi kau minum nanti malam untuk tanda ritual selesai" Si Mbah menjelaskan panjang lebar pada Ria dan Danu yang hanya menganggukan kepala.
Iblis dihadapannya masih saja berdiri dengan bulunya yang tebal serta matanya yang merah melihat kearah Ria. Tak lupa tubuh makhluk yang begitu besar dengan tanduk dikepala, seolah olah masih belum merasakan kepuasan atas semua yang ia lakukan pada gadis yang baru saja ditumbalkan.
Dalam hati sang ib*lis sejujurnya ia sangat menginginkan Ria yang memiliki tubuh tinggi semampai dengan body yang sangat menggiurkan baginya. Tak lupa karena ia merupakan makhluk yang sangat licik, dirinya sudah menyiapkan rencana pada Danu dan Ria agar ia bisa mendapatkan apa yang ia mau.
Si Mbaj yang bisa membaca pikiran siapapun, bahkan membaca pikiran makhluk tersebut hanya terdiam, tak mau memberitahu pada Ria ataupun Danu sebab ia masih merasa kesal dan jengkel pada mereka yang memiliki sifat tamak dan serakah.
Si Mbah ingin memberikan pelajaran pada Danu dan Ria agar mereka tak berlaku seenaknya pada dirinya dan agar mereka juga bisa menghargai setiap usaha yang si mbah lalukan untuk mereka.
"Mas, set*n itu ngapain liatin aku kaya gitu" bisik Ria ditelinga Danu.
"Sudah biarkan saja dia sayang. Biarkan dia melakukan apa yang ia mau selagi tak menganggu dirimu dan putri kita"
"Tapi mas, aku risih dilihatin dari tadi"
"Wajarlah sayang, kan kamu cantik. Lagi pula set**n itu sudah kita kasih tumbal dan ia pun berjanji takan menyentuhmu ataupun meyakitimu. Mungkin saja nafsunya belum tuntas sehingga ia masih seperti akan menerkam wanita yang ia lihat"
Ria menelan salivanya dengan susah payah. Sejujurnya ia sangat takut ketika harus melihat ib*lis di hadapannya, apalagi melihat tubuhnya yang polos menjijikan.
******
Pagi telah tiba, Ria dan Danu kini sedang mengumpulkan tulang belulang dari gadis yang baru saja mereka tumbalkan pada makhluk tersebut kedalam karung.
Bau angit dan gosong masih tercium diarea sekitar tempat pembakaran tersebut, sehingga membuat Ria tak nyaman ketika aroma tersebut tercium oleh hidungnya.
Tugas mereka untuk mencari tumbal manusia sudah beres. Kini tinggal tungasnya mencari seorang gadis seusia putrinya untuk dijadikan sebagai asisten pribadi Sarah sekaligus temannya.
"Mas setelah kita mengubur jasad ini di dekat pohon itu, sebelum pulang, kita harus mencari gadis dijalanan untuk menjaga Sarah. Aku tak bisa terus terusan mengawasinya, apalagi ia sudah dewasa pasti dia akan merasa dikekang. Aku takut sesuatu hal buruk terjadi padanya, mengingat usia Sarah sebentar lagi menjak 17 tahun. Aku ingin ia melewati ulang tahunnya tanpa kejadian apapun. Aku ingin ia terus hidup mas"
Danu menghela nafasnya mendengarkan penuturan istrinya. Memang benar, sesuatu akan terjadi di ulang tahun sarah ke tujuh belas sebab perjanjian mereka dengan makhluk tersebut diketahui oleh Mala yang mereka jadikan sebagai tumbal pertama.
"Iya sayang. Nanti kita susuri jalan raya untuk menemukan gadis yang cocok untuk Sarah"
Danu dan Ria sudah selesai mengumpulkan tulang tersebut dan menguburkan jasad wanita tersebut didekat pohon didalam hutan yang tak pernah dilewati oleh orang biasa, bahkan warga desa kaki gunung sekalipun.
Sampai saat mereka sudah mengantarkan si mbah pulang kerumahnya, Ria dan Danu kini sibuk mencari orang yang tepat untuk Sarah dijalanan.
"Mas lihat ! gadis itu sepertinya cocok" pekik Ria kala melihat seirang gadis tengah berjalan sendirian seraya melamun diatas trotoar.
"Iya mah sepertinya ia orang yang tepat" Danu terlihat tersenyum menjijikan, sebab ia melihat gadis yang sangat cantik tersebut hanya memakai dres diatas lutut sehingga bagian kakinya yang putih mulus terlihat begitu menggoda. Rambutnya yang kusut serta bajunya yang kotor tak membuat Danu dan Ria berpikir bahwa gadis itu kurang waras.
Danu memarkirkan mobil dipinggir jalan dan berjalan mendekati gadis tersebut. Dari kejauhan Ria melihat suaminya sedang membujuk gadis tersebut dan gadis itu pun terlihat menganggukan kepalanya.
Tak lama kemudian, Danu pun berjalan menuju arah mobil dengan gadis muda tersebut disampingnya. Rambut hitam yang terlihat rapih, serta baju daster minim yang ia kenakan sungguh membuat Ria yakin bahwa gadis tersebut adalah orang miskin.
Danu membukakan pintu penumpang bagian belakang mobil dan menyuruh gadis tersebut duduk. Ria tersenyum manis kearah sang gadis cantik dengan tahi lalat di bawah matanya.
"Namamu siapa ?" tanya Ria penasaran.
"Emh, nama saya Mira nyonya" ucapnya pelan.
"Rumahmu dimana? dan apakah orang tuamu masih ada?" Ria kembali bertanya pada gadis yang hanya menundukan kepala.
"Sa...saya tak punya rumah nyonya. Saya tidur dibawah jalan layang bersama gelandangan lainnya. Saya baru saja berhasil kabur dari mucikari yang ingin menjual saya dengan iming iming mendapatkan pekerjaan di sini. Saya tak punya siapapun didunia ini. Orang tua saya sudah meninggal sejak saya masih kecil"
Ria menganggukan kepala tanda mengerti apa yang dimaksud gadis tersebut.
"Ya sudah kalau begitu kamu ikut kami kerumah untuk bekerja sebagai asisten pribadi putri saya. Kamu hanya bertugas menemaninya dirumah dan menjaganya disekolah"
"Ta...tapi saya tak sekolah nyonya"
"Iya saya tahu. Kamu akan saya masukan kesekolah anak saya. Dan semester depan yang tinggal satu bulan lagi kamu akan saya sekolahkan agar bisa sekelas dengan Sarah putriku. Kau akan ku biayai untuk ikut kejar paket agar bisa setara dengan kelas Sarah"
Danu tak henti hentinya mencuri curi pandang pada gadis yang kini duduk dikursi penumpang. Wajah hadis tersebut yang sangat cantik dengan tahi lalat dimatanya seolah mengingatkan Danu pada Mala istrinya yang sudah tiada. Selain itu tubuh Mira yang begitu putih mulus dan menggoda, membuat Danu sangat senang melihat dan menbayangkan hal hal tak pantas pada gadis yang jelas jelas berusia sama dengan putri satu satunya.
"Kau tidur saja diruang tamu sementara ini. Sekalian beradaptasi dengan lingkungan rumah kami. Cobalah untuk mendekati Sarah terlebih dahulu, karena saya yakin Sarah jika tahu bahwa ada kamu dirumah kami, ia akan asik bermain bersamamu" Danu meyakinkan Mira untuk tinggal bersamanya.
Gadis beranama Mira pun akhirnya menganggukan kepala tanda setuju. Ria dan Danu tersenyum dengan maksudnya masing masing terhadap niat Mira mereka suruh tinggal dirumah mewah hasil pesugihannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments