Sarah yang ketakutan dengan wujud Irma perlahan lahan mulai menjauh dari tubuhnya. Bau busuk mulai menusuk hidungnya hingga sontak saja membuat Sarah mual dan mengeluarkan isi perutnya yang berupa ulat hidup serta rambut yang menggumpal.
Ditutupnya mulut karena merasa terkejut, serta mulai menatap kembali kerah Irma berdiri, seakan meminta jawaban.
"Cepat lari dan jangan pernah berbalik ataupun mendatangi suara lain selain suaraku!" bentak keras Irma pada Sarah.
Sarah pun mulai perlahan menjauhi Irma dan berlari sekuat tenaga menembus rimbunnya hutan tanpa sandal yang melindungi kakinya.
Perih sudah pasti Sarah rasakan akibat menginjak ranting ranting pohon yang tersebar dijalan yang ia lalui.
Suara suara mulai terdengar disekelilingnya. Mulai dari suara wanita tertawa, bayi menangis, serta suara menyeramkan dari balik semak belukar disampingnya. Sarah sekuat tenaga berlari dan terhenti kala mendengar suara ibunya yang sedang menangis.
"Jangan dengarkan suara itu jika kau masih ingin hidup dan melihat ibu aslimu" suara Irma menggema di penjuru hutan.
Sarah yang seolah terkesima dengan suara tersebut perlahan lahan mulai goyah dan ungin menemui sumber suara yang memanggil namanya.
"Sudah kubilang ikuti saja perintahku! jika kau ingin hidup maka dengarkanlah! tapi jika kau memang tak ingin lagi melihat ayah dan ibumu yang sesungguhnya, maka carilah suara itu dan matilah dengannya!"
"Tapi bagaimana aku bisa mempercayai ucapanmu hah? kau sendiri malah menyuruhku untuk mencari jalan pulang sendirian, dan mengingkari janjimu" Teriak Sarah dengan kencang.
"Jika aku bersamamu, maka semua makhluk ini akan menyerangmu dengan sangat mudah karena aku pasti akan kewalahan menghadapinya. Sekarang cepat saja lari sebelum pertahananku untuk melindungimu runtuh!"
Sarah segera berlari dan membiarkan suara seperti ibunya dibalik semak tersebut. Hingga akhirnya suara tersebut berubah menjadi suara menyeramkan seekor ular yang perlahan lahan keluar dari semak semak tersebut.
Sekuat tenaga Sarah mulai kembali berlari lurus tanpa memperdulikan berabagai macam wujud makhluk mengerikan disekelilingnya. Rasa takutnya yang begitu besar, membuat Sarah ingin sekali segera sampai dirumahnya walaupun ia tak tahu sampai kapan ia harus berlari tak tentu arah.
"Sebentar lagi kau akan menemukan sebuah cahaya jingga, dan berlarilah kearahnya!" Suara Irma kembali terdengar oleh Sarah.
Sampai saat Sarah melihat dari kejauhan sinar jingga yang berada diujung jalan, ia dengan semangat berlari dengan lebih kencang lagi, namun ia pun jatuh tersungkur akibat tangan yang memegan kuat kaki kirinya.
"Akhhh tolong lepaskan! aku ingin pulang!" Sarah berteriak histeris kala melihat sebuah tangan hitam dengan kuku yang tajam sedang memegang erat kakinya.
"lepas! lepaskan aku!" teriaknya lagi seraya mulai menendang tangan yang saat ini mencekal kakinya.
Tangan hitam legam yang kini berada tepas dibetisnya, mulai terlihat memanjang dan mulai mengeluarkan darah hitam segar dari pori pori kulitnya. Sarah yang melihat tangan tersebut, berteriak lebih histeris lagi dan mulai menutup matanya rapat rapat.
"Tolong! tolong aku!"
Suara tawa mengerikan seolah sedang menertawakan nasib Sarah yang saat ini sedang mengalami ketakutan yang luar biasa. Tak henti hentinya Sarah terus saja menendang serta mencoba melepaskan jari jari tangan tersebut agar sedikit longgar dan bisa melepaskan kakinya.
Ular besar dengan tubuh manusia dengan cepat meliuk liuk kearah Sarah dan mulai menyingkirkan tangan tersebut. Dalam pikiran Sarah, ia sangat yakin bahwa memang ini adalah akhir dari hidupnya yang menakutkan.
Namun, saat manusia setengah ular itu menengok kearah Sarah, ia begitu terkejut saat melihat wajah Irma yang cantik sedang menatao dirinya dengan senyum yang mengerikan.
Tanpa pikir panjang, Irma segera mengambil sepotong tangan tersebut dan melahapnya dengan rakus. Giginya yang tajam, mampu mengoyak tangan tersebut hanya dengan sekali gigitan saja.
"Ka...kau bagai..mana bisa?" tanya Sarah terbata bata.
Irma memakan habis tangan tersebut dan mulai menjilati darah segar yang menetes disetiap jari tangannya.
"Cepatlah lari Sarah. Kau tak salah apapun padaku, jadi kau akan kulindungi sampai kapanpun" Irma tersenyum manis kearah Sarah.
Sarah yang melihat kejadian mengerikan tersebut hanya bisa terdiam, berdiri mematung melihat Irma. Hingga akhirnya Irma yang tak punya banyak waktu, memilih untuk mendorong keras Sarah dengan ekor ular yang ia miliki hingga membuat Sarah terbanting keras menuju cahaya jingga tersebut.
*********
"Akkhhhhhhhhh ibuuuuu" pekik Sarah yang kini terbangun seketika, dengan keringat yang membanjiri seliruh tubuhnya.
"Sarah, sayang, kau sudah bangun nak? syukurlah" Ria memeluk erat tubuh putrinya dengan sangat erat seakan akan ia baru saja mendapatkan sebuah hadiah.
"Sayang, kau sudah kembali" ucap Danu seraya mencium kening putrinya.
"Ibu, Ayah, tadi aku...aku.." belum sempat Sarah menceritakan semua kejadian yang ia alami, Sarah baru mengingat janji yang harus ia lakukan untuk tak mengatakan apapun mengenai kejadian yang baru saja ia alami.
"Kamu kenapa sayang? ayo cerita sama ibu" ucap Ria penasaran.
Sarah terdiam membisu, tak ingin mengatakan apapun tentang apa yang sudah ia alami. Pengorbanan Irma untuk mengantarnya pulang sudah membuat Sarah merasa berhutang budi. Maka dari itu ia akan menjaga rahasia ini.
"Aku...aku tadi...Aku tadi bermimpi buruk ayah. Aku dikejar seekor kalajengking besar" Ucap Sarah berbohong.
"Apakah kau menyembunyikan sesuatu nak?" tanya si mbah dengan serius.
Sarah yang merasa gugup segera menggelengkan kepala dan mulai memeluk erat tubuh ibunya.
"Sudahlah, biarkan Sarah memulihkan dulu kondisi dan baru kita tanyai lagi mengenai apa yang baru saja ia alami" Danu mulai mencoba menenangkan Sarah.
"Bi, cepat ambilkan makanan dan minum untuk Sarah. Ku yakin pasti putriku sangat lapar karena sudah tiga hari ia tak bangun bangun" Ria mulai menyuruh pelayannya agar segera pergi kedapur.
"Tiga hari? kan aku baru bangun mah. Ibu kan tidur sama aku semalam, Kok ibu bilang aku tak bangun selama tiga hari sih?". tanya Sarah heran.
"Sayang, kamu udah tiga hari tak bangun bangun. Ibu sama ayah sudah memanggilkan dokter, dan banyak dukun untuk membangunkanmu namun semua itu tak berhasil. Kau malah bangun saat ibu kasih setetes darah kerbau kedalam mulutmu" ucap Ria yang sontak saja membuat Sarah muntah muntah.
"Ibu kasih aku darah kerbau? ibu jahat! ibu jahat! oekkk"
"Ibumu tak jahat nak! dia sengaja kusuruh melakukan ritual agar kau bisa kembali dari dunia jin dengan selamat" sanggah si mbah dengan geram.
Sarah begitu yakin bahwa, yang sudah membuat jiwanya kembali pada raganya sendiri ialah Irma yang sudah melindunginya dari berbagai macam makhluk gaib di hutan tadi.
"Maafkan ibu sayang. Ibu tak ada pilihan lain. Ibu sama ayah tak ingin sampai kau terus saja tertidur dan tak bangun bangun lagi" Ria mulai menangis dan meneteskan air mata kala mengingat sejak tiga hari lalu Sarah tak bangun bangun dari tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
nath_e
wah darah kerbau...menarik nih, ritual apakah itu🤔
2023-02-09
1